8 Tradisi Idul Adha di Indonesia, dari Manten Sapi Sampai Jemur Kasur

8 Tradisi Idul Adha di Indonesia, dari Manten Sapi Sampai Jemur Kasur

Naja Sarjana - detikHikmah
Rabu, 28 Jun 2023 08:12 WIB
Warga berebut gunungan saat acara Grebeg Syawal 1444 H Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe, Kauman, Yogyakarta, Sabtu (22/4/2023). Grebeg Syawal yang menjadi simbol ungkapan syukur Keraton Yogyakarta atas segala limpahan rejeki dan keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa itu tahun ini kembali digelar secara luring dan dihadiri ribuan warga setelah tiga tahun tidak diadakan karena pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/nym.
Tradisi menyambut Idul Adha, Grebeg Gunungan di Keraton Yogyakarta. Foto: Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko
Jakarta - Hari Raya Idul Adha merupakan peringatan penting yang dirayakan oleh umat Muslim. Hari Raya Idul Adha identik dengan ibadah kurban di mana umat Muslim akan menyembelih sejumlah hewan sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.

Indonesia terkenal memiliki berbagai macam tradisi di setiap daerahnya. Begitu pula dengan perayaan Hari Idul Adha. Ada banyak sekali tradisi Idul Adha.

Penasaran dengan apa saja tradisi Idul Adha di Indonesia? Simak 8 tradisi Idul Adha di Indonesia berikut ini.

Tradisi Idul Adha di Indonesia

Sejumlah tradisi Idul Adha di Indonesia turut meramaikan perayaan Idul Adha di sejumlah daerah dengan keunikannya masing-masing. Simak daftarnya berikut ini.

1. Tradisi Kaul Negeri dan Abda'u - Maluku Tengah

Di Maluku Tengah, ada tradisi Kaul Negeri dan Abda'u. Tradisi ini dilaksanakan oleh warga Negeri Tulehu yang unik pada Hari Raya Idul Adha. Tradisi Kaul Negeri dan Abda'u ini bertujuan untuk menolak bala dan meminta pertolongan kepada Allah SWT.

Sejumlah pemuka agama akan menggendong 3 ekor kambing dengan menggunakan kain setelah shalat Idul Adha. Mereka akan berkeliling desa menuju masjid sambil melakukan takbir dan shalawat. Setelah Ashar, barulah mereka melakukan proses penyembelihan hewan kurban.

2. Tradisi Accera Kalompoang di Gowa

Di Gowa, Sulawesi Selatan, ada tradisi Accera Kalompoang. Tradisi Idul Adha yang unik ini cukup sakral dan dilaksanakan selama dua hari berturut-turut sejak satu hari sebelum Idul Adha. Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk menjaga silaturahmi antara keluarga kerajaan dan pemerintah setempat.

Accera Kalompoang merupakan acara dimana benda-benda bersejarah peninggalan Kerajaan Gowa dicuci. Prosesi pencucian ini dilaksanakan di Istana Raja Gowa atau Rumah Adat Balla Lompoa pada Hari Raya Idul Adha.

3. Tradisi Ngejot di Bali

Tradisi Ngejot di LombokTradisi Ngejot di Lombok. Foto: (dok. Paer Lenek)

Meskipun mayoritas masyarakatnya beragama Hindu, umat Muslim di Bali juga memiliki tradisi Idul Adha yang bertujuan untuk menjaga toleransi beragama di Bali.

Tradisi Idul Adha yang dilaksanakan di bali dikenal dengan nama Ngejot. Pada saat Idul Adha, umat Muslim di Bali akan berbagi makanan, minuman, serta buah kepada para tetangga yang non muslim.

Kegiatan ini merupakan bentuk syukur dari umat Muslim Bali kepada para tetangganya yang memiliki toleransi tinggi dan telah dilaksanakan selama bertahun-tahun lamanya.

4. Tradisi Jemur Kasur - Banyuwangi

Tradisi Idul Adha di Indonesia selanjutnya dilaksanakan di Banyuwangi dengan nama Jemur Kasur atau Mepe Kasur. Tradisi ini dilakukan menjelang Hari Raya Idul Adha oleh suku Osing di Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi.

