Apakah Berbohong dapat Membatalkan Puasa Ramadan? Ini Penjelasannya

Apakah Berbohong dapat Membatalkan Puasa Ramadan? Ini Penjelasannya

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Minggu, 26 Mar 2023 06:00 WIB
Portrait of a young man with tape on mouth over colored background
Ilustrasi Berbohong (Foto: admin)
Jakarta -

Puasa merupakan kewajiban seluruh umat Islam di dunia. Ibadah wajib tersebut dilakukan untuk menahan diri dari hawa nafsu dan perbuatan-perbuatan yang dapat membatalkan puasa.

Dalam pelaksanaannya, terdapat sejumlah keraguan di kalangan muslim. Ini mengacu pada tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan di bulan puasa, seperti berbohong.

Berbohong merupakan perbuatan berdusta dan tergolong sebagai hal tercela dalam Islam. Bahkan, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW berbohong disebut sebagai salah satu dari tanda orang yang munafik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tanda orang munafik ada tiga: berkata bohong, ingkar janji, mengkhianati amanah," (HR Bukhari & Muslim).

Allah SWT sangat membenci pendusta. Dalam surat Az Zumar ayat 60 dijelaskan bahwa pada hari kiamat kelak, para pendusta akan dibangkitkan dengan keadaan yang sangat mengerikan.

ADVERTISEMENT

وُجُوهُهُم مُّسْوَدَّةٌ ۚ أَلَيْسَ فِى جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْمُتَكَبِّرِينَ

Arab latin: Wa yaumal-qiyāmati tarallażīna każabụ 'alallāhi wujụhuhum muswaddah, a laisa fī jahannama maṡwal lil-mutakabbirīn

Artinya: "Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?"

Apakah Berbohong Membatalkan Puasa?

Menurut Quraish Shihab dalam buku M Quraish Shihab Menjawab, berbohong tidak membatalkan puasa. Namun, hal tersebut mengurangi pahala puasa seseorang.

Jadi, jika memang terpaksa carilah kata yang mengandung dua makna agar menghindari kebohongan. Adapun Abdurrahman Al-Auza'i salah satu ulama besar Syam pada eranya mengatakan bahwa berbohong, menggunjing, mencaci maki dan mengadu domba dapat membatalkan puasa.

Mengutip dari buku Berislam di Era Milenial oleh Khoirul Anwar, pendapat Al-Auza'i itu mengacu pada sebuah hadits nabi yang berbunyi:

"Ada lima hal yang membatalkan puasa, yaitu menggunjing, mengadu domba, berbohong, melihat atau berkhayal disertai libido, dan sumpah palsu,"

Pada hadits tersebut, batal puasa ditafsirkan sebagai batal pahalanya dan larangan keras untuk melakukannya. Mayoritas ulama berpendapat bohong tidak membatalkan puasa, namun menghilangkan pahala puasa.

Ibadah puasa Ramadan bertujuan membentuk pribadi yang lebih bertakwa. Di antara sifat orang bertakwa ialah jujur, adil, bijaksana, dan berhati-hati dalam perkara yang tidak diketahui pasti kebenarannya, seperti disebutkan dalam buku Khutbah Jumat Pilihan di Era Millenial tulisan Asep Safa'at Siregar.

Jadi, jika seorang muslim berbohong maka puasanya akan sia-sia. Oleh karenanya, kita harus berhati-hati dalam berkata serta menjaga lisan selama berpuasa.




(aeb/lus)

Hide Ads