Problem tenda yang tidak mencukupi dan makanan yang terlambat ternyata tidak hanya dialami jemaah haji RI di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Malaysia pun mengalami hal serupa. Sama-sama tak puas, kedua pihak berharap tahun depan tidak terulang.
Dalam kunjungan ke Kantor Urusan Haji Indonesia di Makkah, Jumat (7/7/2023), delegasi Tabung Haji Malaysia menyebutkan beberapa ketidaknyamanan yang mereka alami di Armina. Misalnya masalah kepadatan di dalam tenda, makanan yang terlambat datang dan problem pendingin di tenda. Di Muzdalifah, layanan transportasi terlambat meskipun seluruh jemaah berhasil diangkut pada pagi hari.
"Sudah tentu ada kekurangan dari segi perkhidmatan dan kemudahan yang disediakan dan saya rasa sama juga dengan yang dihadapi saban tahun selama ni juga yang dihadapi negara-negara lain. Jadi kita harus mencari penyelesaian jangka panjang dalam mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut terutama sekali dari segi ruang rehat yang tidak cukup untuk jemaae haji kita apalagi kita lihat bahwa pada masa akan datang Kerjaan Arab Saudi juga ingin menambah lagi jemaah haji menjelang visi 2030," ucap Pengarah Eksekutif Tabung Haji Malaysia, Dato' Sri Syed Saleh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita lihat di sini di antaranya dari segi ruang di dalam kemah terutama di Mina. Kedua dari segi aturan makan minum yang lebih mengikut jadwal. Ketiga kemudahan kemah di antaranya pendingin lebih diperbaiki lagi itu yang harus diberi perhatian," ungkapnya. "(Muzdalifah) masih lagi mencabar (tantangan) dan perlu diperbaiki lagi Insya Allah," tambahnya.
Sama dengan Malaysia, Indonesia juga mengalami banyak ketidaknyamanan atas layanan Mashariq. Misalnya soal tenda over kapasitas, makanan terlambat datang dan sanitasi yang kurang baik di Mina. Di Muzdalifah, layanan transportasi mengalami keterlambatan yang signifikan, hingga menyebabkan jemaah haji baru selesai diangkut pukul 13.30 WAS.
Indonesia telah melayangkan protes resmi dan saat ini layanan Mashariq di Armina sedang dalam investigasi kementerian haji Saudi-RI.
"Banyak pengalaman dan catatan kita sama ada pengkhidmatan atau layanan perlu ditingkatkan di masa yang akan datang terutama kerja sama kita dengan mitra kita di Saudi khususnya dengan syarikah Mashariq misalnya ataupun yang lain agar jemaah dari Indonesia ataupun negara lain seperti Malaysia bisa mendapatkan layanan yang sudah seharusnya," tutur Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief.
"Ada dari segi tenda kapasitasnya harus bisa lebih sesuai tahun depan, boleh padat tapi tidak over gitu ya. Kemudian juga sanitasi ingin kita perbaiki ke depan air bersih makanan suplainya ketepatan waktunya apalagi sama jumlah lansianya cukup tinggi kita sama di Indonesia cukup tinggi sehingga urusan makan itu sangat penting dan sensitif untuk jemaah yang sudah sepuh," tambahnya.
Sama-sama kurang puas, Indonesia mendorong peningkatan layanan dan agar ketidaknyamanan tahun ini tidak terulang. Apalagi mengingat kuota jemaah haji sudah diketok dan proses penyelenggaraan musim haji tahun depan juga akan dimulai lebih awal.
"Mudah-mudahan ke depan tidak terulang kesulitan-kesulitan yang dialami jemaah seperti kasus di Muzdalifah penjemputan terlalu siang atau kesiapan infrastruktur tadi yang jadi persyaratan di Arafah dan Mina. sanitasi air bersih itu vital yang harus kita jaga komunikasinya dengan baik pemerintah Saudi secara formal," tutup Hilman.
(mel/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!