Sikap Paripurna

Kolom Hikmah

Sikap Paripurna

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 16 Feb 2024 08:00 WIB
Poster
Aunur Rofiq. Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Seorang mukmin selalu yakin bahwa setiap apa pun yang ia rasa dan alami adalah atas kehendak Allah SWT. Dan tentu ada hikmah yang tersirat di dalamnya. Jika ia ditimpa suatu kemalangan, maka ia bersabar dan terus meningkatkan kesabarannya. Ia tidak mengeluh kecuali memohon pertolongan-Nya. Ia juga tidak mengumumkan kesusahan hidupnya kepada khalayak dan tidak meminta-minta. Ia hanya menghiba pada Allah SWT, sehingga tidak ada orang yang tahu kalau ia sedang susah. Tapi sebaliknya, bila ia mendapatkan kenikmatan atau kebahagiaan, maka ia bersyukur dan terus meningkatkan kualitas syukurnya dengan mendistribusikan kenikmatan itu kepada orang lain melalui zakat, infaq dan sedekah. Agar orang lain juga bisa merasakan kenikmatan seperti yang ia rasakan.

Penulis selalu teringat nasihat Ulama KH. E.Z. Muttaqien pada awal tahun 1980 an, "Jika engkau mengalami kegagalan, maka tersenyumlah karena kesuksesan akan datang padamu. Dan jika engkau mengalami keberhasilan, maka kernyitkan dahi karena kesusahan akan menghampirimu."
Orang yang gagal dengan terus menerus bersedih tidak akan mengembalikan semangat, dengan tersenyum engkau optimis dan bersiap menghadapi keberhasilan. Jika engkau berhasil dan pesta pora atas kesuksesan tersebut, maka engkau akan lengah dan tidak akan siap secara mental untuk mendapatkan kesusahan. Dengan kernyitkan dahi maka engkau akan siap dan tidak terlalu bersedih jika menghadapi kegagalan.

Sabar merupakan ketegaran hati terhadap takdir dan hukum-hukum syari'at. Sementara itu syukur dengan menampakkan nikmat Allah SWT. melalui lisan dengan cara memuji dan mengakui, melalui hati dengan cara meyakini dan mencintai, serta melalui anggota badan dengan ketaatan. Sabar dan syukur Merupakan sikap yang saling berkaitan keduanya saling mendukung, ketika kita mengalami musibah yang berat sekalipun, ada saja hal yang tetap patut disyukuri. Begitu pula ketika kita mendapat kesenangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Allah SWT. berfirman dalam surah an-Nahl ayat 96 yang artinya... "Dan sesungguhnya kami pasti akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan."
Dalam Tafsir Ibnu Katsir ayat di atas menjelaskan bahwa hal itu merupakan sumpah Allah SWT. yang dikuatkan dengan huruf lam, yaitu sesungguhnya Dia akan membalas berbagai amal perbuatan baik orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari amal mereka dan menghapus berbagai keburukan mereka.

Adapun sikap syukur seperti dalam firman-Nya surah Ibrahim ayat 7 yang artinya, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras."
Ayat di atas menurut Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyatakan bahwa syukur atas nikmat adalah sebab bertambahnya nikmat tersebut sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 152.
Maka, seyogyanya sabar dan syukur menjadi sikap yang menghiasi akhlak seorang muslim apabila ia sedang ditimpa musibah ataupun diberi nikmat karena kedua hal tersebut sama-sama terdapat kebaikan untuknya.

ADVERTISEMENT

Kaitannya dengan pemilihan pemimpin negeri, siapa pun yang terpilih itu merupakan kehendak-Nya. Oleh karenanya kita semua wajib ridha atas kehendak-Nya. Bila yang terpilih adalah idolanya, maka bersikaplah syukur pada-Nya dan do'akan agar pemimpin tersebut bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Jika yang terpilih bukan idolamu, maka bersabarlah karena ingatlah bahwa setiap masa ada pemimpinnya dan setiap pemimpin mempunyai masanya. Jadi pemimpin itu tidak akan ada yang kekal, karena Sang Pencipta akan mempergilirkan posisi pemimpin. Dengan sikap sabar dan syukur ini, In syaa'Allah kemungkinan terjadi polarisasi menjadi kecil. Oleh sebab itu kepada para pihak ( penyelenggara, pengawas dll ) agar menjalankan fungsi masing-masing sesuai kapasitas kewenangannya hingga pemilu memperoleh predikat jurdil.

Gejolak akan timbul tatkala ada proses dalam pelaksanaan yang tidak lazim. Oleh sebab itu antar pihak agar menjalankan fungsinya dan menghindari tindakan-tindakan yang menyimpang, saling mengingatkan dan menghormati. Polarisasi tidaklah menguntungkan bagi kehidupan bersama dan tentu akan menghambat pembangunan, padahal negeri ini masih memerlukan pengembangan dalam rangka menuju negeri yang sejajar dengan negeri-negeri maju lainnya.

Marilah kita bersama-sama membangun negeri sesuai dengan posisi dan fungsi masing-masing. Ada yang masuk posisi pelaksana dan ada posisi pengontrol, keduanya mesti berjalan harmonis dan saling menghormati. Tiada yang lebih hebat dari lainnya, karena kehebatan itu semata-mata datangnya dari Sang Pencipta. Bagi pemenang tiada sombong dan berbangga diri, karena seorang mukmin akan tahu hal itu tidak perlu dilakukan.

Mengapa kita harus bersikap paripurna (sabar dan syukur)? Sabar dan syukur adalah dua sifat terpuji yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Keduanya merupakan bukti keimanan kepada Allah SWT, yang menciptakan segala sesuatu dengan hikmah dan rahmat-Nya. Sabar dan syukur juga merupakan kunci untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhirat. Sebagaimana hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW. bersabda, "Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya."

Ya Allah, berikanlah kekuatan untuk bersatu bagi masyarakat, jauhkan sikap bermusuhan, kami sadar dengan bermusuhan tiadalah manfaat dan sia-sia. Kuatkanlah iman kami agar tidak tergoda hasutan setan.

--

Aunur Rofiq
Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)




(kri/kri)

Hide Ads