Doa Malam 1 Rajab: Arab, Latin, dan Artinya

Doa Malam 1 Rajab: Arab, Latin, dan Artinya

Daffa Ichyaul Majid Sarja - detikHikmah
Sabtu, 20 Des 2025 15:01 WIB
Doa Malam 1 Rajab: Arab, Latin, dan Artinya
Ilustrasi membaca doa malam satu Rajab. Foto: Getty Images/iStockphoto/FOTOKITA
Jakarta -

Bulan Rajab menjadi salah satu momen istimewa yang dinantikan umat Islam. Bulan ini termasuk dalam empat bulan haram (mulia) yang diagungkan Allah SWT.

Karena kemuliaannya, umat Islam dianjurkan untuk mengisi bulan Rajab dengan berbagai amalan saleh. Salah satu amalan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW adalah memanjatkan doa ketika melihat hilal atau menyambut malam satu Rajab.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Bulan Rajab

Dijelaskan dalam Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah susunan Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa, secara bahasa Rajab berasal dari kata "rajaba ar-rajulu rajaban" yang artinya menggugah dan memuliakan.

Dinamakan Rajab karena pada masa jahiliyah bulan ini sangat diagungkan, salah satunya dengan tidak bolehnya perang pada bulan tersebut.

ADVERTISEMENT

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surah At-Taubah ayat 36:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ٣٦

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."

Salah satu dalil yang menunjukkan bahwa bulan Rajab sangat diagungkan pada masa jahiliah adalah riwayat Ibnu Abi Syaibah dari Kharasyah bin Hurr, dia berkata, "Saya melihat Umar memukul tangan-tangan manusia pada bulan Rajab agar mereka meletakkan tangan mereka di piring, kemudian beliau mengatakan, 'Makanlah oleh kalian, karena sesungguhnya Rajab adalah bulan yang diagungkan oleh orang-orang jahiliah."

Doa Malam 1 Rajab

Dinukil dari buku Hikmah Bulan Rajab dan Sya'ban karya Dimitri Mahayana, di dalam Mafatih al-Jinan disebutkan bahwa ketika Rasulullah SAW melihat hilal (bulan sabit) penanda datangnya bulan Rajab, beliau berdoa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا شَهْرَ رَمَضَانَ وَأَعِنَّا عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَحِفْظِ اللَّسَانِ وَغَضِ الْبَصَرِ وَلَا تَجْعَلْ حَطَّنَا مِنْهُ الْجُوعَ وَالْعَطَشَ

Allahumma barik lana fi Rajaba wa Sha'bana wa ballighna Shahra Ramadhana, wa a'inna 'alas-shiyami wal-qiyami wa hifzhil-lisani wa ghaddhil-bashari, wala taj'al haththana minhu al-ju'a wal-'athasya.

Artinya: "Ya Allah, berkatilah kami dalam bulan Rajab dan Syakban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. Tolonglah kami untuk shiyam dan qiyam serta menjaga lisan dan menundukkan pandangan. Jangan jadikan bagian kami darinya hanya rasa lapar dan haus."

Doa tersebut dikutip oleh Muhyiddin Abi Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar.

Ada juga doa malam satu Rajab dengan lafaz lebih pendek berikut:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Allaahumma baarik lanaa fii rajaba wa sya'baana, wa ballighnaa ramadhaana.

Artinya: "Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Syakban, dan sampaikan kami di bulan Ramadan."

Doa tersebut terdapat dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya dari Anas bin Malik.

Menurut penelusuran detikHikmah, hadits tentang doa awal Rajab dinilai mungkar. Di dalamnya ada perawi bernama Zaidah bin Abi Raqad dan Ziyad An-Namiri.

Abu Hatim berkata, "Diriwayatkan dari Ziyad An-Namiri dari Anas beberapa hadits yang marfu' mungkar, dia tidak tahu dari dia atau dari Ziyad dan saya tidak tahu apakah diriwayatkan tentangnya selain Ziyad, tetapi kami memakai haditsnya sebagai hujjah."

Sementara Ibnu Hibban menyebut itu tidak bisa dijadikan hujjah. Demikian seperti dijelaskan Abdurrahman Al-Mukaffi dalam buku 89 Kesalahan Seputar Puasa Ramadhan.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads