Empat Pilar Tegaknya Negara

Kolom Hikmah

Empat Pilar Tegaknya Negara

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 23 Mei 2025 08:00 WIB
Aunur Rofiq
Aunur Rofiq. Foto: Edi Wahyono/detikcom
Jakarta -

Negara menurut Ibnu Khaldun adalah suatu keharusan bagi peradaban manusia yang selalu membutuhkan kepemimpinan atau otoritas untuk melindungi keberadaan hidupnya. Kekuasaan yang terwujud dalam suatu wilayah merupakan kebutuhan dalam peradaban manusia.

Menurut Ibnu Khaldun suatu negara mempunyai umur seperti makhluk hidup lainnya. Umur suatu negara kurang lebih 120 tahun dan dibagi dalam tiga generasi. Satu generasi selama 40 tahun.

Generasi pertama, hidup dalam keadaan primitif yang keras dan jauh dari kemewahan kehidupan kota, masih tinggal di pedesaan. Generasi kedua, berhasil meraih kekuasaan dan mendirikan negara, sehingga generasi ini beralih dari kehidupan primitif yang keras menuju kehidupan kota yang penuh dengan kemewahan. Generasi ketiga, negara mengalami kehancuran, sebab generasi ini tenggelam dalam kemewahan, penakut dan kehilangan makna kehormatan, keperwiraan dan keberanian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun peran ulama sebagai Pemandu jalan Allah SWT. Mereka adalah pelanjut dan pewaris risalah kenabian sebagaimana dinyatakan dalam hadis, "Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi, dan nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham melainkan mewariskan ilmu..." (HR Tirmidziy, Abu Daud, & Ibn Majah). Dengan ilmunya ulama bagaikan pelita yang menerangi perjalanan dalam kegelapan. Cahaya untuk umat dan para pemimpin.

Mereka (para ulama) bisa memberikan nasihat dan panduan kepada pemerintah dalam menjalankan tugasnya yang berlandaskan pada prinsip-prinsip agama dan keadilan. Pengaruh ulama ini sangat penting dalam menjaga stabilitas dan harmoni sosial di suatu negeri khususnya Indonesia. Para ulama ini hendaknya menjaga integritas bukan meminta jabatan pada penguasa. Jika hal itu terjadi maka ulama tersebut akan pekewuh dalam memberikan nasihat.

ADVERTISEMENT

Pemimpin yang adil. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Tirmidzi, Abu Sa'id meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya manusia yang paling dicintai Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya dengan-Nya adalah imam yang adil. Dan manusia yang paling dibenci Allah dan paling jauh kedudukannya dari-Nya adalah imam yang zalim."

Adapun keutamaan pemimpin yang adil sebagaimana dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, "Satu hari seorang pemimpin yang adil lebih utama daripada beribadah 60 tahun. Satu hukum ditegakkan di bumi akan dijumpainya lebih bersih daripada hujan yang turun selama 40 hari."

Seorang pemimpin yang memiliki keberanian dalam menegakkan keadilan, lebih baik membersihkan bumi dibandingkan dengan hujan selama 40 hari. Mengapa demikian?

Karena keadilan yang ditegakkan akan membersihkan segala bentuk kejahatan, kecurangan, dan tipu daya yang dilakukan oleh orang-orang zalim. Jadi, jika seseorang memperoleh kesempatan diberi amanah sebagai pemimpin daerah maka gunakanlah dan jadikan wasilah untuk menumpuk kebaikan. Jangan engkau sia-siakan kekuasaan dimiliki untuk kesenangan diri, keluarga dan kelompok.

Orang-orang muslim yang dermawan sangat dicintai Allah SWT. Hidup mereka akan penuh dengan keberkahan dan limpahan rezeki. Ada empat wasiat Rasulullah SAW tentang keutamaan orang dermawan yaitu: Dekat dengan Rahmat Allah SWT dan jauh dari siksa-Nya, surga diciptakan untuk orang dermawan, diselamatkan Allah SWT dan mendapat sejuta kebaikan.

Dalam ajaran Islam, dermawan adalah sebuah akhlak atau sifat yang sangat dianjurkan. Karakteristik dermawan mencakup sifat murah hati, yang menggambarkan kemauan untuk memberi dengan tulus dan tanpa berlebihan. Dermawan adalah karakteristik penting bagi seorang muslim yang bertakwa dan beriman kepada Allah SWT.

Imam Al-Qusyairi dalam risalahnya yang terkenal membahas kemurahan hati dan kedermawanan (kesalehan sosial). Dalam risalah itu ia membuka pembahasan kemurahan hati dan kedermawanan dengan surat Al-Hasyr ayat 9 yang terjemahannya, "Orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota (Madinah) dan beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin) mencintai orang yang berhijrah ke (tempat) mereka. Mereka tidak mendapatkan keinginan di dalam hatinya terhadap apa yang diberikan (kepada Muhajirin). Mereka mengutamakan (Muhajirin) daripada dirinya sendiri meskipun mempunyai keperluan yang mendesak. Siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran itulah orang-orang yang beruntung."

Orang yang murah hati adalah orang yang ringan untuk berbagi. Orang yang murah hati dapat berbagi kelebihan harta atau pertolongan pertama saat kecelakaan di jalan. Orang yang pemurah juga berarti orang yang mudah memaafkan kesalahan orang lain dan ringan dalam menerima kekurangan orang lain (sakhawatun nafs).

Adapun pilar terakhir adalah doa orang-orang fakir. Miskin dan kaya keduanya sama-sama merupakan cobaan dan ujian bagi seorang hamba. Orang yang miskin diuji dengan kefakirannya, apakah ia dapat bersabar ataukah tidak. Sementara orang kaya diuji dengan kekayaannya, apakah ia dapat bersyukur, ataukah kufur terhadap nikmat Allah SWT.

Hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, tentang orang miskin atau fakir, Rasulullah SAW bersabda, "Orang miskin itu bukanlah mereka yang berkeliling minta-minta kepada orang lain agar diberikan sesuap dan dua suap makanan dan satu-dua butir kurma." Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, (kalau begitu) siapa yang dimaksud orang miskin itu?" Beliau menjawab, "Mereka ialah orang yang hidupnya tidak berkecukupan, dan tidak ada yang menyadari (kemiskinannya) sehingga tidak ada yang memberinya sedekah (zakat), dan mereka tidak mau minta-minta sesuatu pun kepada orang lain."

Mereka inilah jika memohon kepada Allah SWT seakan tidak ada sekat. Mereka adalah fakir-miskin yang mampu berdoa, tentu bukan sembarangan fakir. Mungkin secara materi, mereka berkekurangan, tapi tidak demikian halnya dengan hati dan mental serta sikap hidupnya. Mereka memiliki akidah yang kuat, akhlak yang mulia dan ibadah yang benar, bahkan berusaha untuk memberikan kebaikan kepada orang lain.

Keempat pilar inilah yang mampu menegakkan suatu negara, jika engkau sebagai ulama teruslah tingkatkan ilmu, jika sebagai pemimpin maka terapkanlah keadilan, jika sebagai orang berkemampuan maka jadilah seorang dermawan dan jika sebagai orang fakir maka berdoalah pada-Nya agar negeri ini aman, tenteram dan sejahtera. Semoga Allah SWT menuntun keempat pilar dalam menjalankan fungsinya.

-
Aunur Rofiq

Penulis adalah Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)




(kri/kri)

Hide Ads