Dakwah sirriyah dan dakwah jahr adalah dua metode dakwah yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam. Metode tersebut digunakan dalam waktu yang berbeda.
Syaikh Ibrahim bin Shalih bin Shabir Al-Maghdzawi dalam buku Ta'lif An-Nabi Li Al-Qulub wa Atsaruhu fi Ad-Da'wah Ilallah, Allah SWT membekali Rasulullah SAW dengan bekal hikmah atas ilmu untuk menyelesaikan segala perkara.
Pada awalnya Rasulullah SAW berdakwah sirriyah atau sembunyi-sembunyi. Lalu setelah Hamzah, paman beliau masuk Islam disusul oleh Umar bin Khattab yang dengan keduanya dapat menguatkan agama Islam maka cara berdakwah Rasulullah SAW berubah menjadi dakwah jahr atau terang-terangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya surah Asy-Syu'ara ayat 21,
فَفَرَرْتُ مِنْكُمْ لَمَّا خِفْتُكُمْ فَوَهَبَ لِيْ رَبِّيْ حُكْمًا وَّجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ ٢١
Artinya: "Kemudian, aku lari darimu karena takut kepadamu. Lalu, Tuhanku menganugerahkan kepadaku hukum (ilmu dan kearifan) dan menjadikanku salah seorang rasul."
Hal tersebut turut dijelaskan oleh Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakafuri dalam Sirah Nabawiyah, bahwa terdapat 3 tahapan dakwah Rasulullah SAW,
1. Tahapan dakwah sirriyah atau sembunyi-sembunyi, yang berjalan selama tiga tahun.
2. Tahapan dakwah jahr atau secara terang-terangan di tengah penduduk Makkah, yang dimulai sejak tahun ke-4 dari nubuwah hingga akhir tahun ke-10.
3. Tahapan dakwah di luar Makkah dan penyebarannya, yang dimulai dari tahun ke-10 dari nubuwah hingga hijrah ke Madinah..
Tiga tahun dakwah secara sembunyi-sembunyi, sebagaimana yang diketahui bahwa Makkah merupakan sentral agama bangsa Arab. Di sana terdapat peribadatan terhadap Ka'bah dan penyembahan terhadap berhala dan patung-patung yang disucikan seluruh bangsa Arab.
Pada mulanya, Nabi Muhammad SAW hanya menyebarkan agama Islam kepada kerabatnya saja, yaitu mereka yang memang diketahui mencintai kebaikan dan kebenaran, mengenal kejujuran dan kelurusan beliau.
Di dalam tarikh Islam disebutkan bahwa mereka yang beriman kepada Rasulullah SAW dan Allah SWT disebut As-Sabiqunal Awwalun (yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam).
Orang-orang tersebut di antaranya, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid, Zaid bin Haitsah bin Syurahbil Al-Kalby, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar as-Shiddiq.
Abu Bakar as-Shiddiq membantu Rasulullah SAW dalam berdakwah, ia pun menyeru kepada kaumnya yang biasa duduk-duduk bersamanya dan yang dapat dipercayainya.
Berkat seruannya, ada beberapa yang akhirnya masuk Islam yaitu Utsman bin Affan al-Muwawi, Az-Zubair bin Al-Awwan Al-Asadi, Abdurrahman bin Auf, Sa'd bin Abi Waqqash Az-Zuhriyah dan Thalhah bin Ubaidillah at-Taimi.
Pada masa ini semua orang yang masuk Islam, masuk secara sembunyi-sembunyi. Rasulullah SAW menemui mereka dan mengajarkan agama secara kucing-kucingan. Sebab, dakwah saat itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan.
Hingga pada akhirnya kaum kafir Quraisy mendengar dakwah Islam di mana-mana, meskipun dakwah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan.
Muhammad Al-Ghazali menuturkan, kabar tentang dakwah Islam ini sudah mulai menyebar di kalangan Quraisy, namun mereka tidak peduli dengan hal itu. Sebab, mereka mengira bahwa Nabi Muhammad SAW sama seperti mereka.
Namun, lama-kelamaan terdapat perasaan khawatir yang mulai menghantui mereka karena pengaruh tindakan beliau. Oleh karena itu, mereka mulai menaruh perhatian terhadap dakwah beliau.
Selama tiga tahun lamanya, dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang mukmin yang senantiasa menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu-membahu.
Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah SAW menyampaikan dakwah kepada kaumnya, menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang berhala-berhala sesembahan mereka.
Sebagaimana firman Allah SWT,
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ ٩٤
Artinya: "Maka, sampaikanlah (Nabi Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik." (QS Al-Hijr: 94)
Kemudian, Rasulullah SAW mulai melakukan dakwah jahr atau secara terang-terangan. Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah SAW yaitu dengan mengundang bani Hasyim dan menyeru kepada mereka. Namun, mereka masih belum mau untuk mendengar Rasulullah SAW.
Saat melakukan dakwah secara terang-terangan ini Rasulullah SAW mendapatkan rintangan dari kaum kafir Quraisy, misalnya saja
1. Ejekan, penghinaan, olok-olok, dan penertawaan. Hal ini ditujukan kaum kafir Quraisy kepada kaum muslimin. Bahkan kaum kafir Quraisy menyebut Nabi Muhammad SAW sebagai orang sinting atau gila. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT,
وَقَالُوْا يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْ نُزِّلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ اِنَّكَ لَمَجْنُوْنٌ ۗ ٦
Artinya: "Mereka berkata, "Wahai orang yang kepadanya diturunkan Al-Qur'an, sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) benar-benar orang gila." (QS. Al-Hijr:6)
2. Menjelek-jelekkan ajaran beliau, dengan membangkitkan keragu-raguan, menyebarkan anggapan-anggapan yang menyangsikan ajaran beliau.
3. Melawan Al-Qur'an dengan dongeng orang-orang terdahulu dan menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng itu, agar kaum Muslimin meninggalkan Al-Qur'an.
4. Menyodorkan beberapa bentuk penawaran, sehingga dengan penawaran tu mereka berusaha untuk mempertemukan Islam dengan dan jahiliyah.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Perbedaan Waqaf dan Washal dalam Ilmu Tajwid
Doa Nabi Adam: Arab, Latin, dan Terjemahannya