Pedagang Gujarat Bawa Islam ke Indonesia, Apa Buktinya?

Pedagang Gujarat Bawa Islam ke Indonesia, Apa Buktinya?

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah
Rabu, 01 Mar 2023 09:45 WIB
Makam dan nisan kuno di Azerbaijan yang mirip dengan makam-nisan kuno di Barus-Sumut dan Aceh Utara-Aceh (Dokumentasi Dubes RI untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie)
Ilustrasi. Seperti apa bukti yang mendukung teori Gujarat? (Dokumentasi Dubes RI untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie)
Jakarta -

Pedagang Gujarat erat dikaitkan dengan daerah dagang yang luas berkat keahlian berlayarnya. Dengan luasnya daerah yang mereka jamah maka diduga Islam pun turut serta mereka sebarkan sembari berdagang.

Teori pedagang Gujarat adalah salah satu diantara 4 teori penyebaran Islam di Indonesia. Teori penyebaran itu adalah teori Gujarat, teori Persia, teori Mekkah, dan teori Cina.

Mengutip buku Monumen Islam di Sulawesi Selatan karya Dr. Akin Duli, dkk, berikut penjelasan pengaruh penyebaran Islam dari teori Gujarat bersama dengan buktinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Batu Nisan Kuno Bukti Gujarat di Indonesia

Bukti Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dapat terlihat jelas melalui bukti batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al-Saleh pada tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat. Berdasarkan bukti tersebut maka dapat ditelisik pengaruh Islam di Indonesia berasal dari Gujarat (pantai Barat India).

Jika ditelisik lebih lanjut maka dapat ditemukan silsilah paham Islam ini berasal dari penyebaran Islam India-Mesir yang dibawa oleh leluhur Malik al-Shaleh.

ADVERTISEMENT

Pengaruh Islam yang disebarkan Samudra Pasai ini tidak terlalu luas jika dibandingkan dengan daerah Timur Tengah. Hal ini disebabkan oleh kuatnya pengaruh ajaran Hindu-Buddha disertai dengan pergolakan berbagai kerajaan yang ada pada saat itu.

Secara tidak langsung penyebaran Islam yang dilakukan Samudra Pasai terbantu ketika kekalahan mereka oleh Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Raden Wijaya berhasil menaklukkan Samudra Pasai dan menawan serta membawa rakyatnya untuk dipindahkan ke pusat Majapahit.

Setelah pemindahan ini, rakyat bekas Samudra Pasai ini diperbolehkan untuk tetap menganut agamanya--Islam. Hal ini menjadikan dengan perlahan Islam dapat masuk dan menyebar ke dalam salah satu kerajaan yang paling berpengaruh di Nusantara atau cikal bakal Indonesia.

Pengaruh ini selanjutnya diperluas ketika Majapahit yang dipimpin oleh Gadjah Mada mulai memperluas wilayahnya di Nusantara.

Awal Penyebaran Islam di Indonesia

Kiprah penyebaran Indonesia diyakini oleh para ahli telah dimulai sejak beberapa abad sebelumnya. Uka Tjandrasasmita dilansir dari buku yang sama, berpendapat bahwa Islam datang ke Indonesia pada abad ketujuh hingga abad kedelapan.

Hal ini dimungkinkan karena baik hubungan politik maupun dagang, bang Arab banyak berhubungan dengan orang dari Asia Tenggara dan Asia Timur. Selain sebagai salah satu jalur pelayaran utama, Indonesia juga memiliki kerajaan besar yang diyakini memiliki kontak dengan orang Arab yaitu kerajaan Sriwijaya yang wilayahnya dulu mencangkup beberapa negara di Asia Tenggara.

Bukti fisik lain yang dapat ditemukan adalah makam milik Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 1082 di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Diduga bahwa Fatimah berasal dari Persia dikarenakan nama kakeknya adalah Hibatullah yang merupakan nama salah satu dinasti di Persia.

Bukti fisik yang dapat ditemukan dalam masa awal penyebaran Islam di Indonesia memang cukup minim. Namun, melalui beberapa literatur dan kisah turun temurun yang menjadi budaya masyarakat Indonesia maka kita dapat menelisik bahwa Islam mulai merambah Indonesia sedari awal abad ketujuh.

Pengaruh besar di Indonesia pun dimulai ketika Kerajaan Samudra Pasai berdiri di Nusantara. Semenjak saat itu, Islam mulai familiar di dalam masyarakat Indonesia sehingga bisa tumbuh berkembang hingga saat ini.




(rah/rah)

Hide Ads