Doa Sholat Witir yang Dipanjatkan Rasulullah SAW

Doa Sholat Witir yang Dipanjatkan Rasulullah SAW

Kristina - detikHikmah
Senin, 29 Mei 2023 20:45 WIB
Muslim man praying in the mosque
Ilustrasi membaca doa sholat Witir. Foto: Getty Images/iStockphoto/FOTOKITA
Jakarta -

Salah satu amalan sunnah yang biasa dikerjakan Rasulullah SAW adalah mendirikan sholat Witir. Setelah itu, beliau membaca doa sholat Witir yang berisi pujian kepada Allah SWT.

Sholat Witir adalah ibadah yang dikerjakan pada malam hari. Dalam sebuah hadits disebutkan, Rasulullah SAW mewasiatkan kepada sahabat Abu Hurairah RA agar tidak meninggalkan sholat Witir selama hidupnya. Hal inilah yang kemudian menjadi dalil pelaksanaan sholat Witir.

Abu Hurairah RA mengatakan,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Artinya: "Rasulullah mewasiatkan kepadaku tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan selama hidupku, yaitu sholat Dhuha, berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, dan sholat Witir sebelum tidur." (HR Bukhari dan Muslim)

ADVERTISEMENT

Syaikh Abdurrahman Al-Jaziri dalam Kitab al-Fiqhu al-Madzahib al-Arba'ah, al-Juz' al-Awwal, Kitab ash-Shalah menjelaskan, sholat Witir dapat dikerjakan pada waktu ikhtiyari (waktu pilihan, luas) atau waktu dharuri (waktu darurat atau sempit).

Waktu ikhtiyari ini berlangsung setelah sholat Isya tepatnya setelah hilangnya mega merah hingga terbit fajar. Adapun, waktu dharuri adalah setelah terbit fajar hingga sempurnanya sholat Subuh. Mengerjakan sholat Witir pada waktu dharuri ini makruh hukumnya apabila tanpa ada suatu uzur.

Bagi orang yang mengerjakan sholat Witir pada permulaan malam kemudian bangun di akhir malam dan sholat sunnah, ia tidak perlu lagi mengerjakan sholat Witir, sebagaimana dijelaskan Hasan Ayub dalam Kitab Fikih Ibadah-nya.

Rasulullah SAW memerintahkan agar menjadikan sholat Witir sebagai penutup sholat malam atau qiyamul lail. Beliau SAW bersabda,

اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرً

Artinya: "Jadikan sholat malammu yang terakhir adalah sholat Witir." (HR Bukhari dan Muslim)

Keutamaan mengerjakan sholat Witir pada akhir malam turut dijelaskan dalam Kitab Minhajul Qashidin karya Ibnu Qudamah. Dikatakan, mengakhirkan sholat Witir merupakan keutamaan dan sesuai dengan haknya. Sebagaimana Aisyah RA berkata,

"Rasulullah SAW pernah salat Witir pada awal malam, pertengahan dan akhir malam. Witirnya yang terakhir hingga waktu sahur." (Muttafaq 'Alaih)

Para ulama menjelaskan, apabila dikhawatirkan tidak bisa bangun pada akhir malam, maka bisa mengerjakan sholat Witir pada awal malam atau sebelum tidur.

Namun, apabila yakin bisa bangun di akhir malam, maka jauh lebih baik jika mengerjakan sholat Witir pada waktu tersebut, sebagaimana dikatakan Imam an-Nawawi dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin yang disyarah Musthafa Dib al-Bugha dkk.

Sholat Witir bisa dikerjakan minimal 1 rakaat. Hal ini bersandar pada hadits yang termuat dalam Kitab Sunan an-Nasa'i. Amr bin Utsman dan Muhammad bin Shadaqah mengabarkan bahwa Muhammad bin Harb mengatakan dari Zubaidi dari Zuhri dari Salim dari bapaknya dari Nabi SAW yang bersabda,

"Salat malam itu ada dua rakaat-dua rakaat. Jika kamu khawatir akan segera Subuh, maka kerjakanlah salat Witir satu rakaat." (Muttafaq 'Alaih)

Selepas mendirikan sholat Witir, Rasulullah SAW melanjutkannya dengan membaca doa sholat Witir. Berikut bacaan doanya.

Bacaan Doa Sholat Witir

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ , سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ , سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ

Subhaanal malikil qudduus, Subhaanal malikil qudduus, Subhaanal malikil qudduus

Artinya: "Mahasuci Allah Raja Yang Maha Suci, Maha Suci Allah Raja Yang Maha Suci, Maha Suci Allah Raja Yang Mahasuci." (Nabi mengangkat dan memanjangkan suaranya pada ucapan yang ketiga)." (HR Abu Dawud dan Ahmad)

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga membaca doa sholat Witir dengan lafaz berikut,

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ، لاَ أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Allahumma innii a'uudzu biridhooka min sakhothika, wa bimu'aafaatika min 'uquubatika, wa a'uudzubika minka laa uhshii tsanaaan 'alaika', anta kamaa atsnaita 'alaa nafsika

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dengan keselamatan-Mu dari hukuman-Mu, dan berlindung kepada-MU dari siksaan-Mu. Aku tidaklah mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana Engkau menyanjung atau memuji diri-Mu sendiri." (HR Ash-Haabus Sunan, Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)




(kri/erd)

Hide Ads