Puasa Asyura adalah amalan sunnah yang dikerjakan pada 10 Muharram. Namun, beberapa ulama juga menganjurkan puasa pada 11 Muharram atau satu hari setelah puasa Asyura. Mengapa demikian?
Kesunnahan berpuasa pada 10 Muharram disandarkan dari hadits dari Ibnu Abbas RA yang juga menyebut anjuran puasa Tasua pada 9 Muharram. Rasulullah SAW bersabda,
ÙÙØŠÙÙÙ Ø¹ÙØŽÙت٠إÙÙÙ ÙÙØ§ØšÙÙÙ ÙØ§ÙصÙÙÙ ÙÙÙÙ Ø§ÙØªÙÙØ§Ø³ÙعÙ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Sungguh jika aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tanggal 9 dan 10 (Muharram)." (HR Ahmad)
Para ulama juga mengartikan riwayat-riwayat yang mengandung perintah untuk berpuasa Asyura sebagai anjuran kesunnahan yang kuat. Dari hadits yang menceritakan saat Rasulullah SAW tiba di Madinah. Beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura.
Rasulullah SAW bertanya, "Hari apa ini?"
Mereka menjawab, "Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah."
Akhirnya, Rasulullah SAW bersabda, "Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa daripada kalian." Kemudian, Rasulullah SAW berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa." (HR Muslim)
Kenapa Dianjurkan Puasa 11 Muharram?
Salah satu ulama yang menganjurkan amalan ini adalah ulama Mazhab Syafi'i. Menurut ulama ini, puasa 11 Muharram dianjurkan khususnya bagi mereka yang berpuasa Asyura namun tidak didahului dengan puasa Tasua pada 9 Muharram.
Imam Syafi'i dalam Kitab Al Umm dan Al Imlaa' pun menyatakan kesunnahan untuk berpuasa pada tiga hari berturut-turut tersebut yakni puasa 9, 10, dan 11 Muharram.
Hal senada juga dianjurkan oleh para ulama Mazhab Hambali. Dikutip dari Prof Dr Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqhul Islam wa Adillathuhu Juz 3, kesunnahan berpuasa 11 Muharram berlaku bila seorang muslim tidak dapat memastikan waktu awal bulan Muharram sebagai bentuk jaga-jaga.
"Hendaknya dia berpuasa tiga hari (9, 10, dan 11 Muharram) agar dia bisa yakin telah melaksanakan puasa ini," demikian penjelasannya yang diterjemahkan oleh Prof Dr Wahbah Az Zuhaili.
Disebutkan pula oleh Imam Ahmad dalam Al Mughni. Menurutnya, puasa 11 Muharram dapat diamalkan bila ada permasalahan dalam penentuan bulan.
"Barang siapa yang ingin berpuasa 'Asyura, maka dia hendaknya berpuasa pada tanggal 9 dan 10, kecuali jika penentuan bulan bermasalah maka hendaknya berpuasa 3 hari, Ibnu Sirin mengatakan demikian," katanya.
Anjuran dari para ulama tersebut sejatinya dilandasi pada keterangan hadits yang dinukil dari Ibnu Abbas RA. Ia mengutip sabda Rasulullah SAW yang berkata,
صÙÙÙ ÙÙØ§ ÙÙÙÙÙ Ù Ø¹ÙØ§ØŽÙÙØ±ÙØ§Ø¡Ù Ø ÙÙØ®ÙاÙÙÙÙÙØ§ ÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙØ¯Ù Ø ØµÙÙÙ ÙÙØ§ ÙÙØšÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙØ§ Ø£ÙÙÙ ØšÙØ¹ÙدÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙØ§
Artinya: "Berpuasalah pada hari ke-10 dan bedakan diri dengan orang-orang Yahudi. Berpuasalah pada hari sebelumnya atau hari sesudahnya." (HR Ahmad)
Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannif yang dikutip oleh Thawus mengatakan, ia memilih untuk mengamalkan puasa setelah dan sebelum 10 Muharram. Sebab, Ibnu Abi Syaibah khawatir tidak mendapatkan keutamaan puasa 10 Muharram.
(rah/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
10 Negara yang Warganya Paling Rajin Berdoa, Indonesia Teratas