Seperti namanya, warga akan menjemur kasur di depan rumah dari pagi hingga sore hari. Sebelum menjemur kasur, sejumlah warga akan memulai prosesi dengan Tari Gandrung. Tujuan dari tradisi ini adalah menolak bala dan menjaga keharmonisan rumah tangga.

5. Toron dan Nyalase - Madura

Tradisi Idul Adha di Madura dikenal dengan nama Toron dan Nyalase. Toron memiliki arti "mudik". Pada Hari Raya Idul Adha, warga Madura yang tinggal atau bekerja di luar kota akan berbondong-bondong mudik ke Madura.

Selain Toron, warga Madura juga akan melakukan Nyalase atau ziarah ke makam yang bertujuan untuk mendoakan para leluhur. Tradisi Nyalase ini dilaksanakan setelah pelaksanaan shalat Idul Adha.

6. Manten Sapi - Pasuruan

Ritual manten sapi di Pasuruan sebelum Idul Adha.Ritual manten sapi di Pasuruan sebelum Idul Adha. Foto: Muhajir Arifin/detikcom

Sehari sebelum perayaang Idul Adha, masyarakat Pasuruan memiliki tradisi yang dikenal dengan nama Manten Sapi. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan bagi sapi dan hewan kurban yang akan disembelih keesokan harinya.

Tradisi Manten Sapi ini seperti adat pernikahan Jawa. Sapi akan dimandikan dengan air kembang terlebih dahulu dan mengenakan kalung dari bunga tujuh rupa. Bagian tubuh sapi kemudian akan ditutup dengan kain putih.

Setelah itu, masyarakat akan melakukan arak-arakan menuju masjid untuk menyerahkan sapi kepada panitia kurban.

7. Grebeg Gunungan - Yogyakarta

Warga berebut gunungan saat acara Grebeg Syawal 1444 H Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe, Kauman, Yogyakarta, Sabtu (22/4/2023). Grebeg Syawal yang menjadi simbol ungkapan syukur Keraton Yogyakarta atas segala limpahan rejeki dan keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa itu tahun ini kembali digelar secara luring dan dihadiri ribuan warga setelah tiga tahun tidak diadakan karena pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/nym.Warga berebut gunungan saat acara Grebeg Syawal 1444 H Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe, Kauman, Yogyakarta, Sabtu (22/4/2023). Foto: Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko


Saat Idul Fitri, masyarakat Yogyakarta memiliki tradisi Grebeg Syawal. Sedangkan pada perayaan Idul Adha, tradisi tersebut dikenal dengan nama Grebeg Gunungan.

Hasil tani yang disusun berbentuk 7 buah gunungan akan diarak mulai dari Keraton Jogja hingga Masjid Gede Kauman. Ketujuh gunungan nantinya akan dibagi di 3 tempat berbeda yakni halaman Kagungan dalem Masjid Gede, Pendopo Kawedanan Pengulon, dan Kepatihan serta Puro.

Warga yang ikut menonton akan berebut hasil tani yang diarak. Jika berhasil, warga dipercaya akan kedatangan berkah.

8. Gamelan Sekaten - Surakarta

Dua gamelan Sekaten Keraton Yogyakarta, Kiai Guntur Madu dan Kiai Nogowilogo dibunyikan selama 7 hari berturut di Masjid Besar Kauman.Tradisi gamelan Sekaten Keraton Yogyakarta. Foto: Edzan Raharjo/detikcom

Tradisi Idul Adha di Indonesia yang terakhir adalah Gamelan Sekaten di Surakarta. Tradisi ini akan mempertunjukkan penampilan gamelan sekaten sebagai pengaruh Wali Songo.

Gamelan Sekaten sebenarnya tidak hanya ada saat Idul Adha, tetapi juga Idul Fitri. Saat Idul Adha, tabuhan gamelan sekaten dimulai setelah shalat Idul Adha.

Itulah tradisi Idul Adha di Indonesia yang unik. Selamat Hari Raya Idul Adha, detikers!


(khq/fds)

Hide Ads