Islam tidak hanya memuliakan manusia, melainkan makhluk hidup lainnya seperti hewan. Meski hewan tidak memiliki akal seperti manusia, Allah SWT memerintahkan muslim untuk mengasihi dan menyayangi mereka sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Maidah ayat 2,
ΩΩ°ΩΨ§ΩΩΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩΩ Ψ§Ω°Ω ΩΩΩΩΩΨ§ ΩΩΨ§ ΨͺΩΨΩΩΩΩΩΩΨ§ Ψ΄ΩΨΉΩΨ§Ϋ€ΩΩΩΨ±Ω Ψ§ΩΩΩΩ°ΩΩ ΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΨ΄ΩΩΩΩΨ±Ω Ψ§ΩΩΨΩΨ±ΩΨ§Ω Ω ΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩΨ―ΩΩΩ ΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩΩΩΨ§Ϋ€ΩΩΩΨ―Ω ΩΩΩΩΨ§Ω Ψ§Ω°Ϋ€Ω ΩΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΨ¨ΩΩΩΨͺΩ Ψ§ΩΩΨΩΨ±ΩΨ§Ω Ω ΩΩΨ¨ΩΨͺΩΨΊΩΩΩΩΩ ΩΩΨΆΩΩΩΨ§ Ω ΩΩΩΩ Ψ±ΩΩΨ¨ΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ±ΩΨΆΩΩΩΨ§ΩΩΨ§ ΫΩΩΨ§ΩΨ°ΩΨ§ ΨΩΩΩΩΩΨͺΩΩ Ω ΩΩΨ§Ψ΅ΩΨ·ΩΨ§Ψ―ΩΩΩΨ§ ΫΩΩΩΩΨ§ ΩΩΨ¬ΩΨ±ΩΩ ΩΩΩΩΩΩΩ Ω Ψ΄ΩΩΩΨ§Ω°ΩΩ ΩΩΩΩΩ Ω Ψ§ΩΩΩ Ψ΅ΩΨ―ΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΨΉΩΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΩΨ³ΩΨ¬ΩΨ―Ω Ψ§ΩΩΨΩΨ±ΩΨ§Ω Ω Ψ§ΩΩΩ ΨͺΩΨΉΩΨͺΩΨ―ΩΩΩΨ§Ϋ ΩΩΨͺΩΨΉΩΨ§ΩΩΩΩΩΩΨ§ ΨΉΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΨ¨ΩΨ±ΩΩ ΩΩΨ§ΩΨͺΩΩΩΩΩΩ°ΩΫ ΩΩΩΩΨ§ ΨͺΩΨΉΩΨ§ΩΩΩΩΩΩΨ§ ΨΉΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΨ§ΩΨ«ΩΩ Ω ΩΩΨ§ΩΩΨΉΩΨ―ΩΩΩΨ§ΩΩ Ϋ ΩΩΨ§ΨͺΩΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩ°ΩΩ ΫΨ§ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩ°ΩΩ Ψ΄ΩΨ―ΩΩΩΨ―Ω Ψ§ΩΩΨΉΩΩΩΨ§Ψ¨Ω Ω’
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar (kesucian) Allah, jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qalΔ'id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula mengganggu) para pengunjung Baitul Haram sedangkan mereka mencari karunia dan rida Tuhannya! Apabila kamu telah bertahallul (menyelesaikan ihram), berburulah (jika mau). Janganlah sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum, karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidil Haram, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya."
Mengutip dari buku Wawasan Al-Qur'an dan Hadits tentang Karakter tulisan Wisnarni dan Pristian Hadi Putra, ayat Al-Qur'an dan hadits menuntun manusia untuk membalas jasa hewan dengan memperlakukan mereka sebaik mungkin. Terlebih, hewan memiliki peran dalam kehidupan manusia.
Begitu pula dengan hewan peliharaan. Meski tidak seperti hewan ternak yang dapat menghasilkan daging dan dimanfaatkan sebagai kebutuhan hidup, ketika muslim memelihara hewan maka ia harus memperlakukannya dengan baik.
Hadits tentang Perintah Menyayangi Hewan
1. Memperhatikan Makanan Hewan
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW memerintahkan muslim untuk memperhatikan makanan hewannya. Berikut bunyi sabda beliau,
"Bila kamu melakukan perjalanan di tanah subur, maka berilah binatang (tunggangan) itu haknya. Bila kamu melakukan perjalanan di bumi yang tandus maka percepatlah perjalanan." (HR Al-Bazzar)
Berdasarkan hadits di atas, terlihat jelas bahwa Nabi Muhammad SAW sangat memuliakan hewan. Tidak hanya memberinya makan, manusia juga dianjurkan memperhatikan keadaan hewan tersebut.
2. Larangan Menyiksa Hewan
Mengutip dari buku Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak oleh Masan AF, manusia dilarang untuk menyiksa hewan. Sebagai makhluk yang memiliki akal, sudah sepantasnya manusia memperlakukan hewan dengan baik.
Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa yang menganiaya binatang, maka ia akan mendapat laknat dari Allah, malaikat, dan semua manusia." (HR Thabrani)
3. Tidak Menguras Tenaga Hewan Secara Berlebihan
Jika hewan tersebut digunakan sebagai tunggangan, hendaknya tenaga mereka tidak dikuras secara berlebihan. Berilah hewan tersebut waktu istirahat dan pekerjakan sesuai kemampuannya.
Dalam sebuah riwayat, Nabi SAW bersabda:
"Kendarailah (tunggangilah) binatang-binatang ini dengan cara yang baik dan tinggalkanlah dengan cara yang baik pula." (HR Thabrani)
4. Tidak Menganiaya Hewan
Dari Ibnu Mas'ud, dia berkata:
"Kami pernah bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan, lalu beliau pergi untuk membuang hajat. Ketika itu, kami melihat seekor burung kecil bersama dua anaknya, kemudian kami ambil keduanya. Setelah itu, induknya datang seraya mengepakkan kedua sayapnya. Nabi pun datang seraya berkata: "Siapa yang membuat burung ini risau karena anaknya? Kembalikanlah anak burung itu kepadanya." Sesudah itu, beliau melihat sebuah sarang semut yang telah kami bakar. Beliau pun bertanya: "Siapa yang telah membakar ini?" Kami jawab: "Kami." Beliau bersabda: "Tidaklah sepantasnya ada yang menyiksa dengan cara itu, kecuali Rabb (pemilik) api itu sendiri." (HR Abu Dawud)
(aeb/erd)








































.webp)













 
             
             
  
  
  
  
  
  
  
  
                 
                 
                 
                 
				 
				 
                 
				 
                 
                
Komentar Terbanyak
Pemerintah RI Legalkan Umrah Mandiri, Pengusaha Travel Umrah Syok
Umrah Mandiri Dilegalkan, Pengusaha Travel Teriak ke Prabowo
Rieke Diah Pitaloka Geram, Teriak ke Purbaya Gegara Ponpes Ditagih PBB