Kepala Bidang SMA dari Dinas Pendidikan Jakarta Ali Muqodas ungkap jumlah peserta Tes Kemampuan Akademik (TKA) di Jakarta tidak mencapai 100 persen. Dari jumlah murid sebanyak 62.123 orang, yang mengikuti TKA adalah 59.830 murid atau 96,31 persen.
Hal ini disebabkan lantaran pihaknya mengikuti ketetapan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bila TKA bukan sebuah kewajiban. Disdik juga telah memastikan semua stakeholder yang terkait mendukung pelaksanaan TKA.
"Artinya tidak mewajibkan kepada seluruh peserta didik dan Alhamdulillah di SMA 78 ini semua peserta didik terlibat untuk mengikuti TKA," tuturnya.
Hal itu disampaikan Ali kepada wartawan usai memantau pelaksanaan hari pertama TKA di SMA Negeri 78 Jakarta Barat, Senin (3/11/2025).
Alasan Siswa Tak Ikut TKA
Ali menyebut setidaknya ada tiga alasan mengala ada murid di Jakarta yang memilih untuk tidak mengikuti TKA. Pertama, para murid ini berasal dari Satuan Pendidikan Kerja Sama (PKS).
Mengutip laman Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM) Kemendikdasmen menyatakan SPK adalah satuan pendidikan yang diselenggarakan atau dikelola atas dasar kerja sama antara Lembaga Pendidikan Asing yang terakreditasi/diakui di negaranya atau Lembaga Pendidikan di Indonesia pada jalur formal dan nonformal yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Ia kembali menegaskan rata-rata murid yang tidak mengikuti TKA berasal dari SPK. Alasan kedua terkait hal ini adalah murid galau, sehingga memilih tidak mengikuti TKA.
"Terus kemudian ada juga yang apa namanya keterbatasan intelektual. Jadi ada beberapa hal yang menyebabkan anak itu tidak ikut," urainya.
Sejak awal Ali mengaku pihaknya tidak mewajibkan murid untuk mengikuti TKA. Kendati demikian, selama proses sosialisasi, pihaknya terus menyampaikan berbagai manfaat mengikuti TKA.
"TKA ini ya tidak menentukan kelulusan, terus kemudian bisa jadi ini untuk intropeksi diri. Untuk intropeksi diri persiapan kita mungkin menunju perguruan tinggi. Kalau misalkan loh kok hasil TKA saya segini, gimana nanti persiapan saya untuk menuju perguruan tinggi. Sudah siap atau belum?," ujarnya.
Sebagai dinas pendidikan, pihaknya akan memberikan wadah bagi peserta TKA. Sehingga ia berharap pelaksanaannya bisa berjalan lancar dan sukses.
"Jadi tidak ada kami memaksakan semua ikut, engga. Yang pasti kalau sekolah saya minta untuk memfasilitasi. Jika ada yang mau ikut ayo fasilitasi harus dikasih wadah duluan istilahnya," tandasnya.
Simak Video "Video: Respons Kemendikdasmen soal Ramai Petisi Batalkan TKA "
(det/nah)