Sa'ad bin Mu'adz adalah salah satu Sahabat Nabi Muhammad yang dikenal sebagai pemimpin suku Bani Aus di Madinah, keturunan dari Bani Asyhali. Ayahnya bernama Muadz ibin al-Nu'man bin Imri'il Qais dan ibunya bernama Kabsyah binti Rafi, sebuah keluarga terpandang yang memiliki pengaruh besar di kalangan masyarakat Madinah pada masa itu.
Sebagai sosok yang berjiwa pemimpin dan berpengaruh, Sa'ad bin Mu'adz memeluk Islam pada tahun 622 M (1 H), sebelum kedatangan Rasulullah SAW di Madinah.
Ia termasuk di antara tokoh utama kaum Anshar yang berperan besar dalam menegakkan Islam dan memperkokoh persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar di awal berdirinya masyarakat Islam di Madinah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah Saad bin Muadz Dipikul Malaikat
Diceritakan dalam buku Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas IX, kisah Sa'ad bin Mu'adz merupakan salah satu peristiwa menakjubkan dalam sejarah Islam yang menunjukkan betapa mulianya kedudukan seorang sahabat yang beriman dan berjuang dengan sepenuh hati di jalan Allah.
Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa jenazah Sa'ad bin Mu'adz diperebutkan oleh 70 ribu malaikat, sebagai bentuk penghormatan atas keimanan dan pengorbanannya yang luar biasa.
"Inilah orang yang membuat Arsy bergetar, pintu-pintu langit dibuka, dan dihadiri oleh 70.000 malaikat. Sekali jasadanya dihimpit kemudian dilepaskan." (HR An-Nasa'i dari Ibnu Umar dengan sanad shahih; Shahih al-Jami')
Sa'ad bin Mu'adz adalah pemimpin Bani Abdul Asyhal yang terkenal karena keberaniannya dalam membela Islam sejak awal. Ia termasuk di antara sahabat yang memberikan dukungan penuh kepada Rasulullah SAW dalam berbagai peperangan penting, seperti Perang Badar dan Perang Uhud.
Dalam Perang Uhud, Sa'ad bin Mu'adz berdiri di sisi Rasulullah SAW dan menjadi perisai hidup bagi beliau. Keberaniannya yang luar biasa membuat namanya harum di kalangan kaum Muslimin, dan Rasulullah SAW sangat menghargainya sebagai salah satu pejuang sejati.
Ketika Perang Khandaq terjadi, Sa'ad bin Mu'adz kembali menunjukkan keteguhannya dalam mempertahankan Madinah. Namun, nasib berkata lain-ia terluka parah akibat panah yang dilepaskan oleh Hibban bin Qais Al-Arawah.
Rasulullah SAW sangat mencintai Sa'ad bin Mu'adz dan memerintahkan agar ia dirawat di kemah Rufaidah agar mudah dijenguk setiap hari. Setiap kali menjenguk, Rasulullah SAW tampak sedih melihat luka sahabat yang begitu setia mendampinginya di medan perang.
Beberapa waktu kemudian, Sa'ad bin Mu'adz dibawa pulang ke kampung halamannya untuk dirawat oleh keluarganya. Namun, tak lama setelah itu, berita wafatnya pun sampai kepada Rasulullah SAW, membuat beliau segera bergegas menuju rumah Sa'ad.
Ketika Rasulullah SAW dan para sahabat datang untuk mengangkat jenazahnya, mereka merasakan sesuatu yang luar biasa, tubuh Sa'ad terasa sangat ringan, seolah tidak memiliki bobot sama sekali. Para sahabat pun merasa heran dan bertanya-tanya tentang keanehan tersebut.
Rasulullah SAW kemudian menjelaskan bahwa jenazah Sa'ad bin Mu'adz terasa ringan karena dipikul oleh para malaikat. Beliau bersabda bahwa 70 ribu malaikat turun dari langit untuk berebut mengangkat dan memuliakan jenazah sahabat mulia itu.
Peristiwa ini menjadi bukti nyata bagaimana Allah memuliakan orang-orang yang beriman dan berjihad di jalan-Nya. Sa'ad bin Mu'adz bukan hanya dikenang sebagai pejuang, tetapi juga sebagai sosok yang mendapatkan kehormatan luar biasa dari langit.
Kisah jenazah Sa'ad bin Mu'adz yang diperebutkan oleh 70 ribu malaikat menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk senantiasa menegakkan iman dan keteguhan hati. Ia menjadi teladan abadi bahwa pengorbanan dan keikhlasan di jalan Allah tidak akan pernah sia-sia, bahkan akan mendapatkan kemuliaan yang tiada tandingannya di sisi Allah SWT.
(hnh/lus)












































Komentar Terbanyak
Innalillahi, Ketua Takmir Masjid Jogokariyan Meninggal Dunia
Bolehkah Rujuk Tanpa Menikah Ulang Setelah Talak 1?
Ditjen PHU Pamit dari Kemenag setelah 75 Tahun Tangani Haji Indonesia