Mengenal Sifat Maksum yang Dimiliki Para Nabi dan Rasul

Mengenal Sifat Maksum yang Dimiliki Para Nabi dan Rasul

Nilam Isneni - detikHikmah
Senin, 13 Mar 2023 09:00 WIB
Symbol of the Shia Muslim religion with an Ayatollah who prays and preaches in front of his followers by stretching a finger upwards.
Ilustrasi sifat maksum yang dimiliki nabi dan rasul. Foto: Getty Images/iStockphoto/Pict Rider
Jakarta -

Maksum merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh para nabi dan rasul. Sifat maksum adalah terhindar dari dosa untuk menjaga kemuliaan dan martabat rasul kepada kaumnya.

Abduh Al Baraq dalam bukunya Bukan Dosa Ternyata Dosa menjelaskan bahwa sifat maksum hanya dimiliki oleh para nabi dan rasul. Dijelaskan bahwa Allah SWT telah memberikan keistimewaan kepada setiap rasul dengan kemaksumannya.

Artinya, kata Abduh Al Baraq, Allah SWT menghapus kesalahan-kesalahan para nabi dan rasul untuk menjaga mereka dari kesalahan lainnya. Para nabi dan rasul terhindar dari hawa nafsu yang menjerumuskan pada kesalahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut dikarenakan mereka adalah pembawa risalah Allah SWT. Jika terdapat kesalahan dalam dirinya maka kesalahan tersebut akan menggugurkan risalah-Nya. Sebagaimana Allah SWT menjelaskan mengenai kemaksuman dari Nabi Muhammad SAW melalui firman-Nya,

وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْاُوْلٰى وَاَقِمْنَ الصَّلٰوةَ وَاٰتِيْنَ الزَّكٰوةَ وَاَطِعْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًاۚ ٣٣

ADVERTISEMENT

Artinya: "Tetaplah (tinggal) di rumah-rumahmu dan janganlah berhias (dan bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu. Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, serta taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah hanya hendak menghilangkan dosa darimu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (QS Al-Ahzab: 33)

Masih dalam buku yang sama dijelaskan bahwa dalam ayat di atas jelas bahwa Allah SWT melindungi Rasulullah SAW dari perilaku dosa. Rasulullah SAW telah dipersiapkan untuk menjadi teladan bagi seluruh umat manusia.

Kemaksuman Rasulullah SAW tentu menyangkut ke dalam kiprahnya sebagai seorang rasul. Tanpa adanya kemaksuman, tentu yang menjadi tanggung jawabnya pun akan menjadi hancur karena pembawaannya yang masih bergantung kepada hawa nafsu dan ketidakterjagaan akhlak.

Jika tidak ada kemaksuman, semua yang dibawanya sebagai sebuah risalah hanya permainan bagi musuh-musuhnya. Jika Rasulullah SAW mempunyai kesalahan sedikit saja maka dampak itu akan berpengaruh terhadap keseluruhan dakwah beliau.

Oleh karena itulah, Allah SWT memberi keistimewaan dengan memaksumkan Nabi Muhammad SAW dan nabi-nabi yang lain agar dalam penyampaian dakwahnya tidak ada penyimpangan sama sekali. Demikian menurut penjelasan Abduh Al Baraq.

Kisah Nabi Yusuf dan Sifat Maksumnya

Dalam buku Kiat Bijak Mengambil Keputusan karya Amru Khalid disebutkan, sifat maksum yang dimiliki para nabi dan rasul juga terlihat pada kisah Nabi Yusuf AS. Allah SWT berfirman,

اِذْ قَالُوْا لَيُوْسُفُ وَاَخُوْهُ اَحَبُّ اِلٰٓى اَبِيْنَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ ۗاِنَّ اَبَانَا لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ ٨

Artinya: "(Ingatlah,) ketika mereka berkata, "Sesungguhnya Yusuf dan saudara (kandung)-nya lebih dicintai Ayah daripada kita, padahal kita adalah kumpulan (yang banyak). Sesungguhnya ayah kita dalam kekeliruan yang nyata." (QS Yusuf: 8)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa semua saudara Yusuf AS mungkin mempunyai hak untuk mengungkapkan kekesalannya kepadanya, karena sang ayah, Nabi Yaq'qub AS, lebih mengistimewakan Yusuf AS daripada semua saudaranya yang lain.

Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan saat itu Nabi Yusuf AS adalah anak bungsu yang pada saat itu masih kecil. Sehingga, ia mesti mendapat perawatan, penjagaan, dan perhatian lebih.

Dalam hal ini, letak kesalahannya bukan pada Nabi Ya'qub AS melainkan pada pandangan anak-anak Nabi Ya'qub AS yang merasa iri pada Nabi Yusuf AS. Inilah bentuk dari penyakit hati dan kedengkian serta kebencian mereka.

Bisa saja, mereka dengki akan paras dari Nabi Yusuf AS yang sudah terlihat sejak kecil, namun yang jelas mereka ingin mencari-cari alasan untuk membenarkan kedengkian mereka terhadapnya.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads