Semangat Wukuf di Arafah Masih 'Kokoh' di Balik Usia Rentanya

Kisah Haji Para Tamu Allah

Semangat Wukuf di Arafah Masih 'Kokoh' di Balik Usia Rentanya

Erna Mardiana - detikHikmah
Minggu, 16 Jun 2024 11:44 WIB
Nurasik (82), jemaah haji Kloter PLM 9
Nurasik (82), jemaah haji lansia kloter PLM 9. (Foto: Dok Media Center Haji 2024)
Makkah -

Usia hanyalah sekedar angka. Sepertinya ungkapan ini tepat untuk menggambarkan Nurasik (82), jemaah haji kelompok terbang (kloter) PLM 9. Semangatnya untuk beribadah tak kalah dengan anak muda.

Ditemui Media Center Haji di maktabnya, di Arafah, Jumat (14/6/2024), Nurasik tengah berbaring. Nurasik bercerita jika ia berhaji didampingi anak perempuannya yang ketiga. Nurasik memiliki 5 anak.

"Dia yang mendampingi. Dia sangat menyayangi saya." tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga bercerita bahwa awalnya dia berniat haji bersama istrinya. Namun, keinginannya ia kubur dalam-dalam setelah istrinya meninggal dunia pada 2012.

Dengan bangga, dia bercerita saat dia mampu tawaf saat umrah wajib tanpa bantuan kursi roda. "Alhamdulillah bisa tawaf tanpa kursi roda, " ujarnya.

ADVERTISEMENT

Namun, untuk wukuf dia masuk program murur untuk menjaga kesehatannya.

Ia sangat bersyukur bisa sampai di Arafah untuk melaksanakan rangkaian ibadah. Disinggung apakah nanti akan melontar jumrah. Dengan logat Palembang ia menjawab.

"Insyaallah, jiko aku pacak melakukannyo dewek, akan ku lakuke (jika saya bisa melakukannya sendiri akan saya lakukan). Kan ada putri saya yang selalu mendampinginya," ujarnya.

Nurasik berdoa agar sehat dan mabrur. Semoga anak-anak dan cucu-cucunya bisa dengan mudah beribadah ke Tanah Suci.

Semangat yang sama diperlihatkan jemaah haji asal Ranau, Palembang, Sumatera Selatan, Nurhaya (80). Meski tanpa pendamping dia mengaku tetap senang berada di Tanah Suci. "Ingin tinggal di sini," ujarnya sambil terkekeh.

Jemaah haji asal Ranau, Palembang, Sumatera Selatan, Nurhaya (80)Nurhaya (80), jemaah haji asal Ranau, Palembang, Sumatera Selatan. (Foto: Dok Media Center Haji 2024)

Selama berbincang, Nurhaya tak lepas dari zikir. Nenek Nurhaya juga semangat saat ditanya kesiapannya melaksanakan prosesi hajii termasuk wukuf, mabit dan melontar jumrah.

Namun, karena usianya, dia dimasukkan ke dalam program murur, sedangkan untuk melontar jumrah dia upayakan sekuat tenaga untuk bisa melakukannya sendiri.

"Saya akan sekuat tenaga melontar jumrah sendiri. Ini adalah kesempatan emas di akhir usianya," ungkapnya.

Ia pun sangat bersyukur, di usianya yang tua ini, Allah SWT masih memanggilnya untuk melaksanakan perintahnya beribadah haji di Tanah Suci.

Selain itu, ia juga mengaku senang dengan pelayanan petugas. Selama di Tanah Suci petugas sangat membantunya.

"Termasuk juga soal makanan. Hari ini makan pakai rendang," ujar Nurhaya yang terus melanjutkan zikirnya.




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads