Antrean Haji RI Capai 40 Tahun, Gus Yahya Usul 4 Hal

Antrean Haji RI Capai 40 Tahun, Gus Yahya Usul 4 Hal

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 02 Jun 2025 11:00 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam seminar Akbar Haji Tahun 2025 di Hotel Ritz Carlton, Jeddah, Arab Saudi, Minggu (1/6/2025).
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) (kanan) dalam seminar Akbar Haji Tahun 2025 di Hotel Ritz Carlton, Jeddah, Arab Saudi, Minggu (1/6/2025). Foto: Dok. PBNU
Jakarta -

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyoroti lamanya antrean haji di Indonesia yang bisa mencapai 40 tahun. Menurutnya konsep istithaah perlu diperbaiki.

Hal ini diungkapkan Gus Yahya saat menjadi pembicara dalam acara Seminar Akbar Haji 2025 yang diselenggarakan Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi di Hotel Ritz Carlton, Jeddah, Minggu (1/6/2025).

Dalam forum internasional itu, Gus Yahya menyoroti soal konsep istitha'ah (kemampuan berhaji). Menurutnya, hal ini perlu dikaji ulang di era modern.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gus Yahya menyinggung panjangnya masa tunggu haji, terutama di Indonesia. Ia menyebut, per 2025, jumlah pendaftar haji di Indonesia telah menembus 5,5 juta orang. Kondisi ini membuat calon jemaah harus menunggu lama.

"Mereka (calon jemaah haji) memperoleh nomor antrean dan harus menunggu selama bertahun-tahun, bahkan bisa mencapai 20 hingga 40 tahun, karena jumlah pendaftar haji telah melampaui 5,5 juta orang pada 2025," kata Gus Yahya dalam keterangannya.

ADVERTISEMENT

Menurut Gus Yahya kondisi ini perlu menjadi bahan refleksi terhadap pemaknaan istitha'ah. Ia menegaskan mampu membayar biaya pendaftaran awal belum tentu menandakan seseorang benar-benar mampu secara syar'i.

"Biaya haji sesungguhnya terus meningkat setiap tahun, dan masa tunggu yang panjang bisa melemahkan kondisi fisik calon jamaah. Bisa jadi ketika giliran tiba, orang itu sudah lanjut usia atau bahkan wafat," ujarnya.

4 Usulan Strategis Gus Yahya

Melihat kompleksitas masalah ini, Gus Yahya mengajukan empat usulan utama:

1. Fatwa dan Edukasi Istitha'ah

Gus Yahya menilai perlu ada fatwa jelas dari para ulama tentang kapan seseorang dianggap wajib berhaji secara syar'i. Ia merujuk mazhab Syafi'i yang menetapkan istitha'ah saat keberangkatan, bukan saat mendaftar.

2. Sosialisasi Haji Sekali Seumur Hidup

Gus Yahya menekankan pentingnya mengingatkan umat bahwa haji hanya wajib sekali seumur hidup. Agar kesempatan berhaji lebih merata.

3. Evaluasi Sistem Antrean Nasional

Menurut Gus Yahya, pemerintah negara dengan antrean panjang seperti Indonesia perlu membuat kebijakan yang adil dan inovatif. Ia juga mendorong kerja sama lebih erat dengan Pemerintah Arab Saudi dalam pengelolaan kuota.

4. Perencanaan Layanan Haji yang Lebih Awal

Gus Yahya berharap Pemerintah Arab Saudi bisa merancang dan mengumumkan desain layanan haji lebih awal. Agar calon jemaah bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik.

NU Siap Bantu Arab Saudi

Gus Yahya juga menegaskan kesiapan Nahdlatul Ulama untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Arab Saudi. Ia menyebut, NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan lebih dari 160 juta pengikut siap membantu pelaksanaan pelayanan haji yang lebih efektif.




(hnh/kri)

Hide Ads