Inilah Sosok yang Membunuh Ali bin Abi Thalib RA

Inilah Sosok yang Membunuh Ali bin Abi Thalib RA

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 26 Jul 2025 09:00 WIB
Symbol of the Shia Muslim religion with an Ayatollah who prays and preaches in front of his followers by stretching a finger upwards.
Ilustrasi Ali bin Abi Thalib (Foto: Getty Images/iStockphoto/Pict Rider)
Jakarta -

Ali bin Abi Thalib RA merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang sangat mulia dan dihormati dalam sejarah Islam. Beliau juga termasuk Assabiqunal Awwalun, yaitu orang-orang pertama yang memeluk Islam sejak masa awal dakwah Nabi Muhammad SAW.

Ali bin Abi Thalib RA lahir di Makkah pada 13 Rajab, tepatnya tahun ke-32 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ada pula riwayat yang menyebut beliau dilahirkan sekitar 21 tahun sebelum Hijriah.

Ayah Ali bernama Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay. Beliau merupakan paman Nabi Muhammad SAW. Sedangkan ibunda Ali bernama Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, perjalanan hidup Ali berakhir dengan peristiwa tragis ketika beliau ditikam oleh sebilah pedang saat hendak melaksanakan salat Subuh. Lantas, siapakah yang membunuh Ali bin Abi Thalib dengan serangan kejam itu?

ADVERTISEMENT

Ibnu Muljam Membunuh Ali bin Abi Thalib

Mengutip buku Kisah 10 Pahlawan Surga karya Abu Zaein, diceritakan bahwa setelah Khalifah Utsman bin Affan wafat, banyak fitnah yang muncul di kalangan umat Islam. Karena itu, masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib tergolong sebagai periode yang penuh ujian dan gejolak.

Banyak pemberontak sengaja menyebarkan kabar bohong bahwa Mu'awiyah seharusnya menjadi khalifah menggantikan Utsman, bukan Ali bin Abi Thalib. Di antara penyebar fitnah itu terdapat tiga orang Abdurrahman Amru atau Ibnu Muljam, Alburak bin Abdullah Attamimi, dan Ambru bin Bakar Attamimi.

Ibnu Muljam kemudian pergi ke Kufah untuk melaksanakan rencana kejamnya. Ia membawa sebilah pedang yang telah diberi racun mematikan.

Saat Ali bin Abi Thalib hendak pergi ke masjid untuk melaksanakan salat Subuh, Ibnu Muljam mendekat dan menyerangnya. Mengutip buku 150 Kisah Ali bin Abi Thalib karya Ahmad Abdul 'Al Al-Thahthawi, Muhammad ibn Al Hanafiyyah menuturkan peristiwa itu secara detail.

"Tiba-tiba aku melihat kilatan cahaya dan mendengar seseorang berkata, 'Hukum hanya milik Allah, bukan milikmu, wahai Ali, bukan pula milik sahabat-sahabatmu!'" kata Muhammad ibn Al Hanafiyyah. Ia menyaksikan pedang pertama menghantam Ali, lalu pedang kedua segera menyusul.

Setelah serangan itu, orang-orang segera mengepung Ibnu Muljam dari segala penjuru dan menangkapnya. Mereka kemudian membawa Ibnu Muljam dalam keadaan tangan terborgol untuk dihadapkan kepada Hasan.

Saat itu, Ummu Kultsum binti Ali menangis sambil berteriak, "Wahai musuh Allah, ayahku pasti akan baik-baik saja dan Allah akan menghinakanmu." Ibnu Muljam pun menyahut dengan lantang bahwa ia membeli pedang seharga seribu dan menaburkan racun seharga seribu dan senang karena berhasil menikam Ali.

Tidak Berhasil Selamat

Usai peristiwa tragis itu, Abdullah ibn Malik menyebut para tabib segera dikumpulkan untuk mengobati luka Ali bin Abi Thalib. Salah satu tabib yang paling ahli saat itu adalah Atsir ibn 'Amr Al-Sukuni yang berasal dari Kirsi.

Atsir segera memeriksa kondisi Ali dengan cermat untuk mengetahui seberapa parah lukanya. Ia kemudian meminta paru-paru kambing yang masih hangat untuk digunakan dalam proses pengobatan.

Urat dari paru-paru kambing itu diambil dan diletakkan pada luka Ali. Setelah itu, Atsir meniup urat tersebut dan menariknya kembali dari dalam luka.

Dari hasil pemeriksaan itu, Atsir menemukan bahwa luka tebasan pedang telah sampai ke bagian otak Ali. Melihat kondisi tersebut, ia memastikan bahwa nyawa Ali tidak bisa lagi diselamatkan.

Pada akhirnya, Ali bin Abi Thalib wafat pada hari Jumat, 17 Ramadhan tahun 40 Hijriah. Beliau meninggalkan 33 orang anak, terdiri dari 15 laki-laki dan 18 perempuan.

Wallahu a'lam.




(hnh/kri)

Hide Ads