Banyak sekali teori yang menceritakan awal mula masuknya Islam ke Indonesia, ada teori Gujarat, Makkah, Persia, dan Tiongkok. Di bawah ini akan dibahas lebih dalam mengenai teori Gujarat masuknya Islam ke Indonesia.
Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW dan umatnya untuk menyebarkan agama Islam secara terang-terangan. Surah Al-Hajr ayat 94:
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ ٩٤
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Maka, sampaikanlah (Nabi Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik."
Perintah penyebaran inilah menjadi landasan umat Islam di masa-masa setelah sepeninggalnya Nabi Muhammad SAW berkelana melintasi lautan dan menyampaikan pesan kebenaran Al-Qur'an.
Pada saat itu, perkembangan ekonomi dunia, dan terjadinya perdagangan lintas negara juga menjadi pemicunya yang mempertemukan antara pedagang Islam dari negara lain dengan pedagang Nusantara.
Tokoh-Tokoh Teori Gujarat
Mengutip buku Sejarah Islam Nusantara karya Rizem Aizid, teori Gujarat merupakan teori pertama yang menjelaskan mengenai cara masuknya Islam ke Indonesia.
Teori ini menyatakan bahwa Islam dibawa oleh pedagang Gujarat yang berniaga ke Nusantara pada abad ke-13 M.
Tokoh-tokoh yang mengungkapkan teori ini adalah Pijnappel, G.W.J Drewes, lalu dikembangkan kembali oleh Snouck Hurgronje melalui tiga pemikirannya, di antaranya yakni:
· Berhubungan dengan masuknya Islam ke Indonesia melalui bangsa Arab (Teori Arab), tetapi masih kekurangan fakta
· Adanya hubungan Indonesia dengan India yang sudah terjalin lama
· Adanya inskripsi tertua pada tahun 1297 m terdapat di Sumatera
Tokoh lainnya yang mendukung teori Gujarat adalah Marko Polo yang merupakan warga eropa pertama berhasil menjelajah lautan hingga ke Asia Timur.
Marko Polo pernah singgah di Perlak (Perureula) 1292 M, disana ia melihat penduduk telah memeluk Islam, dan banyak pedagang India yang menyebarkan agama Islam.
Bukti Kebenaran Teori Gujarat
Dilansir buku Sejarah Peradaban Islam Terlengkap karya Rizem Aizid, bukti-bukti dari teori ini adalah sebagai berikut:
1) Bukti batu nisan sultan pertama Kerajaan Samudra Pasai, yakni Malik al-Saleh yang wafat pada tahun 1297. Relief nisan tersebut bersifat hinduistis, yang mempunyai kesamaan dengan nisan yang terdapat di Gujarat.
2) Adanya kenyataan bahwa agama Islam disebarkan melalui jalan dagang antara Indonesia-Cambai (Gujarat)-Timur Tengah-Eropa.
Selain itu, menurut penulis Hanatul Ula Maulidya dalam bukunya Jejak Masuknya Islam di Indonesia, menjelaskan adanya kemiripan praktek-praktek keagamaan terutama mengenai ajaran mistik yang berkembang di Nusantara seperti orang-orang Islam di Gujarat.
Maka dari itu, mereka berpendapat bahwa perubahan politik, sosial, ekonomi, politik, dan budaya masih dipengaruhi oleh agama Hindu.
Bantahan Teori Gujarat
Penulis Rizem Aizid dalam buku berjudul Sejarah Islam Nusantara, mencatat adanya beberapa argumentasi yang menolak teori Gujarat. Sosok penolakan tersebut berasal dari Buya Hamka.
Buya Hamka atau dikenal Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah menolak gagasan bila Islam masuk ke Indonesia berasal dari pedagang Gujarat.
Menurut Buya Hamka, Pedagang asal Gujarat hanya menjadikan Nusantara sebagai tempat singgah sementara. Sedangkan Makkah tetap merupakan pusatnya, dan Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran Islam.
Pendapat Buya Hamka ini juga selaras dengan pendapat Keijzer yang melihat adanya kesamaan antara Islam di Nusantara dan Mesir yang memegang teguh mazhab Syafi'i.
Berdasarkan hasil pendapat yang dikemukakan oleh Buya Hamka, lahirlah berbagai penelitian yang menelusuri kebenaran teori Gujarat.
Sampai pada kesimpulan, sedikit sekali peninggalan orang-orang Gujarat di Nusantara kecuali hanya prasasti batu Nisan Sultan Malik As-Saleh.
Salah satu pokoknya, bahwa orang-orang Gujarat tidak meninggalkan satu bahasa pun, padahal bahasa memiliki peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam.
Demikianlah pembahasan teori Gujarat masuknya Islam ke Indonesia yang dimulai dari para pedagang saling berniaga, hingga terjadinya penerimaan agama Islam dikalangan masyarakat saat itu.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI