Dapat Anugerah 1 Abad NU, Ini Pesantren di Aceh yang Usianya Lebih dari 1 Abad

Dapat Anugerah 1 Abad NU, Ini Pesantren di Aceh yang Usianya Lebih dari 1 Abad

Devi Setya - detikHikmah
Jumat, 03 Feb 2023 14:30 WIB
Dayah Maahadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya (Mesra) Samalanga Kabupaten Bireuen
Ilustrasi santri di Dayah Ma'ahadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya (Mesra) Samalanga Kabupaten Bireuen Foto: Mudimesra.com
Jakarta -

Dayah Ma'ahadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya (Mesra) Samalanga Kabupaten Bireuen meraih penghargaan Anugerah 1 Abad NU kategori pesantren yang berusia lebih dari 100 tahun atau 1 abad. Sekolah agama Islam ini sudah berdiri sejak tahun 1600-an.

Tentu tidak mudah bagi sebuah lembaga pendidikan untuk bisa mencapai usia lebih dari 1 abad, apalagi hingga saat ini masih beroperasi. Atas eksistensinya di dunia pendidikan Islam inilah, Nadhlatul Ulama (NU) memberikan penghargaan Anugerah 1 Abad NU.

''Alhamdulillah Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga berdasarkan surat resmi yang dikirim PBNU mendapatkan Anugerah 1 Abad NU dari 68 pesantren yang mendapatkan Anugerah 1 Abad NU. Puluhan pesantren tersebut tersebar di berbagai daerah di Indonesia,'' ungkap Abu Syekh H Hasanoel Basri HG, Mudir Dayah MUDI Samalanga, sebagaimana dikutip dari laman NU, Jumat (3/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dayah merupakan sebutan untuk sebuah lembaga pendidikan agama Islam. Sebutan ini kerap dipergunakan di Aceh. Dayah berasal dari kata santri yang diberi awalan pe dan akhiran an yang menunjukkan arti tempat, jadi berarti tempat santri.

Abu Syekh H Hasanoel Basri HG yang akrab disapa Al-Mursyid Abu MUDI itu menjelaskan penghargaan itu diperoleh dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam rangka menyambut 1 Abad NU melalui kegiatan Anugerah 1 Abad NU yang digelar di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur pada Selasa (31/1/2023).

ADVERTISEMENT

''Dalam acara ini, PBNU memberikan anugerah kepada pesantren yang berusia lebih dari 100 tahun atau 1 abad. Semoga Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga ke depannya lebih maju dalam kiprah dan kontribusinya untuk agama dan negeri ini,'' harap mustasyar PBNU itu.

Sejarah Dayah MUDI Mesjid Raya

Dayah MUDI Mesjid Raya didirikan seiring dengan pembangunan Mesjid Raya Samalanga. Perletakan batu pertama dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda pada sekitar abad ke XVII atau pada tahun 1607-1636.

"Waktu itu pimpinan dayah pertama dikenal dengan nama Faqeh Abdul Ghani. Bersamaan dengan pemerintahan Samalanga dijabat oleh Tun Sri Lanang, asal Negara Jiran Malaysia. Namun sayangnya, sejarah dayah pimpinan Teungku Faqeh tidak tercatat, selain berapa lama Tgk Faqeh ini memimpin dayah, (juga tidak ditemukan) siapa pula sebagai peganti selanjutnya,'' ujarnya.

Kepemimpinan Dayah Mudi Mesra tercatat pada tahun 1927. Sejak itu Dayah Mudi Masjid Raya dipimpin oleh Tgk H Syhabuddin bin Idris dengan jumlah santri 100 orang putra dan 50 orang putri.

Saat itu, bangunan asrama santri masih berupa ruangan sederhana yang dibangun menggunakan bambu dengan atap rumbia.

''Waktu itu, bangunan asrama santri merupakan barak-barak darurat yang dibangun dari bambu dan atap rumbia. Setelah Tgk H Syihabuddin wafat tahun 1935 dayah ini dipimpin oleh adik iparnya, yaitu al-Mukarram Tgk H Hanafiah bin ibnu Abbas, atau lebih dikenal dengan Tgk Abi,'' lanjutnya.

Selanjutnya, semasa kepemimpinan Tgk Abi, dayah tersebut sempat diperbantukan kepada Tgk M Shaleh selama dua tahun, yaitu ketika Tgk Abi pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji dan sekaligus menimba ilmu agama di Negara Arab itu. Pada tahun 1964 Tgk H Hanafiah wafat, Dayah Mudi Masjid Raya itu kemudian dipimpin oleh salah seorang menantunya, yaitu Tgk H Abdul Aziz bin M Shaleh.

''Tgk H Abdul Aziz yang lebih akrab panggilan Abon Aziz yang dikenal ahli "al-Mantiqi" karena beliau spesialisasi dalam bidang logika. Al-Mukarram Abon Tgk H Abdul Aziz adalah salah seorang murid dari Abuya Muda Wali pimpinan Dayah Bustanul Muhaqqiqin Darussalam Labuhan Haji, Aceh Selatan. Pasca Abon meninggal tahun 1989, Dayah MUDI Samalanga dipimpin Al-Mursyid Abu MUDI (Abu Syekh H Hasanoel Basri) hingga saat ini,'' ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, Dayah MUDI Mesjid Raya mengalami banyak perubahan, termasuk dalam bidang sistem kepemimpinan, pembaruan bidang pendidikan dan bidang lainnya. Dayah ini juga telah berkembang dengan pesat dan memiliki perguruan tinggi, mu'adalah serta Ma'had Aly.

''Sejak tahun 2003 lahirnya STAI Al-Aziziyah (Tahun 2013 berubah menjadi IAI Al-Aziziyah), saat ini juga ada program magister di IAIA Samalanga dan Abu MUDI juga berharap dalam waktu dekat mampu menjadi Universitas Al-Aziziyah, selain itu pendidikan mu'adalah juga telah lama berjalan bahkan Ma'had Aly (Marhlah Ula/S-1) MUDI meraih akreditasi A dan kini Marhalah Tsani (S2) Ma'had Aly juga dalam waktu dekat akan melahirkan alumni perdana,'' jelasnya.




(dvs/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads