Sosok Shalahuddin al-Ayyubi, Tokoh Daulah Ayyubiyah Pemersatu Dunia Islam

Sosok Shalahuddin al-Ayyubi, Tokoh Daulah Ayyubiyah Pemersatu Dunia Islam

Nilam Isneni - detikHikmah
Rabu, 22 Feb 2023 08:00 WIB
Shalahuddin al-Ayyubi, tokoh Dinasti Ayyubiyah yang mendapat predikat pemersatu dunia Islam.
Shalahuddin al-Ayyubi, tokoh Dinasti Ayyubiyah yang mendapat predikat pemersatu dunia Islam. Foto: Wikimedia Commons
Jakarta -

Tokoh Daulah Ayyubiyah yang mendapat predikat sebagai pemersatu dunia Islam yaitu Shalahuddin Yusuf al-Ayyubi. Dinasti ini memerintah selama 76 tahun di Mesir dan 86 tahun di Suriah.

Hal tersebut dijelaskan dalam buku Saladin: The Life, the Legend and the Islamic Empire karya John Man yang diterjemahkan oleh Adi Toha.

Disebutkan dalam buku Shalahuddin al-Ayyubi karya Muhammad Ash-Shayim, Shalahudin al-Ayyubi lahir di sebelah utara Irak tepatnya di benteng Tekrit yang dipimpin oleh ayahnya sendiri yaitu Najmuddin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayahnya dikenal sebagai seorang pemimpin yang berakhlak mulia sehingga hal tersebut menjadi panutan bagi rakyatnya. Bahkan, pada masa itu rakyat Benteng Tekrit merupakan orang yang gemar untuk membaca Al-Qur'an serta melaksanakan sunnah dari Rasulullah SAW.

Shalahuddin al-Ayyubi memiliki nama asli Abul Muzhaffar Yusuf bin Najmuddin bin Ayyub bin Syaadi. Ia lahir pada 532 H atau 1137 M. Ketika beranjak dewasa Shalahuddin pada akhirnya mendengar terkait cerita mengenai ayahnya yang begitu tersohor pada masanya. Dari situlah ia memiliki semangat patriotisme yang tinggi di dalam dadanya.

ADVERTISEMENT

Shalahuddin mendapatkan pendidikan yang baik dalam ruang lingkup keluarganya yang terhormat. Hal itulah yang membuatnya dapat menghafalkan Al-Qur'an saat berusia 10 tahun. Dalam menempuh pendidikannya ini, bukan hanya dibekali dengan ilmu agama saja ayah serta pamannya mengajarkan ilmu ksatria, bela diri serta seni perang.

Hingga pada akhirnya, ayahnya diangkat untuk menjadi gubernur di Kota Ba'labak dan dari sinilah Shalahuddin kembali banyak belajar mengenai kepemimpinan. Tidak berhenti sampai di situ, ketika pamannya Asaduddin Syirkawah melawan pasukan Eropa yang memerangi negara Islam ia turut diajak untuk bergabung dengan pasukannya.

Ini menjadi awal mula dari keberhasilan Shalahuddin dalam mendapatkan pengalaman karena saat bergabung dengan pamannya ia menjadi pemimpin pasukan. Hingga pada akhirnya, Shalahuddin berhasil untuk menjadi sultan Mesir saat usianya baru menginjak 33 tahun. Seperti kalimat pepatah bahwa buah tidak akan jatuh dari pohonnya. Begitu pula yang terjadi pada Shalahuddin al-Ayyubi.

Ia dikenal sebagai pemimpin yang adil, dan menyelesaikan berbagai permasalahan dengan bijaksana. Hal inilah, yang kemudian membuatnya dicintai oleh rakyatnya. Bukan hanya itu saja, pencapaian yang berhasil diraih Shalahuddin yaitu membuat bangsa Eropa merasa segan dan takut akan kekuatan militer yang ia miliki.

Bahkan, negara-negara di Eropa merasa takut jika negaranya akan dikuasai oleh Shalahuddin sehingga mereka berkompromi untuk menghancurkan kekuatan Shalahuddin dan bersepakat untuk menyerang Mesir.

Di sisi lain, ketika Dinasti Fatimiyah mulai mengalami kehancuran Shalahuddin melihatnya sebagai sebuah peluang untuk mendirikan sebuah dinasti yang baru yaitu Dinasti Ayyubiyyah tepat di sisa puing reruntuhan Dinasti Fatimiyah. Dari sinilah masa keemasan Shalahuddin mulai nampak begitu bersinar, berbagai macam pencapaiannya dalam upaya mempersatukan dunia Islam perlu untuk diteladani.

Menurut Karen Amstrong dalam buku Holy War: The Crusades and Their Impact on Today's World dan diterjemahkan oleh Hikmat Darmawan, saat Shalahuddin beserta pasukannya membebaskan Palestina tidak ada seorang pun pemeluk agama Kristen yang ia bunuh, bahkan ia tidak merampas harta benda yang mereka miliki.

Shalahuddin selalu menjunjung tinggi ajaran agama Islam, untuk tidak mengambil keuntungan dalam kesempitan dan tidak mengajarkan untuk balas dendam. Islam mengajarkan umatnya untuk menepati janji dan memaafkan kesalahan sesama manusia.

Hingga kini kisahnya terkenal dan sosoknya tercatat sebagai tokoh yang sangat berpengaruh dari Dinasti Ayyubiyah dalam menyatukan dunia Islam.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads