Puasa Nisfu Syaban adalah puasa yang dikerjakan pada pertengahan bulan Syaban atau tanggal 15. Pada tahun ini, hari tersebut akan jatuh pada awal Maret 2023.
Imam al-Ghazali mengatakan dalam Kitab Ihya' Ulumuddin, malam Nisfu Syaban termasuk satu dari 15 malam istimewa yang dikenal dalam Islam. Ia mengatakan, pada malam tersebut kaum muslim dianjurkan salat sunnah 100 rakaat, di mana setiap rakaatnya membaca surah Al-Fatihah dan 10 kali surah Al Ikhlas.
Baca juga: Malam-malam Utama di Bulan Rajab |
Menurut Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2023 M yang disusun oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) RI, tanggal 15 Syaban 1444 H atau Nisfu Syaban bertepatan dengan hari Rabu, 8 Maret 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, menurut Kalender Islam Global Tunggal 1444 H yang disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, 15 Syaban 1444 H jatuh pada Selasa, 7 Maret 2023. Penentuan awal bulan dalam kalender ini mengacu pada Kriteria Kongres Turki 2016.
Selain mendirikan salat malam, ada beberapa pendapat yang menyebut untuk mengerjakan puasa pada Nisfu Syaban. Mengacu pada kedua kalender tersebut, jadwal puasa Nisfu Syaban adalah Selasa, 7 Maret 2023/ Rabu, 8 Maret 2023.
Dalil Puasa Nisfu Syaban
Salah satu dalil yang menyebut secara khusus pelaksanaan puasa Nisfu Syaban adalah hadits yang diriwayatkan Ibn Majah dari Mu'awiyah bin Abdillah bin Ja'far. Berikut bunyi penggalan haditsnya,
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا، فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا
Artinya: "Jika masuk malam pertengahan bulan Syaban maka salatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Karena Allah turun ke langit dunia ketika matahari terbenam..."
Menurut penelusuran detikHikmah, dalil yang berkenaan dengan anjuran puasa Nisfu Syaban tersebut dinilai lemah. Hal ini turut disebutkan dalam Kitab Fiqhus Sunnah karya Sayyid Sabiq. Ulama Syafi'iyah tersebut menjelaskan, tidak ada dalil shahih yang menyebut bahwa mengerjakan puasa Nisfu Syaban dengan keyakinan ia memiliki keutamaan tertentu.
Akan tetapi, sebagaimana disebutkan dalam Kumpulan Tanya-Jawab Bid'ah dalam Ibadah yang ditulis oleh Hammud bin Abdullah Al-Mathr, orang yang memiliki kebiasaan melakukan puasa Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah), maka tidak masalah baginya mengerjakan puasa pada tanggal 15 Syaban (Nisfu Syaban).
Dijelaskan lebih lanjut, dalam hal ini, orang tersebut melakukan puasa tanggal 15 Syaban sebagaimana ia berpuasa pada bulan-bulan lain, atau tidak mengkhususkan hari itu.
Terlepas dari dalil puasa Nisfu Syaban, ada dalil shahih yang menjelaskan tentang puasa bulan Syaban sebagaimana diriwayatkan Aisyah RA. Ia berkata,
وما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل صيام شهر قط إلا رمضان، وما رأيته أكثر صياما منه في شعبان
Artinya: "Tidaklah aku melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan tidaklah aku melihatnya puasa paling banyak dalam sebulan, kecuali bulan Syaban." (HR Bukhari dan Muslim)
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal