Ketika ada saudara muslim yang meninggal dunia, sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia untuk bertakziah. Namun takziah memang dianjurkan dalam syariat, dan punya makna utama dibaliknya. Apa itu?
Sayyid Sabiq dalam buku Fikih Sunnah Jilid 2 menyebutkan definisi takziah secara bahasa yang berasal dari kata 'al-azza' artinya sabar.
Maksud sabar tersebut yakni upaya menjadikan keluarga yang ditinggal wafat untuk tetap tabah dalam melalui musibah yang menimpanya. Selain itu, takziah juga bertujuan untuk meringankan penderitaan dan kesedihan yang ditanggung mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan itu, Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam buku Minhajul Muslim mengemukakan makna dari takziah adalah untuk menasihati keluarga yang ditinggalkan agar berlapang dada, seraya menghibur mereka.
Baca juga: 7 Adab Melayat Orang Meninggal Sesuai Sunnah |
Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam buku Fiqih Doa & Dzikir Jilid 2 turut menjelaskan maksud utama dari takziah. Menurutnya, "Disyariatkan bagi kaum muslim untuk menghibur saudaranya dengan hal yang bisa menyenangkannya, menghilangkan kesedihannya, membantunya untuk ridha terhadap ketetapan, dan bersabar atas cobaan yang menimpanya."
"Diusahakan pula untuk menyampaikan perkataan yang dinukil dari Nabi SAW di mana beliau biasa mengucapkannya ketika bertakziah, jika seseorang mengingat hal itu. Tetapi bila tidak menghapalnya, maka boleh mengucapkan apa saja yang mudah baginya dari perkataan baik dan ucapan yang bagus. Agar terealisasi maksud yang diinginkan." Lanjutnya.
Mengenai ucapan menghibur saat takziah yang dicontohkan Rasulullah SAW, dikabarkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid. Ia berkata:
"Seorang anak perempuan dari Nabi SAW mengirim utusan kepada beliau untuk mengatakan, 'Sungguh anakku wafat maka datanglah kepada kami.' Maka Rasul mengirimkan utusan untuk menyampaikan salam seraya mengatakan,
إِنَّ للَّهِ مَا أَخَذَ ، وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى، فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ
Artinya: 'Sungguh bagi Allah apa yang Dia ambil dan bagi-Nya apa yang Dia beri, dan segala sesuatu di sisi-Nya berdasarkan ketetapan yang telah ditentukan, hendaklah engkau bersabar dan mengharapkan pahala.' (HR Bukhari & Muslim)
Selain menghibur dan menasihati keluarga agar tetap sabar, Musthafa Al-Adawy dalam buku Fikih Akhlak, menerangkan bila takziah ditujukan agar saudara atau kerabat yang berkunjung dapat membantu memenuhi kebutuhan serta membimbing mereka jika memerlukan pertolongan.
Dijelaskan dalam buku Fatwa-Fatwa Imam Syafi'i oleh, Imam Syafi'i mengatakan, "Hendaknya tetangga orang yang meninggal atau kerabatnya membuat makanan yang dapat membantu keluarga orang yang berduka pada siang dan malam hariya."
Tambahnya, "Hal tersebut termasuk sunnah dan perbuatan mulia sebagaimana dalam sebuah riwayat ketika sahabat nabi yakni Ja'far meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda, 'Buatlah makanan untuk keluarga Ja'far, sebab mereka sedang mengalami sesuatu yang menyibukkan mereka."
Kaum muslim memang dianjurkan untuk takziah kepada sesamanya, dan di sisi lain Nabi SAW ungkapkan akan diberi ganjaran. Beliau berkata,
مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَزِّ ي أَخَاهُ بِمُصِيْبَةٍ إِلَّا كَسَاهُ اللَّهُ مِنْ حُلَلِ الْكَرَامَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: "Tidak seorang mukmin pun menghibur saudaranya saat terjadi musibah melainkan Allah memakaikan kepadanya pakaian kemuliaan di hari kiamat." (HR Ibnu Majah)
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Ustaz Khalid Basalamah Buka Suara Usai Dipanggil KPK
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Saat Perang Akhir Zaman Tiba, Sekutu Umat Islam Ini Akan Berkhianat