5 Macam Anugerah Allah SWT kepada Manusia

5 Macam Anugerah Allah SWT kepada Manusia

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Sabtu, 23 Sep 2023 15:00 WIB
Ilustrasi Muslim
Ilustrasi akal, salah satu anugerah Allah SWT. (Foto: Getty Images/iStockphoto)
Jakarta -

Manusia merupakan ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dan sebaik-baik makhluk dibandingkan dengan ciptaan Allah SWT yang lainnya. Disebutkan, ada lima macam anugerah yang diberikan kepada manusia.

Kesempurnaan ciptaan manusia oleh Allah SWT meliputi dari bentuk fisiknya maupun rohaninya. Manusia merupakan makhluk-Nya yang paling mulia, seperti dijelaskan dalam buku Agama Manusia & Tuhan, dalam Perspektif Al-Qur'an oleh Mbah Lul.

Manusia berbeda dengan makhluk Allah SWT yang lainnya. Namun, perkara yang membedakan adalah manusia dianugerahi akal yang dapat membantu mereka dalam melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Allah SWT berfirman dalam surah At-Tin ayat 4 yang bunyinya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

Artinya: "Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."

ADVERTISEMENT

Allah SWT sudah menganugerahkan banyak hidayah bahkan sebelum manusia lahir, apalagi setelah seseorang lahir.

5 Macam Anugerah Allah SWT yang Telah Diberikan Manusia

Dinukil dari buku Wawasan Islam: Pokok-Pokok pikiran Tentang Paradigma dan Sistem Islam oleh Saifuddin Anshari, Mufassir besar Syekh Ahmad Musthafa al-Maraghi menyebutkan dalam tafsirnya, 5 macam anugerah Allah SWT yang telah diberikan manusia. Berikut ulasan selengkapnya.

1. Hidayatul Ilhami

Hidayah Allah SWT yang telah diberikan manusia yang pertama adalah hidayatul ilhami atau insting. Syekh Thanthawi Jauhari menyebut hidayatul ilhami dengan sebutan ghazirah atau insting.

Ghazirah adalah denyut hati atau impuls yang terdapat dalam bakat manusia manusia binatang. Hidayatul ilhami juga merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu, dorongan ini tidak berdasarkan suatu pikiran, melainkan dorongan yang hanya bersifat animal, tidak berdasarkan pikiran panjang.

Hidayatul ilhami atau hidayat al ghazirati ini dianugerahkan oleh Allah SWT kepada manusia sejak bayi.

2. Hidayatul Hawasi

Anugerah Allah SWT yang telah diberikan manusia yang kedua adalah Hidayatul Hawasi. Hidayatul Hawasi maksudnya adalah panca indra yaitu alat badani yang peka terhadap rangsangan dari luar, seperti cahaya, bunyi, dan lain sebagainya.

Panca indra manusia yang dianugerahi Allah SWT antara lain alat penglihatan, alat pendengaran, alat penciuman, alat perasa, dan alat peraba (QS Al-Balad: 8-10).

3. Hidayatul Aqli

Anugerah Allah SWT yang telah diberikan manusia yang ketiga adalah hidayatul aqli. Diambil dari kata al-aqlu yang arti khususnya adalah akal dan arti luasnya adalah akal budi, budi, dan budaya manusia.

Akal inilah yang membedakan antara manusia dan hewan serta meninggikan derajat manusia daripada hewan karena akal seharusnya bisa digunakan untuk membedakan hal yang baik dan buruk.

4. Hidayatul Adyani

Anugerah Allah SWT yang telah diberikan manusia yang keempat adalah hidayatul adyani. Adyan adalah bentuk jamak dari kata dien yang memiliki arti agama. Dengan kata lain, hidayatul aqli maksudnya adalah manusia bisa mengerti dan memetik kebenaran dalam agama Allah SWT yang pastinya hal yang sangat baik dan benar.

5. Hidayatul Taufieqi

Anugerah Allah SWT yang telah diberikan manusia yang kelima adalah hidayatul taufieqi atau hidayah yang menjadikan agama sebagai pendamping hidup. Di samping ada agama sebagai hidayah Allah SWT yang keempat, Dia juga menganugerahkan manusia anugerah kelima yaitu hidayatul taufieqi atau al-ma'unah.

Hidayatul taufieqi ini adalah anugerah anugerah istimewa yang hanya Allah SWT bisa mengendalikannya. Bahkan Nabi Muhammad SAW tidak memiliki kuasa apapun terhadapnya.

Buktinya, Rasulullah SAW tidak sanggup memberi hidayah tingkat kelima ini kepada Abu Thalib RA, paman yang sangat mencintai beliau dan sangat beliau cintai. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 272 yang bunyinya:

لَيْسَ عَلَيْكَ هُدٰىهُمْ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَلِاَنْفُسِكُمْ ۗوَمَا تُنْفِقُوْنَ اِلَّا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ اللّٰهِ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ يُّوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ

Artinya: "Bukanlah kewajibanmu (Nabi Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allahlah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). Kebaikan apapun yang kamu infakkan, (manfaatnya) untuk dirimu (sendiri). Kamu (orang-orang mukmin) tidak berinfak, kecuali karena mencari rida Allah. Kebaikan apa pun yang kamu infakkan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu tidak akan dizalimi."




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads