Ada sejumlah teori yang membahas tentang masuknya Islam ke Indonesia yang pada saat itu masih disebut Nusantara. Salah satunya teori Persia.
Menurut buku Nuansa Kajian Tasawuf dan Budaya Lokal karya Sokhi Huda dan Ghozi, teori Persia didukung oleh P.A. Husein Jayadiningrat dan M. Dahlan Mansur. Teori ini menyebut, Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Syiah melalui jalur perdagangan yang berasal dari Persia (Iran).
Dalam buku Sejarah Indonesia: Masuknya Islam hingga Kolonialisme yang disusun oleh Ahmad Fakhri Hutauruk turut dijelaskan, pendukung teori ini meyakini bahwa Islam masuk ke Indonesia dari Persia yang singgah di Gujarat pada abad ke-13. Pendapat lain menyebutnya pada abad ke-12.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teori persia berlandaskan pada maraknya paham Syiah pada awal masuknya Islam ke Indonesia. Kesamaan tradisi yang berkembang di masyarakat turut menjadi dasar teori ini.
Salah satu bukti sejarah yang memperkuat teori Persia adalah adanya peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai peringatan Syiah atas syahidnya cucu Nabi Muhammad SAW, Hussein bin Ali bin Abi Thalib. Masyarakat saat itu membuat bubur Syura dalam memperingati peristiwa tersebut.
Menurut buku Sumatera Utara dalam Periodisasi karya Lister Eva Simangunsong, kesamaan budaya masyarakat juga terlihat dari upacara Tabuik atau Tabut di Sumatera Barat dan Jambi. Selain itu, penggunaan istilah bahasa Iran dalam mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi harakat dalam Al-Qur'an turut memperkuat teori Persia.
Kemudian, adanya kesamaan seni kaligrafi pahat pada batu-batu nisan dan kesamaan ajaran sufi yang dianut oleh Syaikh Siti Jenar dengan sufi Iran yakni Al Hallaj.
Sejumlah buku juga menyebut bahwasannya pemakaian gelar Syah yang biasa digunakan di Persia juga pernah digunakan oleh raja-raja di Aceh. Menurut Miftakhuddin dalam buku Sejarah Peradaban Dunia Lengkap, hal ini mengasumsikan adanya kesamaan budaya masyarakat Indonesia dengan Persia pada masa itu.
Bukti sejarah lain yang memperkuat teori Persia adalah pengakuan umat Islam Indonesia yang mayoritas bermazhab Syafi'i sama dengan mazhab muslim Malabar. Demikian seperti dikutip dari buku Sejarah Peradaban Islam karya Suyuthi Pulungan.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan