Sabar Menghadapi Bencana Jadi Tanda Keimanan Kepada Allah SWT

Sabar Menghadapi Bencana Jadi Tanda Keimanan Kepada Allah SWT

Devi Setya - detikHikmah
Senin, 21 Nov 2022 18:30 WIB
Doa Agar Taubat Diterima
Ilustrasi muslim sedang berdoa saat terkena bencana Foto: iStock
Jakarta -

Bencana adalah cara Allah SWT menilai kadar keimanan hamba-Nya. Lewat bencana yang dialami, setiap muslim hendaknya bersabar dan tawakal berserah diri hanya kepada Allah SWT.

Ujian dari Allah SWT bisa hadir dalam bentuk apapun, termasuk melalui bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami, tanah longsor dan lain sebagainya. Semua bencana merupakan cobaan dan ujian yang harus dilalui dengan sabar.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Anbiya ayat 35 yang menjelaskan tentang adanya ujian dari Allah SWT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Arab-Latin: Kullu nafsin żā`iqatul-maụt, wa nablụkum bisy-syarri wal-khairi fitnah, wa ilainā turja'ụn

ADVERTISEMENT

Artinya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan."

Dikutip dari buku Dahsyatnya Sabar, Syukur, Ikhlas, dan Tawakal oleh Abdul Syukur al-Azizi, dijelaskan sebagai muslim seharusnya meyakini bahwa bencana yang melanda merupakan cobaan untuk menguji seberapa besar kita bersabar dan
tawakkal kepada Allah SWT.

Sabar dalam menerima semua ujian dan cobaan memang tidak semudah membalik telapak tangan, terutama jika musibah yang menimpa cukup berat. Namun dengan meyakini takdir Allah SWT maka musibah berat pun akan terasa ringan karena Allah SWT meluaskan hati yang ikhlas.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Perkara orang mukmin mengagumkan, segala kondisi, baik baginya, dan ini tidak terjadi kecuali kepada orang mukmin. Apabila mendapat kesenangan, ia bersyukur dan ini lebih baik baginya. Namun, jika mendapat musibah ia bersabar, dan ini lebih baik baginya." (HR. Muslim, no. 2999)

Meyakini Musibah Datangnya dari Allah SWT

Perkara musibah, bencana, cobaan dan nikmat yang dialami setiap orang, sepenuhnya adalah hak prerogatif Allah SWT. Semua orang pasti mengalami ujian dan cobaan, bahkan ujian bukanbhanya sekali dua kali, kadang ujian datang beruntun tiada henti, karena memang hidup ini adalah tempat ujian dan cobaan.

Allah SWT berfirman dalam surat At-Taghabun ayat 11 yang berbunyi:

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Arab-Latin: Mā aṣāba mim muṣībatin illā bi`iżnillāh, wa may yu`mim billāhi yahdi qalbah, wallāhu bikulli syai`in 'alīm

Artinya: "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Sikap sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakarn tanda kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT. Semakin besar kadar keimanan, keyakinan, tawakkal, dan kesabaran seseorang menandakan derajatnya di mata Allah SWT.

Memupuk Sikap Husnuzan

Selain menguji kadar keimanan seseorang, adanya musibah dan bencana juga sekaligus memupuk sikap husnuzan atau berbaik sangka kepada Allah SWT. Tidaklah Allah menurunkan bencana melainkan sebagai ujian atas keimanan yang kita miliki.

Tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 214:

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ

Arab-Latin: Am ḥasibtum an tadkhulul-jannata wa lammā ya`tikum maṡalullażīna khalau ming qablikum, massat-humul-ba`sā`u waḍ-ḍarrā`u wa zulzilụ ḥattā yaqụlar-rasụlu wallażīna āmanụ ma'ahụ matā naṣrullāh, alā inna naṣrallāhi qarīb

Artinya: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

Melalui ayat ini, secara tegas dijelaskan bahwa Allah SWT akan menguji setiap manusia dengan berbagai macam bencana dan musibah yang menjadi ujian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keimanan yang dimiliki seorang muslim.




(dvs/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads