Zulna Yetti (49), jemaah haji kloter 7 embarkasi Padang (PDG) tak menyangka bisa berangkat ke Tanah Suci tahun ini. Padahal, ia tidak pernah mendaftar haji sama sekali.
Bu Yet, begitu ia disapa, bercerita kisahnya berawal dari 2012. Sang ayah yang bernama Bachtiar didaftarkan pergi haji oleh anak keduanya yang bernama Zumri Yenti, kakak dari Yet.
Zumri Yenti mendaftarkan sang ayah karena memiliki nazar untuk memberangkatkan ayahnya ke Tanah Suci. Tapi qadarullah, sang ayah wafat sebelum waktunya tiba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertamanya, ayah saya yang daftar tahun 2012. Dia daftar di kampung, abis itu belum dipanggil dia sudah meninggal tahun 2021 kalau enggak salah," kata Yet, kepada detikHikmah, Minggu (9/6/2024).
Ketika sang ayah meninggal dunia, Yet mencoba mencari informasi mengenai pemindahtanganan nomor porsi sang ayah. Sebab, ia merasa sayang jika kuota haji reguler itu hangus begitu saja.
Ternyata hal itu bisa dilakukan. Yet langsung meminta izin kepada kakaknya dan kakaknya pun merestui.
"Terus pas dia meninggal, saya urus pemindahan porsi ke saya. itu saya tahunya dari saudara saya yang kerja di Kemenag. Katanya bisa asal anak kandung. Tapi kalau mau urus pulang ke kampung, ya sudah saya urus ke kampung," kata Yet.
Yet pun senang dan mencoba mengurusnya. Ia yang berdomisili di Jakarta langsung pulang ke kampung halaman yang berada di Jorong Galogandang, Nagari III Koto, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
"Saya urus langsung ke Kemenag di sana, katanya siapin data-datanya untuk perpindahan porsi. Nanti pemindahan porsi, pembayarannya langsung ke bank. di Jakarta bisa dan di kampung juga bisa," jelasnya.
Pemindahan nomor porsi pun diurus. Semua berkas disiapkan oleh Yet mulai dari Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) dirinya hingga KTP sang ayah.
Setelah itu, Yet berangkat ke bank untuk mengurus pendaftaran haji. Dana awal yang semula ada di rekening sang ayah langsung dipindahkan ke rekening tabungan hajinya.
"Pendaftaran 'kan Rp 25 juta, itu yang punya bapak dipindahin ke saya, ke bank saya, jadi emang harus bikin bank baru lagi sayanya. Jadi bukan bank punya bapak," papar Yet.
"Pokoknya cukup ribet ya ngurus pemindahan itu. Karena saya pergi juga ke kantor Wali Nagari (kantor desa). Panjanglah prosesnya," sambungnya.
Tak sampai di situ, pihak bank sempat tak percaya begitu saja kepada Yet. Pihak bank pun mencoba menghubungi saudara kandungnya untuk melakukan konfirmasi.
"Abis itu minta izin juga ke saudara kandung, ditelpon tuh sama bank. Bener nggak pemindahan porsinya ke saya. Jangan jangan saya bikin-bikin aja pemindahan porsinya tanpa sepengetahuan saudara. ditelpon satu satu mereka. ada beberapa orang tuh," beber Yet.
"Setelah dijawab sama kakak-kakak saya, akhirnya dipindahin tuh uang yang ada di bank bapak ke bank saya," lanjutnya.
Yet kemudian diberitahu bahwa kemungkinan berangkat ke Tanah Suci pada 2027. Namun, jadwal tersebut bisa maju atau mundur.
"Abis itu saudara saya yang kerja di Kemenag telepon, saya masuk kuota cadangan haji di tahun ini. Bisa berangkat, bisa nggak katanya," ujar Yet.
Wanita yang memiliki anak 5 orang itu kemudian langsung melunasi biaya haji yang sudah ditetapkan oleh Kemenag. Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang harus dilunasinya sebesar Rp 51 juta, hanya menambah Rp 26 juta dari sisa yang sudah dibayarkannya diawal.
"Tapi disuruh lunasin aja dulu, nanti kalau sudah lunas bisa ikut manasik haji, tapi harus tanda tangan surat dulu, takutnya kecewa. Kalau nggak jadi berangkat jangan kecewa, kalau berangkat alhamdulillah, kurang lebih begitu bunyi suratnya," ungkap Zulna Yetti.
"Ya sudah ditandatanganin, pakai meterai tuh. Soalnya saya cadangan kan," terangnya.
Doa Selama 33 Tahun Diijabah Allah SWT
Yet akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci pada pelaksanaan ibadah haji 2024. Allah SWT memanggilnya setelah puluhan tahun ia berdoa.
"Kalau ditanya perasaannya ya senang banget, tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Tidak nyangka bakal cepat dipanggil, berasa mimpi," ungkap Yet sambil berkaca-kaca.
Pergi haji adalah impiannya sejak usia 16 tahun, waktu masih duduk di bangku sekolah. Bermodal keyakinan kepada Sang Pencipta, ia pun terus berdoa dan berharap bahwa suatu saat nanti Allah SWT memanggilnya ke Baitullah.
"Selama ini kan saya udah kepingin banget naik haji dari zaman saya sekolah kelas 1 SMA. Terus saya mikir, bisa nggak ya, dapat nggak ya. Terus saya berdoa aja terus," ungkap Zulna Yetti.
"Saya mah yakin aja bakal dapat, entah darimana enggak tahu deh saya, tapi yakin aja bakal dapat. Pasti berangkat, pasti dapat, entah kapan waktunya enggak tahu, entah darimana uangnya enggak tahu kan," lanjut haru.
Entah apa yang ada di benaknya saat itu, Yet hanya ingin menyempurnakan rukun Islamnya. Hal itu didorong oleh orang-orang sekitarnya yang sudah berangkat haji terlebih dahulu.
"Mungkin karena keagamaan dikit ya, biar sempurna (rukun Islamnya). Pengin aja naik haji, entah apa pikirannya saat itu. Bisa jadi karena ngelihat orang pergi ke haji jadi pengin juga rasanya. Alhamdulillah sekarang kesampaian," jelasnya lagi.
"Saya terima kasih banget sama Allah, akhirnya saya nyampe juga di sini untuk melaksanakan ibadah haji. Intinya husnuzon aja sama Allah," tukasnya.
(hnh/rah)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi