Diriwayatkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW selalu mengerjakan sholat malam hingga telapak kakinya bengkak. Aisyah RA pun bertanya:
'Wahai Rasulullah, mengapa engkau lakukan itu, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosa mu yang terdahulu maupun yang akan datang?' Beliau menjawab, "Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang banyak bersyukur?" (HR Bukari Muslim)
Sholat lima waktu sebagai bentuk syukur seorang hamba
Ibadah sholat lima waktu yang diperintahkan Allah kepada umat Islam ternyata memiliki makna tersendiri. Mengutip buku Nikmatnya Ibadah oleh, Dr. Yunasril Ali mengulas waktu dan jumlah rakaat dalam sholat lima waktu yang berkaitan dengan peristiwa para Nabi dan Rasul.
Sholat Subuh memiliki kaitan dengan peristiwa turunnya Nabi Adam dari surga. Ketika sampai ke bumi, Nabi Adam ada di kegelapan malam yang menakutkan. Kemudian cahaya matahari memancar pada waktu subuh, sehingga membawa kegembiraan bagi Nabi Adam.
Dijelaskan juga bahwa, Sholat Zuhur berhubungan dengan peristiwa pengurbanan Nabi Ismail oleh Nabi Ibrahim yang terjadi pada waktu tergelincirnya matahari.
Sementara Sholat Ashar berkaitan dengan peristiwa keluarnya Nabi Yunus dari perut ikan. Ketika berada dalam perut ikan ia memohon pertolongan kepada Allah pada waktu Ashar dengan doa yang disebutkan dalam Surah Al-Anbiya ayat 87.
Adapun Sholat Maghrib dihubungkan dengan peristiwa selamatnya Nabi Isa dari penyaliban yang terjadi saat matahari terbenam.
Dan Sholat Isya dikaitkan dengan peristiwa selamatnya Nabi Musa bersama istri setelah tersesat di tengah padang pasir. Di mana ia berhasil keluar dari Madyan menuju Mesir pada akhir waktu Isya.
Dr. Yunasril Ali menjelaskan bahwa peristiwa-peristiwa tersebut bukan sebab yang melatarbelakangi kebijakan Allah memerintahkan sholat. Para Sufi beranggapan bahwa kejadian itu bila diperoleh hikmah dan maknanya bisa mengingatkan pada perintah ibadah lima waktu.
Dalam buku Nikmatnya Ibadah dikatakan, jumlah rakaat sholat lima waktu juga masih berkaitan dengan sejarah para Nabi yang telah disebutkan.
Sholat Subuh terdiri dari dua rakaat, yang mana ditautkan dengan rasa syukur Nabi Adam atas dua hal, yakni; terbebas dari kegelapan malam dan nikmat cahaya siang hari.
Adapun Sholat Zuhur yang terdiri dari empat rakaat, dihubungkan dengan wujud syukur Nabi Ibrahim atas empat hal, yaitu karunia Allah yang telah memberikan tebusan Nabi Ismail, hilangnya dukacita Nabi Ismail, munculnya domba tebusan, dan diterimanya kurban yang dipersembahkan.
Empat rakaat Sholat Ashar dikaitkan dengan bentuk syukur Nabi Yunus atas empat hal, yakni; kebebasannya dari gelap kesalahan yang diperbuat, kebebasannya dari kegelapan samudera, kebebasannya dari kegelapan malam, dan kebebasannya dari kegelapan perut ikan.
Rakaat Sholat Maghrib yang terdiri dari tiga, juga memiliki kaitan rasa syukur Nabi Isa atas tiga hal; kesuksesan menegaskan bahwa ketuhanan bukan pada dirinya, kesuksesan menyangkal tuduhan bahwa ibunya melakukan dosa (zina), kesuksesannya menyeru bahwa Allah adalah tuhan sebenarnya, yang memiliki sifat-sifat ketuhanan.
Sholat isya terdiri atas empat rakaat, berhubungan dengan perwujudan syukur Nabi Musa atas empat hal yakni; hilangnya kegelisahan sang istri, hilangnya kegelisahan Nabi Harun (saudaranya) ketika kembali bertemu dengannya, hilangnya keraguan Fir'aun atas kemunculan Nabi Musa, serta hilangnya keraguan anak keturunan Fir'aun bahwa Nabi Musa masih hidup dan masih berdakwah di jalan Allah.
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana