Kalau Tidak Bersyukur, Apa Akibatnya? Ini Peringatan dari Al-Qur'an

Kalau Tidak Bersyukur, Apa Akibatnya? Ini Peringatan dari Al-Qur'an

Devi Setya - detikHikmah
Minggu, 13 Jul 2025 12:00 WIB
Ilustrasi keluarga muslim
ilustrasi bersyukur Foto: Shutterstock
Jakarta -

Bersyukur adalah sikap mulia yang sangat dijunjung tinggi dalam ajaran Islam. Dalam banyak ayat Al-Qur'an, Allah SWT secara tegas memerintahkan manusia untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan.

Kepada hamba-Nya yang tidak bersyukur, Allah SWT memberikan peringatan keras bagi siapa saja yang kufur nikmat, alias tidak bersyukur.

Dikutip dari buku Dahsyatnya Syukur karya Syafii Al Bantanie, banyak ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang syukur. Ada ayat Al-Qur'an yang menjelaskan hakikat syukur, perintah bersyukur, balasan bagi orang yang bersyukur dan ancaman bagi orang yang tidak bersyukur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Termaktub dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 152,

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

ADVERTISEMENT

Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

Dikutip dari buku Mengimplementasikan Ajaran Tasawuf dalam Pendidikan Agama Islam dan Dunia Kerja yang ditulis oleh Eko Nani Fitriono, S. Th.I., dkk, dijelaskan bahwa, cara bersyukur kepada Allah SWT menurut para ulama di antaranya adalah dengan cara menaati perintah-Nya. Misalnya dengan mengagungkan nama Allah SWT, mengucapkan hamdalah, melakukan perbuatan yang diridhai, seperti sholat, puasa, dan menunaikan ibadah yang lain.

Akibat Jika Tidak Bersyukur

1. Kufur Nikmat Mendatangkan Azab

Salah satu peringatan yang sangat tegas mengenai akibat dari tidak bersyukur dapat ditemukan dalam surah Ibrahim ayat 7, di mana Allah SWT berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Arab-Latin: Wa iż ta`ażżana rabbukum la`in syakartum la`azīdannakum wa la`ing kafartum inna 'ażābī lasyadīd

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Ayat ini adalah peringatan langsung dari Allah SWT. Ketika seseorang tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan, maka bukan hanya nikmat itu akan dicabut, tapi juga bisa mengundang azab yang berat. Azab ini bisa berupa musibah, kegelisahan hidup, hingga kehancuran.

2. Dicabutnya Nikmat yang Ada

Allah SWT dapat mencabut nikmat-Nya dari orang-orang yang tidak tahu bersyukur. Ini ditegaskan dalam banyak kisah umat terdahulu dalam Al-Qur'an, salah satunya adalah kaum Saba'.

Dalam Surah Saba' ayat 15-17, Allah menceritakan tentang kaum Saba' yang hidup dalam kemakmuran, namun tidak bersyukur kepada Allah SWT. Akibatnya, negeri mereka yang dahulu subur berubah menjadi gersang:

"Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun. Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar..." (QS. Saba': 15-16)

Kisah ini adalah cermin bagi kita bahwa kemewahan dan kenyamanan hidup bukanlah jaminan selamanya jika tidak disertai dengan rasa syukur kepada Allah SWT.

3. Hidup Menjadi Sempit dan Sulit

Ketika seseorang tidak bersyukur, ia akan selalu merasa kurang dan tidak puas, bahkan ketika ia memiliki banyak harta. Rasa tidak puas ini bisa berubah menjadi kegelisahan, iri hati, dan keputusasaan. Dalam QS. Thaha ayat 124, Allah berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ

Artinya: Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".

4. Dihapusnya Amal Kebaikan

Ketidaksyukuran juga bisa berakibat pada hilangnya pahala amal kebaikan. Hal ini terjadi karena kufur nikmat termasuk dalam dosa besar jika disertai dengan pengingkaran terhadap kekuasaan Allah.

Allah SWT berfirman dalam surat Ibrahim ayat 18,

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِرَبِّهِمْ ۖ أَعْمَٰلُهُمْ كَرَمَادٍ ٱشْتَدَّتْ بِهِ ٱلرِّيحُ فِى يَوْمٍ عَاصِفٍ ۖ لَّا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا۟ عَلَىٰ شَىْءٍ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلضَّلَٰلُ ٱلْبَعِيدُ

Artinya: Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.

Ayat ini menggambarkan bahwa amal tanpa keimanan dan syukur kepada Allah bisa menjadi sia-sia seperti abu yang diterbangkan angin.

5. Menjadi Hamba yang Dibenci Allah

Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur. Sebaliknya, orang yang tidak tahu bersyukur dianggap sebagai makhluk yang tidak tahu diri. Bahkan dalam beberapa tafsir, kufur nikmat disamakan dengan bentuk keangkuhan terhadap Sang Pencipta.

Dalam Surah Al-Insan ayat 3, Allah mengingatkan,

إِنَّا هَدَيْنَٰهُ ٱلسَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.

Ayat ini menunjukkan bahwa manusia diberi dua pilihan, dan Allah sangat mencela mereka yang memilih kekufuran setelah diberi petunjuk dan nikmat.




(dvs/lus)

Hide Ads