Tanda Kiamat: Orang Tak Beralas Kaki Berlomba Dirikan Gedung Mewah

Tanda Kiamat: Orang Tak Beralas Kaki Berlomba Dirikan Gedung Mewah

Rahma Harbani - detikHikmah
Kamis, 24 Agu 2023 05:45 WIB
The Ping An Finance Center (平安國際金融中心) is a 115-storey, 599 m tall skyscraper located in Shenzhen, Guangdong Province, China. [
Ilustrasi. Apa maksud orang tak beralas kaki berlomba-lomba mendirikan gedung mewah sebagai tanda kiamat? (Foto: Getty Images/iStockphoto/Juan Carlos fotografia)
Jakarta -

Rasulullah SAW dalam haditsnya pernah menyebutkan salah satu kedatangan hari kiamat yakni orang-orang yang tak bersepatu membangun dan mendiami gedung-gedung mewah. Apa maksud dari hadits tersebut?

Dikutip dari Riyadush Shalihin Juz 1 karangan Imam An Nawawi, hadits tersebut bersumber dari cerita yang dikisahkan oleh Umar bin Khattab RA. Ia bercerita bahwa saat itu, para sahabat tengah duduk-duduk bersama Rasulullah SAW,

Kemudian, tiba-tiba seorang laki-laki yang berpakaian putih, rambut hitam, tidak memiliki bekas sehabis perjalanan, dan tidak ada seorang pun yang mengenalnya datang menghampiri mereka. Lelaki tersebut kemudian duduk mengambil tempat di dekat Rasulullah SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, lelaki itu menyentuhkan kedua lututnya pada lutut Rasulullah SAW hingga ia meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha Rasulullah SAW. Pada saat itulah, lelaki tak dikenal itu bertanya pada Rasulullah SAW. Ia bertanya tentang Islam, iman, dan ihsan yang dijawab satu per satu oleh Rasulullah SAW.

Hingga pertanyaan terakhir yang ditanyakannya pada Rasulullah SAW adalah soal hari kiamat. Lelaki itu bertanya, "Kapan hari kiamat?"

ADVERTISEMENT

Rasulullah SAW menjawab, "Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya."

Tidak sampai di situ, lelaki itu pun bertanya lagi, "Kalau begitu, terangkan tanda-tanda kiamat?"

Rasulullah SAW kemudian menjawab,

أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِى الْبُنْيَانِ

Artinya: "Jika hamba sahaya telah melahirkan dari majikannya dan orang-orang fakir miskin yang tidak bersepatu (dan) tidak berpakaian telah berlomba-lomba membangun gedung-gedung besar." (HR Muslim)

Dalam redaksi lainnya mengenai hadits tersebut disebutkan, "Orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang-telanjang, miskin-miskin dan sebagai penggembala kambing sama bermegah-megahan dalam gedung-gedung yang besar--karena sudah menjadi kaya raya dan bahkan menjabat sebagai pembesar negara."

Diketahui, Rasulullah SAW setelahnya mengabarkan pada Umar bin Khattab RA bahwa lelaki yang dari tadi bertanya padanya adalah Malaikat Jibril. Rasulullah SAW mengatakan, kedatangan malaikat tersebut untuk mengajarkan Islam kepada para sahabat, termasuk umat Islam.

Makna Fakir Miskin Membangun Gedung sebagai Tanda Kiamat

Makna redaksi hadits tanda kiamat tersebut terbagi ke dalam beberapa pendapat di kalangan para ahli. Ibnu Abbas RA pernah bertanya pada Rasulullah SAW mengenai redaksi siapa orang yang dimaksud Beliau dalam hadits tanda kiamat tersebut. Ia berkata,

"Ya Rasulullah, siapakah yang engkau maksud dengan penggembala kambing, orang yang tak beralas kaki lagi miskin itu?"

Rasulullah SAW menjawab, "(Yaitu) dari kalangan Arab." (HR Ahmad, dishahihkan oleh Ahmad dan Muhammad Syakir)

Abdul Wahab Abdussalam Thawilah dalam Al Masih Al Muntazhar wa Nihayah Al Alam berpendapat, kondisi tersebut terjadi saat orang-orang saling menyombongkan diri padahal dulunya mereka hidup serba kekurangan. Menurutnya, hal itu telah terjadi karena orang-orang Arab terus dikaruniai kekayaan dunia hingga mereka dapat terus memegahkan rumah mereka.

Lain lagi menurut Imam Nawawi yang mengatakan bahwa kalimat tersebut merujuk pada kelompok miskin hingga seolah-olah tak beralas kaki dan tak memiliki pakaian tiba-tiba menjadi pembesar-pembesar negeri yang kaya raya hingga mendiami gedung-gedung mewah

Disebutkan Imam Nawawi, keadaan negera tersebut menjadi tanda rusaknya keadaan negara. Sebab, perkara segenting pemerintahan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya. Imam Nawawi juga mengutip sebuah hadits yang berbunyi,

"Apabila sesuatu perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kerusakannya."

Sementara, menurut Hamka dalam tafsir Al Azhar Jilid 3, menurutnya redaksi hadits tersebut merujuk pada kiamat kecil yang dialami oleh mereka yang tengah diuji dengan kekayaan mendadak. "Sebab, dia tidak dapat mengendalikan kekayaan yang datang dengan tiba-tiba itu," jelasnya.

Hamka juga mengartikan bahwa hadits itu juga dapat merujuk pada keadaan negara yang dipimpin oleh pemimpin tidak amanah yang mempermainkan harta benda hingga negara tersebut berada di ambang kehancuran hari kiamat. Mereka tidak memerhatikan keadaan masyarakat yang hidup serba kekurangan.

Pendapat lain disebutkan oleh Ibnu Abhi Nashir dalam buku Khotbah & Kultum. Menurutnya, golongan dalam hadits tersebut maksudnya adalah kelompok masyarakat dengan strata sosial rendah. Sebab, penggembala adalah jenis pekerjaan yang paling banyak dilakukan kalangan miskin zaman Rasulullah SAW.

Untuk itu, Ibnu Abhi Nashir berpendapat, hadits tersebut menggambarkan keadaan kacau balau jelang hari kiamat seperti, semakin banyak masyarakat yang berlomba-lomba memburu kesenangan duniawi dan menjamurnya kebiasaan berfoya-foya. Pakaian, perhiasan, hingga rumah mewah dianggap sebagai pertimbangan utama untuk diterima di kelompok masyarakat.

Hal ini, jelas Ibnu Abhi Nashir, tidak luput pula dari kalangan miskin yang mencoba berbagai cara agar terlihat kaya raya. Hingga semakin banyak dari mereka yang melakukan berbagai cara untuk mencapai semua itu dengan berutang atau merampas hak-hak orang lain.

Wallahu'alam.




(rah/nwk)

Hide Ads