Bersatu Menjemput Kemenangan

Kolom Hikmah

Bersatu Menjemput Kemenangan

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 25 Agu 2023 08:00 WIB
Aunur Rofiq
Foto: Edi Wahyono/detikcom
Jakarta -

Jumlah umat Islam pada permulaan masa penyebarannya oleh Rasulullah SAW. saat di kota Mekah sampai hijrah di kota Madinah hingga dikeluarkannya Piagam Madinah sekitar 1.500 orang dari jumlah jumlah penduduk saat itu sekitar 10.000 orang. Saat itu umat Islam minoritas dan membentuk suatu negara Kota. Isi dan makna Piagam Madinah ini telah menjadi sumber konstitusi negara-negara saat ini seperti, tentang persamaan hak, kebersamaan, dan keadilan.

Bagaimana dengan jumlah umat Islam saat ini ? Ada pendapat yang optimis bahwa jumlah yang besar itu kenikmatan, sedangkan pendapat yang pesimis bahwa jumlah besar itu beban. Dalam hal ini penulis berpendapat jumlah besar itu nikmat dari-Nya, sehingga kita semua berkewajiban untuk mewujudkannya dengan upaya/ikhtiar. Ingatlah dalam firman-Nya pada surah al-A'raf ayat 86 yang artinya, "Dan janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah dan ingin membelokkannya. Ingatlah ketika kamu dahulunya sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu".

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) : Janganlah kalian duduk di setiap jalan seraya mengancam setiap orang yang melaluinya untuk merampas harta bendanya. Dan janganlah kalian menghalang orang-orang yang hendak mengikuti agama Allah SWT. seraya membuat jalan-Nya menjadi bengkok (nampak sulit) agar tidak dilalui oleh manusia (yakni menghindar dari agama-Nya ). Dan ingatlah nikmat yang Allah SWT. berikan kepada kalian agar kalian bersyukur kepada-Nya. Karena dahulu jumlah kalian sedikit, kemudian Allah SWT. memperbanyak jumlah kalian. Dan perhatikanlah bagaimana nasib orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi sebelum kalian. Nasib mereka berakhir dengan kebinasaan dan kehancuran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memang awal dari kebesaran bermula dari sedikit atau kecil, kemudian berkembang terus menerus menjadi besar. Mari kita simak secara ringkas sejarah Islam dakam periode klasik ( 650-1.250 M ). Dalam periode ini ada masa ekspansi dan keemasan yang dimulai dari Amirul Mukminin Abu Bakar yang dilanjutkan para pemimpin Islam hingga Bani Abbasiyah. Masa kemajuan ini telah diakui oleh para orientalis Barat seperti pendapat H.McNeill berkata, "Kebudayaan Kristen di Eropa pada tahun 600-1.000 M mengalami masa surut yang rendah. Pada abad ke XI, Eropa mulai sadar terhadap adanya peradaban Islam yang tinggi di dunia Timur. Melalui Spanyol, Sicilia, peradaban itu sedikit demi sedikit dibawa ke Eropa."

Gustave Lebon berkata, "Orang-orang Arablah yang menyebabkan kita mempunyai peradaban. Sebab, merekalah imam kita selama enam abad." Dilanjutkan oleh Jacques C Rislar berujar, "Bahwa ilmu pengetahuan teknik Islam sangat mempengaruhi kebudayaan Barat." Disambung oleh Romm Landayu menyatakan dari hasil penelitiannya, mengambil kesimpulan bahwa orang-orang Barat belajar berpikir serta objektif dan logis, sekaligus belajar lapang dada dari orang-orang Islam periode klasik.

ADVERTISEMENT

Bagaimana kondisi umat Islam saat ini? Semenjak terjadi kemunduran peradaban Islam dan dibarengi dengan terpecahnya negeri-negeri Islam menjadi banyak negara. Menurut hasil perdata mengenai perkembangan pemeluk agama Islam semakin bertambah menjadi 1,7 miliar umat menurut data tahun 2022. Dengan ini penganut agama Islam di dunia menjadi agama terbesar kedua setelah agama Kristen. Jumlah umat Islam mencapai 15% populasi dunia saat ini. Penganut agama Islam terbesar saat ini masih dipegang negara Indonesia. Islam adalah agama yang dominan di Asia Tengah, Timur Tengah, Afrika Utara, Afrika Barat, dan beberapa bagian lain di Asia.

Meskipun jumlah mencapai 1,7 Milyar dan terus berkembang sangat pesat khususnya di negara-negara maju, masih belum bersatu dan menempuh jalan berbeda-beda. Umat Islam masih buta atas cahaya Allah SWT. dan terpecah belah dalam kegelapan. Sebagian umat condong ke kanan dan yang lain menyimpang ke kiri. Sebagian jamaah cenderung ke timur dan sebagian lagi cenderung ke barat, sehingga lupa akan peringatan-Nya dalam surah al-An'am ayat 153 yang artinya, "Dan bahwa ( yang kami perintahkan ) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan ( yang lain ), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya."

Jika umat Islam terus berlangsung dalam kondisi seperti ini, maka kita akan tetap tercerai-berai. Maka perpecahan akan menjadikan jumlah 1,7 Milyar tidak memberikan arti, bila bersatu maka muncullah kekuatan yang dahsyat di bidang ekonomi, politik dan sosial dan budaya serta otomatis akan memberikan sumbangan pada peradaban dunia.

Satu contoh saja, bersatu dalam bidang ekonomi. Setiap pengusaha di negeri Muslim akan menjalin hubungan dagang dengan saudaranya di negeri Muslim yang lain. Kebutuhan dan produksi masing-masing negeri tidak lain untuk saling melengkapi dan memenuhi jika ada saudaranya yang kekurangan. Jika produksi dalam skala besar tentu akan menghadirkan tingkat efisiensi yang tinggi dan permintaan atas barang dalam skala besar akan memperoleh harga yang reasonable. Inilah sebenarnya sudah diberikan tuntunan dalam Ukhuwah Islamiyah ( adalah gambaran tentang hubungan antara orang-orang Islam sebagai satu persaudaraan, dimana antara yang satu dengan yang lain seakan akan berada dalam satu ikatan ).

Maka umat Islam dalam rangka menjemput kemenangan hendaknya bersatu pada jalan-Nya seperti surah di atas ( al-An'am ayat 153 ). Negeri ini mempunyai dua organisasi kemasyarakatan Islam terbesar yaitu NU dan Muhammadiyah dan beberapa yang lain. Semoga Allah SWT. memberikan jalan-Nya untuk mempersatukan.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)




(erd/erd)

Hide Ads