Keaslian Al-Qur'an sebagai Kitab Suci

Kolom Hikmah

Keaslian Al-Qur'an sebagai Kitab Suci

- detikHikmah
Jumat, 29 Mar 2024 08:00 WIB
Aunur Rofiq
Aunur Rofiq. (Foto: Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Kitab suci umat Islam yang diturunkan awal pada tanggal 17 Ramadan sebagai penyempurnaan kitab-kitab suci sebelumnya yaitu, Taurat, Zabur, dan Injil. Kitab ini juga menjadi mukjizat Nabi Muhammad SAW dan salah satu dari rukun iman. Al-Qur'an bukan hanya petunjuk untuk mencapai kebahagiaan dan ketentraman hidup bagi umat muslim, tapi juga seluruh umat manusia di dunia.

Adapun bukti keaslian Kitab ini adalah banyaknya penghafal Al-Qur'an yang terus lahir ke dunia, dan pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti. Kejaibannya, meski Al-Qur'an diturunkan 14 abad lalu, namun ayat-ayatnya banyak yang menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang terbukti kebenarannya. Para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah eksperimen penelitian ilmiah.

Adapun penemuan ilmiah yang sesuai dengan isi kitab ini adalah:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Api di dasar laut. Sebagaimana dalam firman-Nya surah at Thur ayat 1-6 yang artinya,"Demi bukit. Dan kitab yang tertulis. Pada lembaran yang terbuka. Dan demi Baitul Makmur (Ka'bah). Dan demi surga langit yang ditinggikan. Dan demi laut, yang di dalam tanah ada api."

Baca juga: Kitab Suci

ADVERTISEMENT

Kejadian Api di dasar lautan ini ditemukan oleh seorang ahli geologi asal Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov dan ilmuwan asal Amerika Serikat, Rona Clint ketika mereka sedang meneliti tantang kerak bumi dan patahannya di dasar lautan di lepas pantai Miami. Mirip seperti lava cair yang mengalir dan disertai dengan abu vulkanik seperti gunung berapi di daratan yang memiliki suhu mencapai 231 derajat celsius.

Meskipun sangat panas, tetapi tidak cukup untuk memanaskan seluruh air yang ada di atasnya begitupun seluruh air yang ada di atas nya tersebut tidak mampu memadamkan api panas tersebut, sungguh keajaiban yang luar biasa. Inilah Kitab yang bisa menggambarkan masa lalu dan masa depan dan terbukti secara ilmiah. Kejadian di atas itu menggambarkan masa depan, karena Kitab ini ada seribu tahun lebih sebelum penemuan. Berbeda dengan kematian Firaun masa Nabi Musa AS justru kejadian lebih dulu sebelum kitab ini ada (dalam surah Yunus ayat 92).

2. Adanya sungai di dasar laut. Sesuai dengan firman-Nya dalam surah al-Furqan ayat 53 yang artinya, "Dan Dialah (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) yang satu tawar dan segar dan yang lainnya asin. Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus."

Menurut tafsir Kementerian Agama Saudi Arabia: Dan Allah SWT. Dia-lah Yang mencampurkan dua lautan, yang berair tawar lagi segar untuk minuman dan yang berair asin yang sangat pekat, dan menjadikan antara keduanya pembatas yang menghalangi masing-masing dari keduanya untuk merusak yang lain, dan penghalang yang menghambat sampainya salah satu (air) laut itu kepada yang lain.

Kejadian sungai di dasar laut ditemukan oleh Ilmuwan asal Prancis bernama Jaques Yves Cousteau dia berhasil menemukan air tawar yang mengalir di antara air laut yang asin di dasar lautan. Para ahli menyebutkan kejadian ini sebagai lapisan Hidrogen Sulfida, karena air yang mengalir di sungai dasar laut ini memiliki rasa air tawar. Selain itu sungai dasar laut ini ditumbuhi daun-daunan dan pohon. Subhanallah.

3. Relativitas waktu. Ada tiga surah dalam kitab-Nya: al-Hajj ayat 47 yang artinya, "Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu."

Kemudian dalam surah As Sajdah ayat 5 yang artinya, "Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu."

Terakhir ada pada surah al-Ma'arij ayat 4 yang artinya, "Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun." Albert Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas waktu. Teori ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Waktu dapat berubah sesuai dengan keadaannya.

Beberapa ayat di atas juga telah megisyaratkan adanya relativitas waktu ini. Artinya dalam abad ke 7 M wahyu yang turun pada Rasulullah SAW. Sudah menjelaskan tentang relativitas waktu kemudian dibuktikan oleh Albert Einstein.

Memahami dan meyakini terhadap wahyu wajib bagi setiap manusia sebelum meyakini segala berita gaib dan perintah hukum yang dibawah oleh Rasulullah SAW. Karena itu, hakikat wahyu merupakan satu-satunya hal yang membedakan antara manusia yang berpikir rasional dengan mengandalkan pikiran serta akalnya dan manusia yang menyampaikan dari Tuhannya tanpa mengubah, mengurangi ataupun menambahkan sedikitpun.

Maka sadarlah, wahai orang-orang yang selalu menyebarkan informasi sesat tentang isi Al-Qur'an dengan harapan timbulnya keraguan. Ingatlah, Allah SWT. dalam kehendak-Nya menjadikan para ilmuwan dan banyak kalangan mulai mempelajari isi Kitab ini dan tidak sedikit di belahan dunia ribuan mungkin akan menjadi jutaan orang dalam sebulan bersyahadat dan bersujud pada-Nya.

Semoga Allah SWT. terus menjaga keaslian Kitab-Nya dan terus memperbanyak hamba-hamba-Nya yang berstatus hafidz (hafal isi Al-Qur'an).

***

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)




(Aunur Rofiq/rah)

Hide Ads