Waktu paling dekat seorang hamba dengan Allah SWT adalah ketika sujud. Hal ini mengacu pada sebuah hadits yang dikeluarkan Imam Muslim dari Abu Hurairah RA. Berikut bunyinya,
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ : أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ : (( أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاء )) رواه مسلم .
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Keadaan seorang hamba yang paling dekat dari Rabbnya adalah ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa (saat sujud)." (HR Muslim dan an-Nasa'i)
Rasulullah SAW juga pernah ditanya mengenai waktu mustajab untuk berdoa atau saat-saat doa paling didengar Allah SWT. Waktu itu jatuh pada akhir malam dan setelah salat wajib. Hal ini bersandar pada sebuah hadits yang berbunyi,
وَعَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ : قِيْلَ لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ : أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ ؟ قَالَ : (( جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ ، وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ المَكْتُوبَاتِ )) . رَوَاهُ التَّرْمِذِي ، وَقَالَ : (( حَدِيثٌ حَسَنٌ ))
Artinya: Dari Abu Umamah RA, dia berkata, Rasulullah SAW ditanya, "Wahai Rasulullah, doa apakah yang paling didengar?" Beliau menjawab, "Doa di tengah malam terakhir, serta setelah sholat-sholat wajib." (HR At-Tirmidzi dan ia menyatakan ini hadits hasan)
Umat Islam bisa memanjatkan doa pada waktu-waktu tersebut. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan terkait doa apa yang boleh dipanjatkan dan dilarang.
Menurut riwayat yang berasal dari Jabir RA, seseorang dilarang mendoakan keburukan untuk diri sendiri, anak-anak, dan harta. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
لَا تَدْعُوا عَلَى أَنفُسِكُمْ ؛ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ ، وَلا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ ، لَا تُوافِقُوا مِنَ اللَّهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءً فَيَسْتَجِيبَ لَكُمْ
Artinya: "Janganlah kalian mendoakan keburukan pada diri kalian, jangan mendoakan keburukan pada anak-anak kalian, jangan mendoakan keburukan pada harta-harta kalian, dan janganlah kalian menepati saat dikabulkannya doa dari Allah lalu Dia akan mengabulkan untuk kalian." (HR Muslim dan Abu Dawud)
Atau menurut terjemahan lain redaksi yang terakhir maksudnya "dan janganlah kalian berdoa seperti itu karena boleh jadi itu bertepatan dengan waktu Allah SWT akan mengabulkan doa."
Syarat Terkabulnya Doa
Ada beberapa perkara yang bisa menghalangi terkabulnya doa. Rasulullah SAW mengabarkan hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. Dikatakan, doa akan dikabulkan selagi seorang hamba tidak terburu-buru dalam berdoa.
Selain terburu-buru dalam berdoa, memutus tali silaturahmi juga menjadi salah satu sebab terkabulnya doa. Ini berdasarkan keterangan dalam riwayat Muslim. Berikut bunyi hadits selengkapnya.
وَعَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ : (( يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلُ : يَقُولُ: قَدْ دَعْوَتُ رَبِّي ، فَلَمْ يَسْتَجِبْ لِي )) متفق عَلَيْهِ .
وفي رِوَايَةٍ لِمُسْلِم : (( لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْم ، أَوْ قَطِيعَةِ رَحِم ، مَا لَمْ سَتَعْجِلْ قَبْلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِسْتِعْجَالُ ؟ قَالَ : (( يَقُولُ : قَدْ دَعَوْتُ ، وَقَدْ دَعَوْتُ ، فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِبْ لِي ، فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ ))
Artinya: Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Doa kalian akan diijabahi selagi tidak terburu-buru dengan mengatakan, 'Aku telah berdoa kepada Rabbku, namun tidak kunjung diijabahi'." (Muttafaq 'Alaih)
Dalam riwayat Muslim disebutkan, "Senantiasa akan diterima doa seorang hamba selama dia tidak berdoa dalam hal dosa, atau memutus tali silaturahmi, dan selama ia tidak terburu-buru." Ditanyakan, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud terburu-buru itu" Beliau menjawab, "Seorang hamba berkata, 'Aku telah berdoa, aku telah meminta, tapi aku melihat tidak ada yang dikabulkan, kemudian ia putus asa dan akhirnya meninggalkan doa'."
Hadits-hadits di atas dihimpun Imam an-Nawawi dalam kitab Riyadhus Shalihin.
Wallahu a'lam.
(kri/dvs)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana