Puasa Tasua adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada 9 Muharram. Dalam pelaksanaannya, umat Islam bisa membaca niat puasa Tasua terlebih dahulu.
Imam an-Nawawi dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin menjelaskan, anjuran pelaksanaan puasa 9 Muharram ini untuk membedakan dengan puasanya orang Yahudi. Menurut sebuah riwayat, orang Yahudi mengkhususkan tanggal 10 Muharram untuk berpuasa.
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad Ahmad, dari Abu Hurairah RA, ia menceritakan bahwa pada suatu hari Nabi SAW bertemu dengan sekelompok orang Yahudi yang sedang berpuasa hari Asyura, lalu Nabi bertanya, "Bertepatan dengan apakah hingga kalian berpuasa hari ini?"
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka menjawab, "Hari ini adalah hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan bani Israil dari penenggelaman, sedangkan Firaun ditenggelamkan, dan hari ini juga bertepatan dengan hari berlabuhnya kapal Nabi Nuh di Gunung Judiy. Pada hari inilah Nabi Nuh dan Nabi Musa berpuasa untuk mengungkapkan rasa syukur mereka kepada Allah."
Lalu Nabi berkata, "Aku lebih berhak untuk mengikuti Nabi Musa, dan aku lebih berhak untuk berpuasa pada hari ini."
Kemudian Nabi berkata kepada para sahabatnya, "Apabila kalian berniat puasa di pagi hari (yakni hari Asyura) maka teruskanlah dengan berpuasa pada hari itu, dan apabila kamu telah memakan makanan yang disediakan oleh istrimu maka janganlah kamu makan lagi di sisa hari itu (untuk menghormati hari Asyura)."
Ibnu Katsir dalam Qashash Al-Anbiyaa mengatakan, riwayat tersebut diperkuat dengan hadits serupa yang terdapat dalam Shahih Bukhari melalui sanad yang berbeda, namun tidak dengan penyebutan Nabi Nuh AS.
Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
ولَئِن بَقيتُ إِلَى قَابِل لَأَصُومَنُ التَّاسِعَ
Artinya: "Seandainya aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharram." (HR Muslim)
Umat Islam yang akan menjalankan puasa Tasua pada 9 Muharram bisa mengawalinya dengan berniat.
Niat termasuk rukun puasa dan menjadi penentu arah apa yang dilakukan, sebagaimana dijelaskan dalam buku Perbandingan Mazhab Fiqh karya Syaikhu dan Norwili.
Waktu Membaca Niat Puasa Tasua
Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi dalam Kitab Al-Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Ara'ah menjelaskan, ulama mazhab Syafi'i berpendapat bahwa niat puasa sunnah boleh dilakukan kapan saja, bahkan ketika hari sudah siang sekalipun dengan syarat belum masuk waktu zuhur dan belum melakukan sesuatu yang dapat membatalkan puasa (contohnya sudah makan atau minum sesuatu).
Hal tersebut berbeda halnya dengan puasa Ramadan yang wajib diniatkan pada malam hari hingga sebelum fajar.
Bacaan Niat Puasa Tasua
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatit Tasû'â lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Saya berniat berpuasa sunnah Tasua esok hari karena Allah Ta'ala."
Jika ingin melakukan niat puasa Tasua pada pagi hari, maka bisa membaca bacaan berikut,
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma tasu'a sunnatan lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Saya berniat berpuasa sunnah Tasua, sunnah karena Allah Ta'ala."
Puasa Tasua 2023 jatuh pada Kamis, 27 Juli 2023. detikers bisa membaca niat puasa Tasua mulai malam ini, Rabu (26/7/2023) atau esok hari.
(kri/nwk)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Acara Habib Rizieq di Pemalang Ricuh, 9 Orang Luka-1 Kritis