Ditambah lagi, lanjut Wamenag, dari 229 ribu jemaah, 30 persen adalah kalangan lansia. Tentunya hal tersebut perlu mendapat perhatian khusus.
"Tentu yang pertama karena akumulasi dari tahun 2022 yang mereka tidak bisa berangkat. Yang ada pembatasan, hanya bisa berangkat usia di bawah 65 tahun, sehingga tahun ini ada penumpukan jumlah lansia," jelas Wamenag Zainut di Bandara King Abdulaziz Internasional Jeddah, Arab Saudi, seperti dikutip dari laman Kemenag, Kamis (22/6/2023).
Wamenag juga menyampaikan kebijakan dari Menteri Agama berupa kebijakan afirmasi bagi lansia. Diharapkan nanti bisa dikurangi atau bahkan pada titik tertentu sudah tidak ada lagi jemaah haji lansia.
"Karena memang ibadah haji itu membutuhkan tidak hanya sekedar persyaratan syariah, tetapi persyaratan kesehatan dibutuhkan sebab ibadah haji adalah ibadah yang membutuhkan fisik besar sekali," jelas Wamenag.
Tantangan selanjutnya, jelas Zainut adalah suhu cuaca yang ekstrem dikisaran 42 derajat celcius. Dibutuhkan perhatian dari berbagai aspek, mulai dari perbanyak minum air putih agar tidak dehidrasi, istirahat yang cukup hingga tidak memaksakan diri untuk beribadah di luar hotel saat terik matahari.
"Lebih baik jemaah haji mempersiapkan diri untuk menghadapi puncak haji saat wukuf di Arafah karena itu adalah ibadah paling utama," jelas Wamenag.
Terakhir, Wamenag meminta kepada pembimbing jemaah haji harus saling bekerja sama dan membantu bersama PPIH. Agar pelaksanaan haji berjalan dengan lancar dan menjadi haji yang mabrur.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana