Tidak mudah untuk melaksanakan ibadah haji, mulai dari mengumpulkan tabungannya, hingga menunggu jadwal keberangkatan yang bisa bertahun-tahun. Makanya para jemaah haji yang berkesempatan pergi haji biasanya memaksimalkan segala bentuk ibadah wajib dan sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW.
Salah satunya seperti salat 40 kali berturut-turut selama 8 atau 9 hari di Masjid Nabawi. Berikut ini hukum salat Arbain di Masjid Nabawi seperti yang disampaikan oleh Rasulullah SAW:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَلَّى فِي مَسْجِدِي أَرْبَعِينَ صَلَاةً لا تَفُوتُهُ صَلَاةٌ كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَنَجَاةٌ مِنَ الْعَذَابِ وَبُرِئَ مِنَ النِّفَاقِ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(رواه أحمد)
Artinya: "Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Siapa yang salat di Masjidku ini empat puluh salat yang tidak tertinggal satu salat pun (berturut-turut) maka ia akan bersih (terlepas) dari siksa neraka, lepas dari azab, dan bersih dari kemunafikan.'" (HR Ahmad).
Mengutip buku Tapak Sejarah Seputar Makkah-Madinah karya Muslim H. Nasution terdapat penjelasan mengenai keshahihan hadits di atas.
Istilah 'Salat Arbain 40 waktu' di Masjid Nabawi pun muncul lantaran hadits di atas, kemudian seluruh jemaah haji asal Indonesia pun berusaha mendapatkan keutamaan salat Arbain 40 waktu di Masjid Nabawi.
Mengenai salat Arbain ini menghasilkan beberapa pendapat dari para ulama, Al-Munzhiri, seorang ahli hadits, mengatakan bahwa perawi hadits di atas semua adalah tsiqat (sahih).
Ibnu Hajar berpendapat bahwa salah seorang perawi hadits yang bernama Nabith bin Umar diragukan ke-tsiqat-annya oleh sebagian ahli hadits, sebagaimana dikatakan Ibnu Hibban.
Ahli hadits mutakhir, yakni Albani, salah seorang ulama yang pernah menjadi dosen di Universitas Madinah, Arab Saudi bahwa kualitas hadits salat Arbain itu adalah dhaif 'lemah', karena salah seorang perawinya, Nabith, adalah tidak dikenal kecuali pada hadits ini saja. Oleh sebab itu, hadits ini menjadi lemah (dhaif), tidak bisa dijadikan dalil yang kuat. Menurut Albani.
Salat Arbain ini juga sering dilakukan jemaah Indonesia. Bahkan beberapa dari jemaah tak ingin ketinggalan. Melansir situs Kemenag (19/05/2024) Suatu ketika di Masjid Nabawi Tim Media Center Haji di datangi oleh seorang jemaah haji lanjut usia asal Madiun saat menjelang azan Isya.
Jemaah haji lanjut usia itu berniat untuk salat namun dia tidak tahu arah masuk Masjid Nabawi.
"Nak jalan untuk masuk Masjid ke mana? Tadi salat Magrib, terus pengen ke toilet, habis itu lupa jalan balik ke dalam Masjidnya, sudah muter-muter belum ketemu," kata jemaah tersebut (18/05/2024).
Melihat kepadatan jamaah haji di dalam Masjid Nabawi tim MCH menawarkan untuk mengantar kembali ke penginapan, dan menganjurkannya ibadah di hotel. Tetapi jemaah haji lansia itu malah menjawab tidak mau.
"Ndak mau. Saya mau Arbain. Tidak sah ibadahnya, jika tidak Arbain," katanya tegas.
Sehubung dengan cerita jemaah haji lanjut usia itu, pembimbing ibadah Daker Madinah, Aswadi mengungkapkan kalau jemaah jangan khawatir bila tidak berkesempatan salat Arbain berjamaah di Masjid Nabawi.
Jika ada pertanyaan apa hukumnya meninggalkan Arbain? Ya tidak apa-apa. Karena Arbain termasuk ibadah sunnah. Meninggalkan ibadah sunnah tidak ada denda, tidak berdosa," katanya.
Selain itu, Aswadi menjelaskan bahwa alasan tidak melaksanakan Arbain bagi lansia atau jemaah lainnya adalah untuk menjaga kesehatan dan mencegah kelelahan.
"Menjaga kondisi kesehatan kita masing-masing untuk nanti melaksanakan ibadah puncak haji adalah lebih wajib hukumnya," katanya.
Aswadi juga mengingatkan agar jemaah lanjut usia memperhatikan kondisi kesehatannya. Jika mereka merasa sehat dan mampu, mereka bisa beribadah di Masjid Nabawi. Namun, jika kondisi kesehatannya tidak memungkinkan, sebaiknya mereka tetap melakukan amalan di hotel tempat mereka menginap.
"Jemaah tidak perlu takut tidak bisa memperoleh fadhilah (keutamaan) Arbain. Karena ada ibadah lain yang dapat kita laksanakan, yang fadhilahnya sama dengan melaksanakan Arbain, yakni akan terbebas dari api neraka, selamat dari azab, serta terbebas dari kemunafikan," ujar Aswadi demikian.
Bagi detikers yang ingin meng-update berita terbaru seputar kabar haji 2024 bisa cek beritanya DI SINI.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump