Setahun Jelang Kematian Seseorang, Allah Utus Malaikat atau Setan untuknya

Setahun Jelang Kematian Seseorang, Allah Utus Malaikat atau Setan untuknya

Kristina - detikHikmah
Senin, 28 Nov 2022 06:00 WIB
A realistic Arabian interior miniature with window and columns. Silhouette of muslim praying on carpet near window. Festive greeting card, invitation for Muslim holy month Ramadan Kareem. Selective focus
Ilustrasi Allah SWT mengirim malaikat atau setan setahun menjelang kematian seseorang. Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeferli
Jakarta -

Setahun menjelang kematian seseorang, Allah SWT akan mengutus malaikat atau setan untuknya. Masing-masing bertugas membimbing atau menyesatkan sesuai dengan kehendak-Nya.

Hal tersebut termaktub dalam Musnad Ahmad yang diriwayatkan dari Aisyah RA sebagaimana dinukil ahli tafsir kenamaan asal Andalusia, Imam Syamsuddin Al-Qurthubi, dalam Kitab At-Tadzkirah.

Disebutkan dalam hadits tersebut, "Jika Allah menghendaki kebaikan pada seseorang, maka setahun sebelum kematiannya Allah menitahkan seorang malaikat untuk membimbing orang itu dan memberinya taufik, sehingga orang-orang berkata, 'Fulan telah meninggal dalam keadaan yang terbaik.'

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika orang itu akan meninggal dan melihat pahala amalnya, maka rohnya sangat rindu. Pada saat itulah dia ingin bertemu dengan Allah, dan Allah pun ingin bertemu dengannya.

Dan apabila Allah menghendaki keburukan pada seseorang, maka setahun sebelum kematiannya Allah membiarkan setan mendatangi orang itu, lalu disesatkannya dan diteror, sehingga orang-orang berkata, 'Fulan meninggal dalam keadaan terburuk.'

ADVERTISEMENT

Ketika orang itu akan meninggal dan melihat azab yang akan menimpanya, hatinya sangat gelisah. Saat itulah dia enggan bertemu dengan Allah dan Allah pun enggan bertemu dengannya."

Hadits tersebut juga disebutkan oleh Ibnu Thulun dalam At-Tahrir Al-Murassakh dan dinisbatkan kepada Ibnu Abi Ad-Dunya dari Aisyah RA secara marfu'.

Kehendak Allah SWT atas kebaikan atau keburukan seseorang sebelum datangnya kematian turut disebutkan dalam riwayat At Tirmidzi pada bab Al-Qadar dari Anas RA. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla apabila menghendaki kebaikan pada seseorang, maka Dia mempekerjakannya."

Seseorang bertanya kepada beliau, "Bagaimana Allah mempekerjakannya, wahai Rasulullah?"

Beliau bersabda, "Memberinya taufik ke arah amal saleh sebelum meninggal."

Imam At-Tirmidzi mengatakan hadits tersebut shahih. Al-Albani rahimahullah juga menyebutnya shahih sebagaimana termuat dalam Shahih Al-Jami'.

Dalam Shahih Al-Jami' juga disebutkan hadits serupa. Rasulullah SAW bersabda, "Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya, maka Dia memberinya madu."

Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apa maksud 'memberinya madu'?"

Beliau menjawab, "Allah membukakan (taufik) baginya untuk beramal saleh menjelang matinya, sehingga orang-orang di sekelilingnya meridhai dia."

Sementara itu, bagi orang kafir sebagaimana bersandar pada riwayat Ibnu Juraij dari Nabi SAW, beliau pernah berkata kepada Aisyah RA tentang firman Allah SWT yang berbunyi,

حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۙ

Artinya: "(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu) hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia)." (QS Al Mukminun: 99)

Nabi SAW bersabda, "Apabila seorang mukmin melihat para malaikat, mereka berkata kepadanya, 'Maukah kamu kami kembalikan lagi ke dunia?' Maka jawab si mukmin, 'Ke negeri kesusahan dan kesedihan?' Lalu dia katakan pula, 'Teruskan menghadap kepada Allah.'

Adapun, orang kafir, maka para malaikat berkata kepadanya, 'Maukah kamu kami kembalikan ke dunia?' Maka dia menjawab, "Ya, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal saleh.'" (QS Al Mukminun: 99-100)

Semoga kita termasuk golongan orang yang mendapat taufik dari Allah SWT sebelum datangnya kematian.




(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads