Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengumumkan bahwa NU telah memasuki fase keempat, yaitu "gaspol" untuk melaksanakan agenda-agenda organisasi. Hal ini disampaikan Gus Yahya saat memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025).
Gus Yahya menjelaskan bahwa fase konsolidasi yang telah dirancang sejak awal kepengurusan telah berhasil dilaksanakan dengan baik. Fase-fase tersebut meliputi konseptualisasi desain, kampanye untuk membangkitkan semangat, peringatan 1 Abad NU, dan konsolidasi pelaksanaan berbagai desain untuk menemukan model strategi implementasi.
"Semua telah berhasil telah kita laksanakan dengan baik dan sambil meneruskan berbagai macam agenda yang memang sudah berjalan dengan baik, maka saat ini kita masuk fase keempat yaitu fase gaspol untuk melaksanakan agenda-agenda Nahdlatul Ulama," kata Gus Yahya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gus Yahya juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkonsolidasi dan bergabung dalam kerangka kerja pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dengan visi yang telah ditetapkan, yaitu Asta Cita.
Dalam acara pembukaan Munas-Konbes tersebut, Gus Yahya juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan tiga menteri dan tiga lembaga tinggi negara sebagai upaya untuk menjalankan agenda-agenda NU ke depan.
MoU tersebut meliputi kerja sama di bidang Hak Asasi Manusia (HAM) dengan Wakil Menteri HAM Mugianto, bidang pekerja dengan Menteri P2MI Abdul Kardi Kardinh, bidang ketahanan negara dengan Gubernur Lemhannas Tb Ace Hasan Syadzili, bidang pangan dengan Dirut Perum Bulog Wahyu Suprayono, bidang Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan Kepala BGN Dadan Hindayana, dan bidang pengembangan perempuan dan anak dengan Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi.
Selain itu, Gus Yahya juga memperkenalkan beberapa tokoh internasional yang hadir, antara lain Imam Yahya Sergio Yahe Pallavicini dari Roma, Italia, Charles Holland Taylor (Haji Muhammad Kholil) dari Amerika Serikat, dan Prof Greg Barton dari Australia.
Beberapa Menteri Kabinet Merah Putih juga hadir dalam pembukaan Munas dan Konbes NU 2025, antara lain Menteri P2MI Abdul Kadir Karding, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Choiri Fauzi, Gubernur Lemhannas RI TB Ace Hasan Syadzily, Wakil Menteri HAM Mugiyanto, dan Direktur SDM Bulog Sudarsono Hardjosoekarto, serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Adapun materi-materi dalam Munas Alim Ulama NU 2025 adalah sebagai berikut:
Komisi Bahtsul Masail Waqi'iyah
1. Pelibatan Diri Dalam Konflik Negara Lain
2. Perdagangan Karbon
3. Konsep Uang Kerta Dalam Kewajiban Zakat (kategori: I'adatun Nadhar)
4. I'adatun Nadhar Hasil Munas 2023 tentang Penyembelihan Dam
5. Perniagaan Aset di Atas Tanah Wakaf
Komisi Bahtsul Masail Maudhu'iyah
1. Fikih Filantropi
2. Murur di Muzdalifah dan Mina tanpa Mabit
3. Problematika Pajak dalam Islam
4. Hak dan Kewajiban Muslim di Negara Non-Muslim
5. Kontrak Sosial Politik Pemimpin dan Rakyat
Komisi Bahtsul Masail Qonuniyah
1. Larangan Menggunakan Media Sosial Bagi Anak di Bawah Umur
2. Regulasi Jual Beli Minuman Beralkohol
3. Pencatatan Pernikahan oleh Dukcapil bagi Perkawinan yang Tidak Tercatat di KUA
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi