Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar NU) Yahya Chalil Staquf atau Gus Yahya melakukan diskusi bersama mahasiswa The Oxford Union Society dan kaum terpelajar The PolicyExchange London. Diskusi Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar dua hari pada November 2022 tersebut mengulas empat persoalan yang dihadapi umat Islam saat ini.
Persoalan pertama yang disinggung Gus Yahya adalah penggunaan istilah kafir yang kerap merujuk pada pemeluk agama selain Islam. Ia menyatakan, NU menolak hal tersebut lantaran terminologi kafir kerap digunakan secara politik sebagai dalih untuk melakukan kekerasan.
"Problem identitas muslim-kafir harus diatasi dengan cara yang tidak boleh menimbulkan masalah baru," tegasnya melalui keterangan tertulisnya, Rabu (23/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, kata Gus Yahya, persoalan tentang pentingnya mengembangkan cara pandang baru tentang konsep syariah. Menurutnya, pemikiran syariah Islam perlu dilakukan terus-menerus supaya ajaran Islam semakin relevan dengan kondisi dan kearifan masyarakat di seluruh dunia.
Persoalan ketiga yakni pentingnya dialog dan perdamaian untuk solusi konflik dalam antarkelompok Islam maupun dengan pihak lain. "Keempat, isu formalisasi negara Islam," tutur Gus Yahya.
Berdasarkan penuturannya, Islam bukannya secara spesifik menawarkan sebuah bentuk negara. Sebaliknya, Islam hanya memberi dasar-dasar nilai universal untuk rujukan membangun relasi sosial dalam masyarakat.
Di samping pemaparan masalah, Gus Yahya juga mengajak seluruh pihak yang hadir untuk merumuskan solusi bersama secara komprehensif. Sebelumnya, Gus Yahya juga mengawali diskusi dengan mengulas sejarah panjang dinamika peradaban Islam.
"Setelah runtuhnya Ottoman, komunitas muslim dunia menghadapi persoalan global yang cukup kompleks," terangnya.
Lebih lanjut, Gus Yahya mengklaim NU memiliki kemampuan otoritatif sebagai representasi Islam dalam memberi penjelasan soal masalah umat Islam kepada masyarakat dunia. Untuk itulah, kata dia, NU terus melakukan kerja sama dengan tokoh dan organisasi agama di seluruh dunia seperti Forum Religion (R20) di Bali beberapa waktu lalu.
Acara diskusi bersama mahasiswa Oxford tersebut digelar oleh salah satu lembaga bergengsi di kampus itu yang bernama The Oxford Union Society. Gus Yahya didatangkan sebagai narasumber dalam diskusi tersebut dengan ditemani oleh Sekretaris PCNU Sleman Yogyakarta, Dr M Najib Yuliantoro dan aspri Ketua Umum, Ahmar Ghufron Siroj.
Bukan kali pertama, The Oxford Union Society juga kerap menghadirkan para pemimpin dan tokoh berpengaruh dunia seperti Albert Einstein, Dalai Lama, Mother Teresa, Stephen Hawking, Michael Jackson, Bill Clinton, David Cameron, Malala Yousafzai, dan tokoh berpengaruh dunia lainnya.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!