Bagi umat Islam, menunaikan ibadah haji merupakan puncak dari perjalanan spiritual. Persiapan pun dilakukan dengan matang, tak hanya bekal fisik dan mental, tetapi juga doa dan harapan. Salah satunya melalui tradisi walimatussafar haji.
Acara ini menjadi wadah untuk mempererat tali silaturahmi, saling memaafkan, dan memanjatkan doa bersama agar para jemaah haji diberkahi kesehatan, keselamatan, dan kemudahan dalam melaksanakan rukun Islam kelima ini.
Walimatussafar haji umumnya diadakan beberapa hari sebelum keberangkatan. Biasanya, keluarga dan kerabat dekat diundang untuk menghadiri acara ini. Momen tersebut menjadi kesempatan bagi para jemaah haji untuk berpamitan dan memohon maaf atas segala kesalahan yang mungkin diperbuat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doa-doa dipanjatkan dengan penuh khusyuk, mengantarkan para jemaah menuju Baitullah dengan hati yang bersih.
Apa Itu Walimatussafar Haji?
Dikutip dari buku Dakwah Cerdas karya Udji Asiyah, secara bahasa, walimatussafar haji berasal dari dua kata dalam bahasa Arab, yaitu walimah dan safar.
Walimah artinya jamuan atau pesta, sedangkan safar artinya perjalanan. Maka dari itu, walimatussafar haji dapat diartikan sebagai acara jamuan atau pesta bagi orang yang hendak melakukan perjalanan haji.
Dikutip dari buku Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah karya Agus Arifin, sebelumnya istilah walimatussafar sendiri tidak ditemukan dan tidak dikenal dalam literatur Islam. Istilah ini baru muncul pada tahun 1970-an, dan lebih dikenal sebagai "selamatan" atau "syukuran".
Walimatussafar haji adalah tradisi yang dilakukan sebagai bentuk syukur dan permohonan kelancaran bagi para jemaah haji sebelum keberangkatan mereka ke Tanah Suci.
Walimatussafar haji biasanya diisi dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an, sholawat nabi, ceramah agama, dan doa untuk para jemaah. Momen ini menjadi kesempatan bagi para jemaah haji untuk berpamitan dan memohon maaf atas segala kesalahan, serta menerima doa dan dukungan dari keluarga dan kerabat.
Hukum Walimatussafar Haji
Kembali mengutip dari buku Dakwah Cerdas karya Udji Asiyah, kegiatan walimatussafar haji sebenarnya tidak ada tuntunannya, baik dari Rasulullah SAW maupun dari para sahabat jika ini dikaitkan dengan ritual perjalanan haji itu sendiri.
Ini hanyalah sebuah tradisi, sehingga sebagai jemaah haji harus mengetahui bahwa yang dilakukan bukan sebuah keharusan. Tidak ada kewajiban maupun sunahnya.
Namun, tradisi demikian ini tidaklah buruk. Asalkan niat melakukannya bukan karena hal-hal yang bersifat syar'i karena walimah ini bukan termasuk rangkaian ibadah haji.
Perlu diingat bahwa yang terpenting dalam walimatussafar haji adalah niatnya. Dalam melakukan tradisi ini, niatnya adalah untuk bersyukur kepada Allah SWT dan memohon kelancaran ibadah haji bagi para jemaah.
Tradisi ini memiliki banyak manfaat dan nilai positif, seperti mempererat tali silaturahmi, saling memaafkan, dan memanjatkan doa bersama untuk kelancaran dan keberkahan ibadah haji para jemaah.
Wallahu a'lam.
(hnh/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI