Buah Pohon yang Disiram Ketaatan

Kolom Hikmah

Buah Pohon yang Disiram Ketaatan

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 21 Mar 2025 07:59 WIB
Aunur Rofiq
Foto: Ilustrasi: Zaki Alfaraby/detikcom
Jakarta -

Hati laksana pohon, jika pohon mengalami kekeringan maka daunnya rontok berguguran. Ingatlah bahwa kondisi hati menjadi wewenang Allah SWT. Dia bisa membolak balikkan, karena itu taatilah perintah dan jauhi larangan-Nya.

Adapun makna Allah SWT. Maha Membolak-balikkan Hati merujuk pada sifat-Nya yang memiliki kekuasaan untuk mengubah atau menggerakkan hati seseorang sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam konteks ini, "hati" bukan hanya merujuk pada organ fisik yang memompa darah, tetapi juga mencakup emosi, keyakinan, dan motivasi dalam diri seseorang. Istilah ini berasal dari ayat Al-Qur'an dalam Surah al-Anfal, ayat 53, yang berbunyi: "Demikianlah Allah membuat kebimbangan dalam hati orang-orang kafir."

Ayat ini menggambarkan bahwa Allah SWT. memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi keputusan dan tindakan orang-orang kafir untuk mencapai tujuan-Nya. Turunnya azab atas orang-orang kafir ini merupakan bukti keadilan-Nya sebab yang demikian itu, yakni turunnya azab, karena sesungguhnya Allah SWT. tidak akan mengubah suatu nikmat yang tampak pada penglihatan dan bisa dirasakan langsung, seperti rasa aman, kemakmuran, kesuburan, dan lain-lain, yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri menyangkut perubahan sikap mental dan perilaku, seperti dari peduli menjadi tidak peduli, adil menjadi tidak adil, berani berkorban menjadi serakah, dan lain-lain. Sungguh, Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.m

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana hadis riwayat Muslim:

Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hati seorang hamba berada di antara dua jari-jari dari jari-jari Rahman (Allah). Allah membolak-balikkannya sesuai dengan kehendak-Nya."

ADVERTISEMENT

Pohon yang telah disiram secara rutin dengan ketaatan maka buahnya seperti :

1. Buah yang dihasilkan mata adalah keseriusan untuk mengambil pelajaran dari segala hal yang dilihat serta menyaksikan alam semesta menjadi bukti kebesaran-Nya. Jika mata lalai dan melihat hal-hal yang haram dan mencermati atau keburukan orang lain, itu bukan buah dari pohon yang disirami ketaatan.

2. Buah dari lidah adalah zikir. Orang yang beriman sibuk mengingat-Nya melalui zikir. Sebaliknya jika lisan suka menggibah seperti saat ini sering terjadi di group medsod, mencela, mengadu domba, merusak kehormatan orang lain dan berbicara yang tidak ada substansinya atau bicara dengan sia-sia maka hati pemilik lisan ini akan menuju gelap dan kesat. Ikutilah tuntunan Rasulullah SAW. yang bersabda, "Hendaklah lidahmu basah dengan mengingat Allah SWT." ( HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad ). Lisan dalam kehidupan saat ini lebih sering dijumpai kontrolnya melemah, ini terbukti dalam diskusi apalagi perdebatan yang hasil akhirnya terjadi pertengkaran atau paling tidak akan menyakiti hati lawan bocara/debatnya.

3. Buah dari telinga adalah perhatian penuh terhadap Al-Qur'an sehingga ia memahami isi firman-Nya dan hatinya merasa tenang dengannya. Mukjizat ini terbukti tatkala orang-orang non muslim yang mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an dilantunkan, mereka merasakan ketenangan dan kedamaian ( hasil pooling di negara-negara Barat ). Namun, sebaliknya jika telinga sibuk mendengarkan yang terlarang seperti aib orang lain maka pengaruhnya dirasakan hati menjadi makin gelap.

Allah SWT. telah mengingatkan agar jangan sampai mata dan telinga dipergunakan bukan untuk ketaatan-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya surah al-A'raf ayat 179 yang terjemahannya, "Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan banyak dari kalangan jin dan manusia untuk (masuk neraka) Jahanam (karena kesesatan mereka). Mereka memiliki hati yang tidak mereka pergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan memiliki mata yang tidak mereka pergunakan untuk melihat (ayat-ayat Allah), serta memiliki telinga yang tidak mereka pergunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."

4. Adapun buah dari kedua tangan dan kaki adalah membuahkan amal-amal kebajikan. Seorang mukmin senantiasa menjaga shalat dengan berjamaah, membantu sesama yang lagi kesulitan, mengunjungi orang yang lagi sakit, bersedekah dengan kedua tangannya, dan menginfakkan sebagian harta yang Allah SWT. berikan kepadanya. Sebaliknya jika tangan dan kaki dipergunakan untuk bermaksiat, niscaya cahaya hati meredup dan akhirnya menjadi gelap.

Kedua kaki dan tangan saat engkau dihisab, keduanya akan berkata / bercerita yang sebenarnya, bukan skenario yang engkau buatkan. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam surah Yasin ayat 65 yang terjemahannya, "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan."

Ayat ini menjelaskan tentang keadaan orang kafir dan munafik pada hari kiamat ketika mereka mengingkari apa yang mereka lakukan di dunia. Maka Allah tutup mulut mereka dan membuat anggota badan mereka yang berbuat yang berbicara.

Oleh sebab itu, jagalah kepala berikut apa yang ia ketahui, menjaga perut berikut apa yang dikandungnya, dan selalu mengingat kematian dan musibah. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat tinggalkanlah perhiasan dunia dan barangsiapa yang bisa melakukan itu semua, berarti ia telah benar-benar malu kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT. selalu membimbing dan menerangi dengan cahaya-Nya agar kita selalu menyirami hati dengan ketaatan kepada-Nya.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads