Pada masa Daulah Ayyubiyah tidak hanya terkenal akan pemimpinnya yang tersohor, keberhasilan Shalahuddin dalam memimpin daulah ini juga akhirnya melahirkan ilmuwan muslim yang terkenal pada masa itu. Misalnya saja dokter ahli tulang pada masa Daulah Ayyubiyah yang bernama Abdul Latif al-Baghdadi.
Merujuk pada buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Fida' Abdillah dan Yusak Burhanudin, nama lengkap dokter ahli tulang yang terkenal pada masa Daulah Ayyubiyah tersebut ialah Abu Mohammad Abdul Latief bin Yusuf bin Mohammad dan biasa dikenal dengan Abdul Latief al-Baghdadi. Ia lahir di Baghdad pada tahun 1162 dan meninggal pada tahun 1231.
Saat memasuki usia dewasa, ia senang untuk mempelajari ilmu kedokteran dan filsafat. Pada masa itu, guru yang membimbingnya adalah Ibnu Tilmiz. Hingga pada akhirnya, beliau pergi ke Damaskus dan Mesir. Di sanalah ia mulai mendalami ilmu-ilmu agama, kedokteran, sastra serta ilmu filsafat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam karya Murodi juga menceritakan bahwa selama Daulah Ayyubiyah berkuasa di Mesir, perkembangan aliran atau mazhab sunni begitu sangat cepat.
Hal tersebut berpengaruh terhadap pola dan sistem pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah, kontrol seorang penguasa yang beraliran sunni ini akhirnya ikut tertanam pada sistem pendidikan di al-Azhar.
Pada saat itu, Abdul Latif Al-Baghdadi datang ke Mesir pada tahun 1193 M atau 589 H. Ia menjadi pengajar di sekolah al-Azhar dengan membawakan materi mantiq dan Bayan. Hingga pada akhirnya namanya terkenal sebagai seorang ahli anatomi pertama yang berhasil mendeskripsikan tengkorak kepala manusia dan tulang muka, termasuk tulang rahang bawah. Hal tersebut ia lakukan dengan lengkap serta akurat.
Abdul Latief al-Baghdadi terkenal akan sifat tekun yang dimilikinya. Ia sangat tekun dalam mempelajari ilmu kedokteran. Bahkan, ia melakukan penelitian kepada sejumlah karya para ahli medis Yunani dan melakukan pengembangan mandiri melalui banyak penelitian.
Selain itu pula, Abdul Latif al-Baghdadi melakukan pengembangan kajian mengenai tulang manusia khususnya tulang rahang bawah. Ia juga menjadi seorang sastrawan dan filsuf yang banyak terinspirasi oleh karya-karya dari ilmuwan Islam yang terkenal pula, yaitu Ibnu Sina. Bukan hanya itu saja, ia juga mengagumi Aristoteles.
Dalam buku yang berjudul Egypt a History karya Ian MacAlister dijelaskan, Abdul Latief al-Baghdadi juga sempat mengkritik seorang dokter asal Yunani, Galen. Pada saat itu, Abdul Latief al-Baghdadi menyanggah pernyataan Galen bahwa tulang rahang bawah sebenarnya terdiri dari dua tulang terpisah yang disatukan di dagu adalah tidak benar adanya.
Salah satu karya tulisan milik Abdul Latief al-Baghdadi yang terkenal ialah Account of Egypt dengan grafis yang sangat terperinci. Selain itu, ia menghasilkan 173 buku lainnya yang mencakup berbagai bidang misalnya kedokteran, sastra, geografi, matematika, sains, dan sejarah.
Bahkan, Abdul Latief al-Baghdadi juga merupakan sosok yang jenius dalam menuliskan kisah perjalanannya ke berbagai tempat. Ia menulis otobiografi tentang dirinya sendiri.
Pada buku Islam History karya Willem Brownstok dkk yang diterjemahkan oleh C.SB Equipment, keberhasilan Abdul Latief al-Baghdadi ini tak lepas dari fasilitas dan perlindungan yang disediakan pada masa Daulah Ayyubiyah. Ketersediaan dari fasilitas tersebut menjadi kebangkitan dalam aktivitas intelektual di berbagai cabang ilmu pengetahuan. Pada masa itu, mereka memberikan perhatian khusus pada bidang kedokteran.
Bahkan, pada masa itu Shalahuddin membangun rumah sakit di Kairo yang mana meniru Rumah Sakit Nuri yang saat itu terkenal di Damaskus. Bukan hanya merawat pasien di sana juga disediakan sekolah kedokteran. Sehingga, dari hal tersebut melahirkan banyak ilmuwan dan dokter yang sangat terkenal pada masanya.
Itulah tadi penjelasan mengenai dokter ahli tulang pada masa Daulah Ayyubiyah yang bernama Abdul Latief al-Baghdadi yang merupakan salah satu ilmuwan Islam termasyhur pada masanya.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI