Siapa Pemegang Kunci Kakbah? Dahulu Diamanahkan Langsung oleh Nabi Muhammad

Siapa Pemegang Kunci Kakbah? Dahulu Diamanahkan Langsung oleh Nabi Muhammad

Farah Ramadanti - detikHikmah
Selasa, 28 Feb 2023 15:45 WIB
MECCA, SAUDI ARABIA: The golden doors of the Holy Kaaba closeup, covered with Kiswah. Massive lock on the doors. Entrance to the Kaaba in Masjid al Haram
Ilustrasi pintu Kakbah yang memiliki kunci Foto: Getty Images/Andrew Marcus
Jakarta -

Kakbah merupakan bangunan suci bagi umat Islam. Kakbah juga merupakan kiblat bagi seluruh muslim di dunia ketika mendirikan sholat. Kakbah memiliki kunci yang dipegang secara turun temurun.

Sebagai rumah suci yang dimuliakan dalam Islam, Kakbah memiliki pintu dan juga kunci. Namun, tidak sembarang orang yang dapat memasuki Kakbah karena perlu izin dari Raja Arab Saudi.

Pintu Kakbah dibuka dua kali dalam setahun. Pertama yakni saat awal bulan Syaban karena hendak dibersihkan. Kedua pada awal Dzulhijjah untuk dibersihkan dan kemudian dipakaikan Kiswah yang baru. Kini proses penggantian kiswah dilakukan bulan Muharram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, siapa sebenarnya yang ditugaskan untuk memegang dan menyimpan kunci Kakbah?

Golongan Penjaga Kakbah

Moenawar Khalil dalam bukunya yang berjudul Kelengkapan tarikh Nabi Muhammad Volume 1, menyebutkan bahwa Qushay bin Kilab merupakan sosok yang membangun dan memajukan bangsa Arab dan suku Quraisy. Qushay juga merupakan kakek buyut Nabi Muhammad.

ADVERTISEMENT

Qushay menikah dengan Hubbah binti Hulayl yakni putri dari Hulayl bin Hubshiyyah yang merupakan pemimpin Bani Khuza'ah. Pada masa itu Bani Khuza'ah merupakan bani yang dipercaya sebagai penjaga Kakbah.

Setelah Hulayl meninggal, Qushay ditetapkan sebagai pemimpin Bani Khuza'ah dan penjaga Kakbah, termasuk memegang kunci Kakbah. Sebagai penjaga Kakbah, ia membuat aturan agar para peziarah yang datang ke Kakbah mendapat pelayanan makanan dan air minum. Biaya untuk makanan ini dipungut dari cukai perdagangan dan pajak penduduk Makkah.

Ketika usia Qushay telah lanjut dan merasa hidupnya tidak lama lagi, ia berwasiat pada anak laki-lakinya, Abdu Manaf, supaya menggantikannya memegang jabatan sebagai pucuk pimpinan kekuasaan di Hijaz dan memegang kunci Kakbah (Baitullah) apabila ia telah wafat.

Meskipun Qushay memiliki beberapa anak lelaki, tetapi Abdu Manaf dinilai lebih cerdas, cakap, dan berpengaruh dalam memimpin masyarakat Hijaz. Namun, karena Abdu Manaf mengetahui bahwa pekerjaan yang diwasiatkan ayahandanya bukanlah pekerjaan yang mudah maka ia mengajak saudaranya yang lain menjadi anggota majelis pemerintahan yang ada di tangannya.

Lantas, ketika Abdu Manaf telah berumur, ia mewasiatkan pada anaknya yang bernama Hasyim untuk melanjutkan peran tersebut. Hasyim adalah datuk dari Nabi Muhammad SAW. Sepanjang riwayat, setelah Abdu Manaf wafat, jabatan sidanah (pemegang kunci Kakbah) dipegang oleh Hasyim.

Pemegang Kunci Kakbah Diamanahkan Langsung oleh Nabi Muhammad SAW

Ketika Hasyim hampir wafat, ia juga berwasiat pada putranya yang bernama Abdul Muthalib. Abdul Muthalib adalah kakek Nabi Muhammad SAW. Kelak sepeninggal Hasyim, Abdul Muthalib yang memegang pimpinan kekuasaan di Hijaz sekaligus menjadi penanggung jawab Kakbah.

Badr A Zimbadani dalam bukunya 300 Mukjizat Muhammad SAW mengisahkan setelah peristiwa Fathu Mekah. Fathu Makkah merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 20 Ramadan 8 H. Nabi Muhammad beserta 10.000 pasukan berhasil menguasai Makkah sekaligus menghancurkan berhala yang berada di dalam dan sekitar Kakbah.

Usai peristiwa Fathu Makkah, Utsman bin Thalhah adalah orang yang mewarisi peran sebagai juru kunci Kakbah. Nabi Muhammad SAW yang menunjuk langsung amanah ini.

Ketika menyerahkan kunci Kakbah kepada Utsman bin Thalhah, Nabi Muhammad berucap: "Ini kuncimu wahai Utsman. Hari ini adalah hari kebajikan dan kesetiaan, ambillah ini (wahai Utsman beserta keturunanmu) selama-lamanya sepanjang masa, tidak ada yang merebutnya dari kalian kecuali dzalim atau penganiyanya."

Kemudian, ketika menjelang Utsman wafat, ia mewariskan kunci Kakbah pada saudaranya, yaitu Syaibah. Begitulah seterusnya hingga saat ini kunci Kakbah diwariskan secara turun-temurun pada anak cucu keturunan Bani Syaibah.

Melansir NU Online, anak cucu keturunan dari Bani Syaibah bertanggung jawab untuk merawat Kakbah, termasuk membuka dan menutupnya, membersihkan dan mencucinya, serta merawat Kiswah atau kain penutup Kakbah.

Kunci Kakbah terbuat dari nikel dan memiliki panjang 35 cm. Kunci tersebut dilapisi dengan emas 18 karat. Kunci itu juga sudah mengalami beberapa perubahan dan terakhir pada November 2013.

Perlu diketahui bahwa bagian dalam Kakbah dicuci dua kali dalam satu tahun dengan menggunakan air zamzam dan air mawar. Biasanya prosesi itu dilakukan pada bulan Sya'ban dan Muharam. Adapun secara lebih spesifik, pemegang kunci Kakbah saat ini adalah Syeikh Saleh bin Zain Al-Abidin Al-Syaibi.

Demikian penjelasan dari siapa sebenarnya yang memegang kunci Kakbah. Semoga bermanfaat.




(dvs/dvs)

Hide Ads