Pada malam tersebut biasanya umat Islam akan mengadakan kegiatan dalam rangka memperingati Nuzulul Qur'an. Seperti tadarus Al-Qur'an, tumpengan, hingga doa bersama.
Apa yang Dimaksud Nuzulul Qur'an?
Nuzulul Qur'an adalah peristiwa turunnya Al-Qur'an untuk pertama kalinya sebanyak lima ayat kepada Rasulullah SAW. Wahyu tersebut disampaikan oleh Malaikat Jibril.
Disebutkan dalam buku Pengantar Studi Al Quran karya Abdul Hamid, wahyu pertama yang turun tersebut adalah surah Al Alaq ayat 1-5. Allah SWT berfirman,
ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS Al Alaq: 1-5)
Imam Suyuthi mengatakan dalam Kitab Al Itqan fi Ulum al Quran, pendapat yang menyebut surah Al Alaq ayat 1-5 adalah surah yang pertama kali diturunkan Allah SWT ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah RA.
Dalam riwayat tersebut dikatakan, kelima ayat tersebut turun melalui Malaikat Jibril pada 17 Ramdan 610 M di Gua Hira. Ini menjadi pendapat yang diyakini para ulama.
Peristiwa turunnya lima ayat pertama Al-Qur'an ini oleh umat Islam khususnya di Indonesia diperingati sebagai Nuzulul Qur'an.
Termasuk Keutamaan Bulan Ramadan
Sementara itu, Deni Darmawan dalam buku Keajaiban Ramadan menjelaskan mengenai keistimewaan bulan Ramadan sebagai bulan diturunkannya Al-Qur'an. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 185,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."
Para ulama menyebut bahwa Ramadan sebagai bulan (Syahrul Quran). Sementara itu, umat Islam terkhususnya di Indonesia selalu memperingati malam turunnya Al-Qur'an (Nuzulul Qur'an) pada tanggal 17 Ramadan.
Peringatan ini sebagai syiar di tengah masyarakat, agar umat Islam senantiasa menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup.
Bukan hanya itu, peringatan ini juga menyadarkan kita bahwa Al-Qur'an bukan sekedar pajangan di rumah atau bahkan seperangkat akad nikah.
Menurut sebuah riwayat, membaca 1 huruf Al-Qur'an sama saja mendapat 10 kebaikan. Dari Ibnu Mas'ud RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf. Tetapi satu alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR At-Tirmidzi)
Pandangan Ulama Terkait Peringatan Nuzulul Qur'an
Abdurrahman Al-Mukaffi dalam buku 89 Kesalahan Seputar Puasa Ramadan mengatakan, peringatan Nuzulul Qur'an tidak ada pada zaman Rasulullah SAW.
Menyikapi hal itu, ia mengatakan, kewajiban kaum muslimin adalah mencukupkan diri dengan apa yang telah disyariatkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Seperti firman Allah SWT:
اَمْ لَهُمْ شُرَكٰۤؤُا شَرَعُوْا لَهُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا لَمْ يَأْذَنْۢ بِهِ اللّٰهُ ۗوَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗوَاِنَّ الظّٰلِمِيْنَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
Artinya: "Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang menetapkan bagi mereka aturan agama yang tidak diizinkan (diridai) oleh Allah? Seandainya tidak ada ketetapan yang pasti (tentang penundaan hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan. Sesungguhnya orang-orang zalim itu akan mendapat azab yang sangat pedih." (QS Asy-Syura: 21)
Nuzulul Qur'an umumnya diperingati dengan membaca Al-Qur'an bersama-sama. Membaca Al-Qur'an sendiri termasuk amalan yang diperintahkan Allah SWT dan rasul-Nya.
Perintah membaca Al-Qur'an termaktub dalam surah Al 'Ankabut ayat 45. Allah SWT berfirman,
اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Artinya: "Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Imam Ibnu Katsir menerangkan dalam kitab tafsirnya, ayat tersebut berisi perintah dari Allah SWT kepada Rasul-Nya dan orang-orang mukmin untuk membaca Al-Qur'an dan menyampaikannya kepada manusia.
Rasulullah SAW juga memerintahkan kepada umatnya untuk membiasakan membaca Al-Qur'an. Hal ini dikatakan dalam sebuah hadits yang turut dinukil Syaikh Manaa' Al-Qaththan dalam Kitab Mabahits fi Ulumil Quran. Rasulullah SAW bersabda,
تَعَاهَدُوْا هَذَا الْقُرْآنَ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَلُّتًا مِنَ اْلإِبِلِ فِي عُقُلِهَا
Artinya: "Biasakanlah membaca Al-Qur'an. Demi Dzat yang Jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh Al-Qur'an itu lebih mudah lepas daripada unta yang lepas dari tali kekangnya." (HR Muslim)
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana