Masjid Nabawi terletak di Madinah dan menjadi tempat paling suci kedua bagi umat Islam. Terdapat keutamaan bagi orang yang sholat di Masjid Nabawi yakni ganjaran pahala yang besar.
Pada musim haji, para jemaah haji dari seluruh dunia pergi berbondong-bondong menuju Masjid Nabawi untuk melaksanakan ibadah sholat. Sebab dikatakan dalam sebuah riwayat bahwa orang yang sholat di Masjid Nabawi mendapat pahala seribu kali lebih baik dari Masjid lain di seluruh dunia kecuali Masjidil Haram.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut yang berbunyi, "Sholat di masjidku ini lebih baik dari seribu kali sholat di (masjid) lain kecuali Masjidil Haram." (HR Bukhari)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan dalam buku Yang Disenangi Nabi SAW dan Yang Tak Disukai karya Adnan Tharsyah, satu kali sholat di Masjid Nabawi lebih baik seribu kali sholat di masjid-masjid yang lain kecuali di Masjidil Haram. Para ulama berkata, "Keutamaan ini adalah berhubungan dengan pahala. Pahala sholat di Masjid Nabawi lebih banyak seribu kali daripada pahala sholat di tempat yang lain.
Namun, hal ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan sholat yang telah ditinggalkan. Sehingga, apabila seseorang mempunyai kewajiban dua sholat di tempat yang lain lalu ia sholat di Masjid Nabawi satu kali sholat, maka ini hanya terhitung sholat satu kali."
Baca juga: Apa yang Dilakukan Jemaah Haji di Madinah? |
Lebih lanjut dalam buku diterangkan mengenai larangan untuk berziarah dan bepergian ke selain masjid-masjid tersebut, maka haram hukumnya dan juga tidak ada keutamaan dalam anjuran bepergian ke masjid-masjid yang lain.
Seperti yang telah dijelaskan dalam sebuah hadits berikut, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak dianjurkan untuk bepergian kecuali kepada tiga buah masjid : Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha." (HR Bukhari)
Amalan Sholat Arbain di Masjid Nabawi
Ketika jemaah haji berkesempatan mengunjungi Masjid Nabawi, dianjurkan untuk melaksanakan sholat arbain. Sholat arbain merupakan sholat fardhu yang dikerjakan selama 40 waktu atau sekitar 8 hari, dan dikerjakan dengan tidak boleh terputus-putus.
Keutamaan sholat arbain di Masjid Nabawi tertera dalam hadits berikut ini:
Ω ΩΩΩ Ψ΅ΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩ Ω ΩΨ³ΩΨ¬ΩΨ―ΩΩΩ Ψ£ΩΨ±ΩΨ¨ΩΨΉΩΩΩΩΩ Ψ΅ΩΩΩΨ§Ψ©Ω ΩΩΨ§ ΨͺΩΩΩΩΩΨͺΩΩΩ Ψ΅ΩΩΩΨ§Ψ©Ω ΩΩΨͺΩΨ¨Ω ΩΩΩΩ Ψ¨ΩΨ±ΩΨ§Ψ‘ΩΨ©Ω Ω ΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΨ§Ψ±Ω ΩΩ Ψ¨ΩΨ±ΩΨ§Ψ‘ΩΨ©Ω Ω ΩΩΩ Ψ§ΩΩΨΉΩΨ°ΩΨ§Ψ¨Ω ΩΩ Ψ¨ΩΨ±ΩΩΩΨ‘Ω Ω ΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩΨ§ΩΩ
Artinya: "Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Siapa yang sholat di Masjidku ini empat puluh sholat yang tidak tertinggal satu sholat pun (berturut-turut) maka ia akan bersih (terlepas) dari siksa neraka, lepas dari azab, dan bersih dari kemunafikan.'" (HR Ahmad).
Meski demikian, sholat arbain bukan termasuk syarat ataupun rukun haji. Sehingga jemaah haji yang dalam kondisi lemah, lansia, dan sakit, tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan sholat arbain di Masjid Nabawi.
Sejarah Singkat Pembangunan Masjid Nabawi
Diceritakan dalam buku Keajaiban Masjid Nabawi karya M. Irawan, bahwa Rasulullah SAW membangun Masjid Nabawi pada bulan Rabiul Awal setelah hijrahnya ke Madinah. Masjid Nabawi dibangun menghadap kiblat pertama umat Islam, yakni Masjid Al-Aqsa. Sebelah utara masjid adalah kamar Aisyah.
Area yang akan dibangun Masjid Nabawi saat itu merupakan bangunan yang dimiliki oleh Bani Najjar. Rasulullah SAW berkata kepada Bani Najjar, "Wahai Bani Najjar, berilah harga bangunan kalian ini?"
Kemudian orang-orang Bani Najjar menjawab, "Tidak, demi Allah. Kami tidak akan meminta harga untuk bangunan ini kecuali hanya kepada Allah SWT." Bani Najjar dengan suka rela mewakafkan bangunan dan tanah mereka untuk pembangunan Masjid Nabawi dan mereka berharap pahala dari sisi Allah SWT atas amalan mereka tersebut.
Masjid Nabawi awalnya dibangun dengan sangat sederhana, jauh berbeda jika melihat keadaannya saat ini yang megah nan indah.
Saat itu, panjang masjid ini hanya memiliki panjang 70 hasta (35 m) dan lebarnya 60 hasta (30 m), Lantai masjid adalah tanah yang berbatu, atapnya pelepah kurma, dan terdapat tiga pintu, sementara sekarang sangat besar dan megah.
Lalu, pada tahun ke-7 H, jumlah umat Islam semakin banyak dan masjid menjadi penuh, Nabi SAW pun mengambil kebijakan memperluas Masjid Nabawi. Beliau tambahkan masing-masing 20 hasta untuk panjang dan lebar masjid. Utsman bin Affan adalah orang yang menanggung biaya pembebasan tanah untuk perluasan masjid saat itu.
Wallahua'lam.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan