Rasulullah SAW memerintahkan agar men-talqin atau membimbing orang yang sakaratul maut dengan mengucapkan syahadat tauhid. Menurut sebuah riwayat, orang yang mengucapkan 'Laa illaaha Illallaah' menjelang ajalnya akan masuk surga.
Imam an-Nawawi mengatakan dalam Fatawa-nya bahwa men-talqin orang sakaratul maut adalah sunnah. Kesunnahan ini mengacu pada hadits yang termuat dalam Shahih Muslim. Disebutkan, Abu Said al-Khudri RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Tuntunlah orang-orang yang mati di antara kalian untuk mengucapkan kalimat, 'La Illaaha Illallaah' (tiada tuhan selain Allah)." (HR Muslim)
Abu Dawud dan At-Tirmidzi juga meriwayatkan hadits serupa masing-masing dalam Sunan Abu Dawud dan Sunan Tirmidzi dalam Kitab al-Jana'iz.
Adapun, Imam Syamsuddin Al-Qurthubi menjelaskan dalam Kitab At-Tadzkirah, para ulama menyebut men-talqin orang yang akan meninggal dunia dengan kalimat tauhid ini merupakan sunnah ma'tsurah (tradisi yang dicontohkan dari Nabi SAW), yang kemudian dilaksanakan oleh kaum muslimin.
Ia menjelaskan lebih lanjut, talqin orang sakaratul maut ini bertujuan agar akhir perkataan yang diucapkan si mayit adalah 'Laa illaaha Illallaah' dan diharapkan hidupnya berakhir dengan kebahagiaan. Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
Artinya: "Barang siapa yang akhir perkataannya adalah 'Laa illaaha Illallaah', maka dia akan masuk surga." (HR Abu Dawud dari Mu'adz bin Jabal RA dan dishahihkan oleh Abu Muhammad Abdul Haq)
Cara Men-Talqin Orang yang Akan Meninggal Dunia
Para ulama menganjurkan agar talqin dilakukan dengan lemah lembut dan tidak memaksa. Mengutip buku Jalan ke Hadirat Allah karya Syamsul Rijal Hamid, berikut cara men-talqin orang yang akan meninggal dunia:
1. Orang yang men-talqin sebaiknya orang yang paling menyayanginya, bukan orang yang dengki atau membencinya.
2. Melakukannya dengan suara lemah lembut.
3. Tidak memaksanya untuk mengucapkan kalimat thayyibah.
4. Tidak memerintahnya seperti, "ucapkanlah Laa illaaha Illallaah". Namun, cukuplah membaca kalimat tersebut sekadar didengar dan diikuti si sakit dengan kemauannya sendiri.
5. Jika si sakit sudah mengucapkannya sendiri, maka jangan mengulanginya lagi kecuali setelah mengucapkan kalimat itu ia mengatakan kalimat yang lain. Sebab, yang penting dari keadaan sakaratul maut adalah akhir kalimat yang diucapkannya di dunia adalah kalimat tauhid.
Hal ini turut dijelaskan oleh Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam kitabnya. Menurutnya, apabila orang yang akan meninggal dunia sudah bisa mengucapkan syahadat tauhid sekali, maka tidak perlu diulangi, supaya dia tidak gelisah atau mengeluh.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!