Kisah Nabi Ayyub AS menjadi teladan dalam menghadapi ujian dari Allah SWT. Ia kehilangan semua harta benda dunia, anggota keluarga, dan masih harus menahan sakit menahun yang tak kunjung sembuh.
Ibnu Katsir menceritakan kisah Nabi Ayyub AS ini dalam salah satu kitabnya, Qashashul Anbiya, yang diterjemahkan Umar Mujtahid. Pendapat masyhur menyebut Nabi Ayyub AS berasal dari Romawi. Dia masih keturunan Nabi Ibrahim AS. Namanya Ayyub bin Mush bin Razah bin Aish bin Ishaq bin Ibrahim Al-Khalil.
Menurut para ulama tafsir, sejarah, dan lainnya, Nabi Ayyub AS adalah orang kaya raya. Dia punya hewan ternak hingga tanah yang membentang luas dari Tsaniah sampai Hauran. Dia juga punya budak dan banyak anak dan istri. Sosoknya juga amat dihormati di negerinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suatu ketika, ujian datang. Seluruh harta Nabi Ayyub AS tersebut diambil oleh Allah SWT. Tubuh Nabi Ayyub AS digerogoti penyakit. Hanya tersisa hati dan lisannya yang sehat.
Dengan hati dan lisan itu, Nabi Ayyub AS terus menyebut-nyebut Allah SWT. Sambil tabah menghadapi ujian yang tak kunjung usai. "Semua ujian ini ia hadapi dengan sabar, mengingat Allah setiap malam dan siang, pagi dan petang," demikian kata Ibnu Katsir.
Menurut suatu pendapat, Nabi Ayyub AS diuji dengan sakit kulit. Kondisinya menjijikkan dan bau, sampai-sampai ia dijauhi teman dekatnya dan diusir dari kampung halamannya. Semua orang menjauhinya, kecuali sang istri.
Istri Nabi Ayyub AS tetap sabar merawat suaminya. Ia banting tulang sebagai pembantu sekadar mengganjal perut sang suami. Tak ada yang membantu dan menolongnya, termasuk orang-orang yang dulu menghormatinya, kini lenyap semuanya.
Suatu hari, orang-orang tak mau menggunakan jasa istri Nabi Ayyub AS lagi. Mereka khawatir tertular penyakit kulit. Dalam kondisi sulit seperti ini, istri Nabi Ayyub AS, menjual kuncir rambutnya dan mendapat imbalan makanan enak dan banyak. Ia lantas memberikannya kepada sang suami.
Sakit kulit yang menimpa Nabi Ayyub AS berlangsung lama. Menurut sebuah riwayat, Nabi Ayyub AS menghadapi ujiannya hingga 18 tahun.
Nabi Ayyub AS berdoa kepada Allah SWT, "Ya Allah! Dengan kemuliaan-Mu." Lalu bersujud dan meneruskan doanya, "Ya Allah! Dengan kemuliaan-Mu, aku tidak akan bangun mengangkat kepala sebelum Kau lenyapkan musibah yang menimpaku." Belum juga bangun, musibahnya seketika lenyap.
Allah SWT mengembalikan harta benda dan anak-anak Nabi Ayyub AS. Bahkan Dia melipatgandakan semuanya. Demikian menurut Ibnu Abbas.
Dalam riwayat dari Abu Hurairah RA, Allah SWT menurunkan hujan belalang emas saat menyembuhkan Nabi Ayyub AS. Rasulullah SAW bersabda,
"Saat Allah menyembuhkan Ayyub, Ia menghujankan belalang emas kepadanya. Ayyub kemudian memungut belakang-belalang emas itu dengan tangannya, lalu ia letakkan di dalam bajunya, kemudian dikatakan kepadanya, 'Wahai Ayyub! Apa kau tidak puas?' Ayyub menjawab, 'Ya Rabb! Siapa gerangan yang puas dengan rahmat-Mu?" (HR Ahmad dalam Musnad)
Nabi Ayyub AS kemudian melanjutkan hidupnya yang penuh keberkahan, dalam agama yang lurus, diliputi iman yang kuat. Menurut Ibnu Jarir dan ulama sejarah lainnya, Nabi Ayyub AS meninggal dunia di usia 93 tahun.
Wallahu a'lam.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana