Berbicara jujur merupakan aspek terpenting dalam Islam. Allah SWT telah memerintahkan umat Islam untuk berbicara jujur dalam situasi apa pun.
Dalam Islam, Tuhan memberi pahala kepada umat-Nya karena mengatakan kebenaran. Umat Islam harus membangun keberanian dan kekuatan untuk menyatakan kebenaran, meskipun itu sulit dan mengandung risiko yang besar.
Kekuatan untuk berkata benar ada pada keyakinan bahwa Allah SWT yang paling berkuasa, sehingga tiada rasa takut maupun khawatir. Hanya orang-orang lemah saja yang bergantung kepada sesama makhluk. Oleh sebab itu, selalu berzikir dengan berucap, "la haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim." Yang artinya, "Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi Maha Agung."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Allah SWT sampaikan tentang pahala kebenaran dalam firman-Nya surah al-Maidah ayat 119 yang terjemahannya, "Allah berfirman, "Ini adalah hari yang kebenaran orang-orang yang benar bermanfaat bagi mereka. Bagi merekalah surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung."
Dalam ayat di atas, Allah SWT telah memerintahkan umat Islam bahwa Allah SWT beserta orang-orang yang berkata benar kepada orang lain. Dalam Al-Quran, Allah SWT dengan jelas mengatakan bahwa orang-orang yang berkata benar pasti akan diberi pahala oleh-Nya, dan orang-orang yang berkata dusta kepada orang lain pasti akan disiksa-Nya. "Agar Allah memberi pahala kepada orang-orang yang benar karena kebenaran mereka dan menyiksa orang-orang munafik jika Dia menghendaki atau menerima taubat mereka," (al-Ahzab ayat 24).
Orang-orang harus termotivasi untuk mengatakan kebenaran dan mengingat apa yang benar dan salah sesuai dengan petunjuk-Nya. Islam sangat menekankan pentingnya mengatakan kebenaran dalam segala situasi, bahkan Islam mengajarkan kita untuk mengatakan kebenaran terhadap orang-orang yang kita hormati. Sebagaimana firman-Nya dalam surah at-Taubah ayat 119 yang terjemahannya, "Hendaklah kamu selalu beribadah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur."
Ayat di atas merupakan penegasan bahwa Allah Maha Penerima tobat diikuti dengan perintah: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sungguh-sungguh berupaya melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan hendaklah kamu bersama dengan orang-orang yang benar, jujur dalam ucapan, perilaku dan perbuatannya.
Kondisi saat ini, banyak orang yang kesulitan menyampaikan kebenaran. Orang yang tidak menyampaikan kebenaran, karena merasa takut dan tersiksa sehingga kesehatan mentalnya terganggu. Dalam Islam, lebih baik menyampaikan kebenaran karena hal itu membuat mereka merasa damai dan bahagia karena telah melaksanakan perintah Allah SWT. Bagi orang-orang beriman, melaksanakan perintah-Nya berkata benar adalah keharusan. Allah SWT pasti akan memberikan jalan perlindungan-Nya. Maka berhati-hatilah jangan berbuat buruk sehingga engkau tersandera dan hamba yang bergantung pada sesama. Hal ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, apakah itu orang kebanyakan maupun para elite yang tersandera dan kadang saling mengunci.
Untuk itulah perlu kita mengetahui bekal apakah yang benar sesuai dengan keyakinan? Dengan bertakwa berarti kita membuat perbekalan yang terbaik dalam kehidupan ini, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surah al-Baqarah ayat 197, yang terjemahannya, "Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa." Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat."
Ayat di atas menegaskan bahwa nilai-nilai ketakwaan itulah yang akan abadi, dan bisa menyelamatkan kita dalam kehidupan di dunia ini, dan di akhirat nanti. Sifat golongan orang-orang takwa adalah ia mengetahui yang apa diperintah dan ditunaikan, juga sadar apa saja yang dilarang maka dihindari. Kehidupan saat ini kadang ditemukan bahwa yang diperintah diabaikan dan yang dilarang justru ditunaikan. Sering menjadi pembicaraan dalam masyarakat, yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan. Inilah tanda-tanda hukum menjadi alat bagi yang berkuasa.
Penguasa merupakan wakil Tuhan dalam memimpin suatu negeri. Kepemimpinan ini dipertanggungjawabkan, oleh karenanya seorang pemimpin akan melekat kekuasaan padanya. Islam mengajarkan pada umatnya, bahwa pemimpin itu harus memegang teguh sifat adil. Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi maupun golongannya.
Allah SWT telah memberikan perintah untuk berlaku adil, sebagaimana dalam firman-Nya surah an-Nahl ayat 90 yang terjemahannya, "Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Dia (juga) melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat."
Makna ayat ini adalah: Allah SWT memerintahkan kaum Muslimin untuk berbuat adil dalam semua aspek kehidupan serta melaksanakan perintah Al-Qur'an, dan berbuat ihsan (keutamaan). Adil berarti mewujudkan kesamaan dan keseimbangan di antara hak dan kewajiban. Hak asasi tidak boleh dikurangi disebabkan adanya kewajiban.
Wahai para pemimpin ingatlah nasihat Imam Ghazali: Tak satu pun penguasa yang tidak direndahkan oleh Allah SWT karena mengikuti hawa nafsu, melampaui batas, dan durhaka kepada Tuhannya. Mereka adalah kaum yang diliputi rendahnya hijab, diusir dari pintu dan dijauhkan dari sisi-Nya. Oleh sebab itu, manusia yang terhijab dari pengagungan dan makrifat kepada-Nya di dunia, ia layak terhijab dari penghormatan dan penyaksian-Nya di akhirat.
Oleh karena itu, sebagai pemimpin hendaknya jujur sebagai landasan dan adil adalah sifatnya, sehingga sadar dan bisa menentukan mana yang benar dan yang salah. Semoga Allah SWT melindungi dan membimbing kepada jalan kebenaran.
-
Aunur Rofiq
Penulis adalah Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal