Katering Haji Setop Sementara Bukan Kali Ini Saja Terjadi, Begini Sejarahnya

Kabar Haji dari Saudi

Katering Haji Setop Sementara Bukan Kali Ini Saja Terjadi, Begini Sejarahnya

Erwin Dariyanto - detikHikmah
Minggu, 18 Jun 2023 19:06 WIB
Ketua PPIH Arab Saudi 1444 H/2023 M Subhan Cholid
Ketua PPIH Arab Saudi 1444 H/2023 M Subhan Cholid (Foto: Dokumentasi Media Center Haji 2023)
Jakarta -

Layanan katering untuk jemaah akan berhenti sementara saat puncak ibadah haji tahun 2023 ini yakni pada 7, 14 dan 15 Zulhijah 1444 H. Pemberhentian sementara layanan katering untuk jemaah haji bukan kali ini saja terjadi.

Ketua PPIH Arab Saudi 1444 H/2023 M Subhan Cholid mengatakan sejak 2015 sampai 2019 setiap menjelang dan sesudah puncak haji, layanan katering selalu berhenti sementara. Hanya saja rentang waktu penghentiannya yang berbeda-beda. Pada 2015 misalnya, layanan katering sudah berhenti sementara sejak 6 hari sebelum puncak ibadah haji.

Berikutnya di 2016 sampai 2019, penghentian sementara layanan katering dilakukan sejak tiga hari jelang puncak haji. Layanan katering kembali diberikan tiga hari setelah puncak haji atau pada 16 Zulhijjah tahun itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Subhan menjelaskan, ada dua alasan layanan katering dihentikan sementara jelang dan usai puncak ibadah haji. Pertama menjelang wukuf, seluruh jamaah haji dunia sudah terkonsentrasi di Makkah. Hal ini menyebabkan jalanan di Makkah mulai padat dan akses menuju dan dari pemondokan jemaah juga sering ditutup saat menjelang sholat.

ADVERTISEMENT

Kepadatan lalu lintas akibat konsentrasi jemaah ini menyebabkan distribusi makanan untuk jemaah sulit dilakukan. "Kita sih maunya memberikan layanan makanan terus menjelang hari H-nya. Tapi kondisi di Makkah memang berbeda karena kepadatan lalu lintas. Seluruh bus transportasi juga dihentikan dua hari menjelang Arafah karena seluruhnya dikonsentrasikan untuk Armina," kata Subhan Cholid di Makkah, Minggu (18/6/2023).

Penyebab kedua layanan katering berhenti sementara adalah jelang puncak haji tenaga kerja penyedia layanan katering, seperti juru masak juga ikut dikonsentrasikan ke dapur-dapur di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina). Sebab puncak haji di Armina layanan produksi katering dimasak di dapur-dapur yang disiapkan di tenda jemaah haji Indonesia baik di Arafah maupun Mina.

"Jadi mereka sudah terkonsentrasi untuk Armina. Sehingga, layanan katering pada masa-masa itu dihentikan sementara," kata Subhan.

Pada tahun 2020 dan 2021 karena Pandemi COVID-19, Indonesia tidak mengirimkan jemaah haji. Baru pada 2022 Indonesia kembali memberangkatkan jemaah haji dengan kuota tak sampai 50 persen yakni hanya 100.050 jemaah haji saja.

Pada 2022, jumlah total jemaah haji dunia di Makkah hanya 800.000 saja, jauh dari jumlah jemaah saat normal yang mencapai 2,5 juta orang. Sehingga kondisi di Makkah agak lengang, tak sepadat saat musim haji dengan kuota normal. Kondisi ini memungkinkan layanan katering pada 2022 diberikan hingga menjelang puncak haji. Saat itu, jemaah haji Indonesia mendapatkan 75 kali makan selama di Makkah berupa sarapan, makan siang, dan makan malam.

Di musim tahun 2023 ini kuota jemaah haji Indonesia dan negara-negara lain kembali normal. Khusus Indonesia bahkan mendapat tambahan 8.000 orang sehingga totalnya menjadi 229.000 jemaah. "Tahun ini, PPIH memberikan layanan katering jemaah selama di Makkah sebanyak 66 kali berupa sarapan, makan siang, dan makan malam," papar Subhan.




(erd/erd)

Hide Ads