Sholat Witir lebih dianjurkan untuk diakhirkan pengerjaannya bagi yang terbiasa melaksanakan salat tahajud. Bulan Ramadan menjadi momen yang tepat melakukan tata cara dan bacaan niat sholat Witir 3 rakaat setelah Tahajud dan sebelum melaksanakan sahur.
Keterangan tersebut didasarkan dari K.H. Imaduddin Utsman al-Bantanie dalam Buku Induk Fikih Islam Nusantara yang mengutip Kitab Nihayat al Zein. Menurut penjelasan tersebut, orang yang sudah mengerjakan sholat Witir setelah Isya tidak boleh mengulangnya lagi setelah Tahajud.
"Bagi orang yang yakin akan bangun di waktu malam maka yang terbaik adalah melaksanakan witir sebagai akhir dari salat malam. Tapi bagi yang tidak yakin akan bangun malam maka melaksanakannya setelah ba'diyah Isya itu lebih baik," demikian bunyi keterangan kitab tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu dikuatkan dengan salah satu riwayat hadits yang berbunyi, "Barang siapa yang khawatir tidak bisa salat Witir di tengah malam, hendaknya salat di awal malam. Namun, barang siapa bisa mengerjakan salat Witir di akhir malam maka lakukanlah." (HR Muslim)
Melansir buku Syarah Fathal Qarib Diskursus Ubudiyah Jilid Satu oleh Tim Pembukuan Mahad Al-Jamiah Al-Aly UIN Malang, waktu pengerjaan salat Witir sebetulnya berada di rentang antara waktu salat Isya dan terbitnya fajar. Namun, waktu yang utama untuk Witir adalah pada akhir malam berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar RA.
Rasulullah SAW bersabda,
اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
Artinya: :Jadikanlah Witir sebagai sholat malam kalian yang terakhir." (HR Bukhari dan Muslim)
Disebut dengan sholat Witir karena bilangan rakaatnya ganjil atau diakhiri dengan satu rakaat ganjil, berbeda dengan sholat-sholat lainnya. Menurut Ustadz Hasan Albany dalam buku The Miracle of Night Shalat Tahajud, rakaat sholat witir biasanya dikerjakan dengan minimal satu rakaat dan maksimal sebelas rakaat.
Namun, sebagaimana sholat lainnya, bacaan niat sholat Witir disesuaikan dengan jumlah rakaat. Berikut bacaan niat sholat Witir 3 rakaat disertai dengan tata cara pelaksanaannya,
Niat Sholat Witir 3 Rakaat setelah Tahajud Sendiri dan Tata Caranya
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Ushalli sunnatal witri tsalâtsa raka'âtin mustaqbilal qiblati adâ'an lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Aku menyengaja salat sunnah sholat Witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah Ta'ala,"
Pada dasarnya, tata cara pelaksanaan sholat Witir sama dengan tata cara pelaksanaan sholat seperti biasa. Dimulai dari membaca niat, kemudian diakhiri dengan salam. Ini rinciannya.
- Membaca niat
- Takbiratul Ihram
- Membaca surat Al-Fatihah
- Membaca surat pendek
- Rukuk
- Iktidal (membaca doa qunut pada rakaat terakhir)
- Sujud
- Tahiyat akhir
- Salam
Setelah salam, biasanya sholat Witir ditutup dengan membaca doa sholat Witir sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Di samping itu, ada kebiasaan Rasulullah SAW dalam memilih bacaan surah Al-Qur'an saat beliau mengamalkan sholat Witir 3 rakaat.
Keterangan itu bersumber dari hadits Ubay bin Ka'ab RA. Berikut bunyi haditsnya,
عن أبي بن كعب قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يوتر بسبح اسم ربك الأعلى وقل يا أيها الكافرون وقل هو الله أحد
Artinya: "Dan dari Ubay bin Ka'ab RA, bahwasanya Nabi SAW biasa membaca Sabbihisma rabbikal a'la (surah Al A'la) pada rakaat pertama sholat Witir. Dan pada rakaat kedua beliau membaca Qul ya ayyuhal kafirun (surah Al Kafirun). Lalu pada rakaat ketiga, beliau membaca Qul huwallahu ahad (surah Al Ikhlas). Beliau tidak salam melainkan pada rakaat terakhir." (HR Ahmad)
Anjuran untuk mengerjakan sholat Witir sudah diterangkan dalam salah satu hadits Rasulullah SAW. Sholat Witir termasuk dalam tiga wasiat sholat yang tidak pernah ditinggalkan olehnya. Berikut bunyinya,
أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
Artinya: "Rasulullah mewasiatkan kepadaku tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan selama hidupku, yaitu sholat Dhuha, berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, dan sholat Witir sebelum tidur." (HR Bukhari dan Muslim)
(rah/erd)
Komentar Terbanyak
Eks Menag Yaqut Tegaskan 2 Rumah Rp 6,5 M yang Disita KPK Bukan Miliknya
KPK Sebut Pejabat Kemenag Tiap Tingkat Dapat Jatah di Kasus Korupsi Kuota Haji
Perjalanan Umrah Ruben Onsu, Doa yang Cepat Diijabah dan Bisa Cium Hajar Aswad