Kemampuan spiritual (ar Ruhiyah) kita lemah sehingga belum bisa berfungsi maksimal. Kita sadar bahwa tubuh ini awal mulanya terbentuk dari unsur tanah liat kering dan lumpur hitam, namun kita lebih mengunggulkan unsur ini daripada peniupan ruh yang merupakan rahasia pemuliaan Allah SWT. Untuk itulah dalam firman-Nya surah al-Hijir ayat 29 yang terjemahannya, "Maka, apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)-nya dan telah meniupkan ruh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, menyungkurlah kamu kepadanya dengan bersujud."
Pada ayat ini, Allah SWT. memerintahkan agar Nabi Muhammad SAW. mengingatkan umatnya, tatkala Allah SWT. mengatakan kepada para malaikat tentang maksud-Nya untuk menciptakan Adam. Dia akan menciptakan manusia dari tanah kering yang berasal dari lumpur hitam, dan jika Dia telah menyempurnakan bentuknya dengan sebaik-baiknya, akan ditiupkan ke dalamnya roh ciptaan-Nya serta akan memerintahkan malaikat dan Iblis sujud kepadanya sebagai penghormatan kepadanya.
Perintah Allah SWT. ini dilaksanakan oleh para malaikat dengan patuh dan khidmat, kecuali Iblis. Ia enggan bersujud kepada Adam, karena ia merasa dirinya lebih tinggi derajatnya daripada Adam. Ia diciptakan dari api, sedang Adam diciptakan dari tanah. Kebanyakan ahli tafsir berpendapat bahwa peristiwa penciptaan Adam dan peristiwa pengingkaran Iblis terhadap perintah-Nya serta ketaatan dan keikhlasan malaikat melaksanakan perintah itu menggambarkan watak dari ketiga macam makhluk-Nya tersebut. Malaikat diciptakan sebagai makhluk yang selalu tunduk dan patuh kepada perintah-Nya, tidak pernah mengingkarinya sedikit pun. Oleh karena itu, malaikat dijadikan Allah SWT. sebagai pengawal dan pengatur bumi dengan izin-Nya, dan diperintahkan tunduk kepada Adam beserta keturunannya. Adapun manusia adalah makhluk-Nya yang terdiri dari dua unsur, yaitu unsur jasmani dan unsur ruhani. Penggabungan kedua macam unsur ini menyebabkan manusia mempunyai potensi untuk mengambil manfaat dari bumi seluruhnya dengan pengetahuan yang dianugerahkan Allah SWT. kepadanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hakikat penciptaan manusia ini adalah tunduk dan taat pada Sang Pencipta. Ruh merupakan inti (hakikat ) unsur terjadinya manusia bukan pada tanah liat kering dan lumpur hitam. Hal ini sama dengan unsur lahir dan batin, lahir melaksanakan perintah-Nya namun batinnya belum ikhlas sepenuhnya.
Baca juga: Moderasi di Tengah Dunia yang Bergejolak |
Oleh sebab itu, batin selalu mengalami ujian dalam kehidupan kekinian yang makin kompleks. Angin kemaksiatan terus bertiup kencang untuk memadamkan pelita ketakutan di dalam hati ini. sehingga kegelapan yang panjang dan mencekam membuat hati ini menjadi keras sebagaimana kerasnya hati para ahli kitab sebelumnya.
Tentang hati yang sekeras batu, Allah SWT. telah memperingatkan dalam firman-Nya surah al-Baqarah ayat 74 yang terjemahannya, "Setelah itu, hatimu menjadi keras sehingga ia (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal, dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar. Ada pula yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya, dan ada lagi yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan."
Ayat di atas menerangkan respons kaum Yahudi pada masa Nabi Muhammad SAW. tentang kisah kakek moyangnya. Kemudian setelah kamu, kaum Yahudi, mendengar kisah dan mengetahui sikap mereka itu, hatimu menjadi keras, sehingga menjadi seperti batu, atau bahkan lebih keras dari batu. Ungkapan ini mengisyaratkan bahwa mereka tetap tidak mau beriman walaupun telah mengetahui bukti-bukti kekuasaan-Nya, seperti yang disebutkan pada ayat sebelumnya, bahkan mereka justru bertambah ingkar kepada Tuhan. Padahal, dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang airnya memancar daripadanya, sementara dari celah hatimu tidak ada setitik cahaya ketakwaan yang memancar.
Begitulah jika Allah SWT. berkehendak kepada kaum yang ingkar meskipun mereka tahu kebenarannya. Kondisi umat saat ini mempunyai pemahaman terhadap agama yang merupakan ruh keberadaan kita, rahasia keabadian, dan keutamaan, sangatlah buruk. Kita disibukkan oleh bentuk permata dan oleh kerangkanya daripada intinya. Ingatlah bahwa yang paling penting dalam pengajaran agama Islam adalah pensucian hati dan pembersihan diri.
Dalam mensucikan hati ini, firman-Nya dalam surah asy-Syam ayat 9 dan 10 yang terjemahannya, "sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya."
Makna ayat di atas adalah : Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwa itu dan menyucikannya dari segala kekotoran seperti syirik, kufur, takabur, iri, dengki, kikir, tamak, dan sebagainya, lalu menghiasinya dengan sifat-sifat baik seperti iman, ikhlas, sabar, syukur, dan sebagainya. Dan sungguh rugi orang yang menutupi kemuliaan jiwa itu, mengotorinya dengan sifat-sifat buruk, dan mematikan potensinya untuk berbuat baik. Dengan melakukan hal itu, manusia tidak malu lagi berperilaku buruk, berbuat dosa, dan merugikan orang lain.
Orang yang mensucikan jiwa merupakan orang yang telah memahami hakikat, tahu mana tujuan dan yang alat untuk mencapai tujuan tersebut. Jika seseorang belum mencapai tingkatan itu, maka ia laksana seorang murid yang menerima tangan seorang Syekh, namun ia tidak mendengarkan nasihatnya. Hal ini yang kita khawatirkan karena Allah SWT. telah mengingatkan dengan firman-Nya surah al-A'raf ayat 51 yang terjemahannya, "Mereka adalah) orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai kelengahan dan permainan serta mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka, pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini dan karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami."
Inti dari uraian di atas adalah menemukan kunci kepribadian umat, yaitu keimanan. Yakni keimanan kepada Islam yang sejak semula telah menjadikan umat ini sebagai umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia.
Semoga Allah SWT. sesuai kehendak-Nya menjadikan kita dan para pemimpin dapat menjaga keimanan kepada-Nya.
Aunur Rofiq
Penulis adalah Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!